Setiap manusia yang hidup di dunia, memiliki
1. Ruh
sebagai daya hidup, dikenal juga dgn sebutan SPIRIT, dikenal juga dengan
sebutan pemilik nama nama baik atau asmaul husna atau ekasatvipram bahuda
vadanti dlm bahasa sansekerta
2. Sifat
sebagai hawa hidup, dikenal juga dgn sebutan MIND, dikenal juga dengan sebutan sifat
sifat Tuhan yg disemaikan dalam garis besar haluan hidup diri yaitu sifat 20,
atau rajahkala cakra dalam prilaku dlm filsafat leluhur nusantara.
3. Jasad
sebagai Tindakan/ napsu hidup, dikenal juga dengan sebutan BODY, dikenal juga
dengan sebutan alat / sarana pewujud af’al ( prilaku )
Bila ketiga-tiganya ada, manusia bisa merasakan
kesakitan, kepanasan, kedinginan, kelaparan dan kehausan. Sementara dalam
keadaan koma/ fana baqo fillah, nafsunya tidak ada maka jasmani tidak akan bisa
merasakan apa-apa lagi. Apalagi dalam keadaan binasanya jasad, nafsu dan
ruhnya sudah tidak ada lagi.
Dengan adanya reinkarnasi ini, masuk akal bila yang dimaksud
dengan neraka adalah penghidupan
yang sempit dan azab yang pedih di dunia sedangkan yang
dimaksud surga adalah kehidupan
yang baik di dunia.
Karena yang ada di surga pun hanya kesenangan fisik
semata, air yang mengalir, makanan, minuman, kasur yang empuk, serta bidadari,
istri istri yg cantik.
Bila kita mati, ruh akan kembali ke asalnya yaitu Dzat
Allah.
Karena ruh berasal dari Dzat Allah. Ruh merupakan
essensi dari Dzat Allah, Dzat Yang Maha Suci.
Berarti ruh tetap suci tidak akan kena polusi duniawi
dan tetap abadi tidak pernah mati. Kematian hanya berlaku untuk jasmani
di dunia.
Ada pencermatan secara logis tentang hal ini sbb :
Maka apabila telah Aku
sempurnakan kejadiannya, dan Aku tiupkan Ruh-Ku kedalamnya … ( AL HIJR 15 : 29
dan SHAAD 38 : 72 )
Dan janganlah kamu katakan
terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, mati; bahkan mereka itu hidup,
tetapi kamu tidak menyadarinya
( AL BAQARAH 2 : 154 )
Jangan engkau mengira,
mereka yang meninggal di jalan Allah itu mati, tidak.. Mereka tetap hidup di
sisi Tuhan-nya dan mendapat rizki ( ALI IMRAN 3 : 169 )
Mereka tidak merasakan
kematian di dalamnya ( akhirat ), kecuali kematian pertama ( di dunia )… (
AD DUKHAAN 44 : 56 ).
Ruh tidak pernah dituntut untuk diminta tanggung
jawabnya, karena tetap suci. Namun HAWA YG MENSIFATI PRILAKU JASAD/
NAFSU INDRIA yaitu :
1. 1. Mata
/ hawa nafsu supiyah======>
JIWA YG BERGAIRAH
2. 2. Telinga
/ hawa nafsu amarah=====> JIWA YG PANAS
3. 3. Hidung
/ hawa nafsu mutmainah==> JIWA YG TENANG
4. 4. Mulut
/ hawa nafasu lawamah====> JIWA YG AMBISI
yang
akan diminta tanggung jawabnya, inilah empat saudara saudara kita, empat istri
istri kita, yg harus kita kelolah dengan KESADARAN RUHANI ==>>JIWA NURANI
Dari
nafsu yang empat ini yang dipanggil Allah hanya nafsu mutmainahnya saja,
disertai dengan “ucapan selamat” dari Allah…
Pertanyaannya
adalah :
Apakah yang menanggung azab Allah itu adalah nafsu
amarah, lawamah dan supiyahnya ???
Dia memberimu
pendengaran, penglihatan dan hati ( fuad ) agar kamu bersyukur
( AN NAHL 16
: 78 ).
Dia-lah yang
telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati/fuad.
Namun sedikit saja kamu bersyukur ( AL MU’MINUN
23 : 78 )
Janganlah
ikuti apa yang tiada kamu ketahui, sungguh, pendengaran, penglihatan dan hati
( fuad ) masing-masing akan dimintai pertanggungjawabannya. ( AL ISRA 17
: 36 )
Janganlah
engkau mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkanmu dari jalan Allah (
SHAAD 38 : 26 )
Lidah tangan
dan kaki mereka menjadi saksi terhadap apa yang mereka kerjakan.
( AN NUR 24 :
24 )
Berkatalah
kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa
yang dahulu mereka usahakan
(YAASSIIN 36
: 65 )
Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwanya dan sesungguhnya merugilah
orang-orang yang mengotorinya ( ASY-SYAM 91 : 7-9 )
Wahai nafsu
mutmainah ( jiwa yang tenang ), datanglah kepada Tuhan-mu dengan rasa
suka cita dan penuh keridhoan, masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan
masuklah kedalam surga-Ku ( AL FAJR 89 : 27 – 30 )
Ucapan
selamat dari Tuhan. Salaamun qaulam mirobbirahiim ( YAASSIIN 36
: 58 )
Secara logika bila yang mendapat azab dari Allah itu
adalah amarah, luwamah dan sofiyahnya, bagaimana dia bisa bicara dan merasakan
kepedihan azab bila jasmaninya sudah hancur menjadi tanah ???
Oleh karena itu melalui reinkarnasi, dia dihidupkan
kembali di dalam penghidupan yang sempit, agar bisa merasakan betapa pedihnya
azab Allah.
Dikehidupan yang baru, mereka yang menerima azab Allah
bila mereka bertobat dan kembali ke jalan Allah akan mendapat remisi atau grasi
dari Allah, karena Allah Maha Pengampun, Maha Pengasih serta Maha
Penyayang.
Namun sebaliknya orang yang beramal soleh, bila dia
belum menerima pahala dikehidupan sebelumnya, maka dia dihidupkan kembali di
dalam penghidupan yang baik sebagai pahala dari Allah sesuai dengan amal
solehnya.
Dikehidupan yang baru ini, mereka tetap akan mendapat
ujian dari Allah dan mungkin juga dikehidupan yang baru ini, dia tidak
lulus, karena kehidupan dunia hanya kesenangan yang memperdayakan, akibat
adanya hawa (pikiran ) nafsu(tindakan)…
Setiap yang berjiwa akan merasakan kematian dan pada
hari kebangkitan akan dibayarkan kepada kamu ganjaranmu, dan barang
siapa dipindahkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sesungguhnya
ia memperoleh kemenangan dan kehidupan dunia itu
hanyalah kesenangan yang memperdayakan ( ALI IMRAN 3 : 185
).
Surat diatas tanpa kita sadari menyatakan adanya
reinkarnasi/ kembali kedaging baru,
hari kebangkitan setelah kematian. Setelah dibangkitkan, kemudian diberi
ganjaran sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing.
Neraka adalah kehidupan yang sempit di dunia dan surga
adalah kehidupan yang menyenangkan namun juga sebagai ujian agar manusia bisa
tetap sadar dan bisa mengendalikan hawa nafsunya.
Bagi mereka yang mendapatkan azab Allah hendaknya
jangan berputus asa atas rahmat Allah Yang Maha Adil, karena pintu taubat
senantiasa terbuka.
Semua
dosa ada ampunannya, kecuali dosa syirik.
Reinkarnasi
sebagai bukti Allah Maha Adil.
Allah
lebih mendahulukan rahmat dan ampunan-Nya dari pada azab-Nya…
Wahai
hamba-hambaku yang telah melampaui batas terhadap diri sendiri, janganlah kamu
berputus asa atas rahmat Allah yang akan mengampuni segala dosa, sesungguhnya
Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ( AZ-ZUMAR 53 ).
Sesungguhnya
Allah tidak mengampuni dosa syirik, tetapi Dia mengampuni dosa-dosa selain itu
terhadap orang-orang yang diridoinya ( AN NISAA 4 : 48 ).
Kami akan
memasang timbangan yang adil untuk hari kebangkitan, sehingga tidak ada yang
rugi sedikitpun, biarpun amalan itu hanya seberat biji sawi, Kami akan
memperlihatkannya dan Kami cukup sebagai penghisab ( AL ANBIYAA 21 : 47 ).
Kepada-Nya-lah
kamu semua akan kembali, janji Allah Maha Benar, Dia-lah yang memulai penciptaan,
kemudian mengulanginya, supaya dia dapat memberi pahala kepada mereka yang
beriman dan berbuat kebaikan secara adil, bagi mereka yg tidak percaya
disediakan minuman air mendidih dan siksa yang pedih dan menyakitkan… ( YUNUS
10 : 4 )
Orang-orang
kafir senantiasa tidak ingat akan akibat kejahatannya, sehingga bila datang
kematian kepada seseorang dari mereka, dia menyesal dan berkata : Ya Tuhan-ku,
hidupkanlah aku kembali, agar aku dapat beramal saleh dalam perkara yang aku
lalaikan. Tidak !!! Itu hanya alasan belaka, dibelakang mereka ada suatu tabir
yang menghalangi mereka, sampai hari mereka dibangkitkan ( AL MU’MINUN 23 :
99-100 ).
Mereka
menetap di dalamnya, tidak akan diringankan baginya siksaan, dan tidak pula
ditunda, kecuali mereka yang kemudian bertaubat dan berbuat baik, sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ( ALI IMRAN 3 : 88 – 89 ).
Harus kita ingat baik-baik bahwa pahala dan siksa itu
adalah atas apa yang kita lakukan di dunia. Demikian juga masalah taubat,
itupun dilakukan di dunia. Dengan demikian, Surat ALI IMRAN 3 : 88
– 99 ini pun sangat mungkin bagi mereka yang mendapat azab Allah di dunia …
kemudian bertaubat …
Barang siapa
yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar dan
memberi rizki dari arah yang tidak diduga … Allah akan memberikan kecukupan …
akan dimudahkan segala urusannya … dihapus segala kesalahannya …serta dilipat
gandakan pahalanya ( AT THOLAQ 65 : 2-3-4-5 ).
Ingatlah
Allah sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-NYA di waktu pagi dan petang,
Dia akan mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada Cahaya yang terang
( AL AHZAB 33 : 41-43 )
Bagi saya pribadi, sesungguhnya jasmani merupakan
penjara bagi setiap ruh. Dunia merupakan tempat pembelajaran dari para
ruh, sampai mencapai tingkat kematangan yang sempurna, sehingga tidak harus
bereingkarnasi lagi.
Surat ALI IMRAN 3 : 88 – 89, menjelaskan bahwa Allah
masih memberi kesempatan kepada Ruh, karena Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Sebagaimana halnya narapidana yang berbuat baik selama
di dalam penjara, kemudian pemerintah memberikan grasi atau remisi kepadanya.
Dengan demikian, siklus reinkarnasi ini, merupakan
bukti bahwa Allah Maha Pengampun, Maha Adil, Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang.
Oleh karena itu kata “tidak “ di dalam Surat AL
MU’MINUN 23 : 99-100 agaknya bersifat sementara saja. Berapa lama di alam
sana sebelum menjalani reinkarnasi kita tidak tahu.
Reinkarnasi ini tidak hanya satu kali namun
berkali-kali bahkan jutaan kali sampai ruh mencapai kesempurnaan.
Dalam
Al Qur’an siklus reinkarnasi ini digambarkan bagaikan siklus malam dan
siang, sedangkan hari kebangkitan digambarkan sebagai musim semi yang indah.
Kau masukkan malam ke dalam siang dan Kau
masukkan siang ke dalam malam, Kau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Kau
keluarkan yang mati dari yang hidup, Kau beri rizki kepada siapa yang kau
kehendaki tanpa batas
(ALI IMRAN 3 : 27).
Katakanlah : Siapa yang memberi rizki
kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa ( menciptakan )
pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari
yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang
mengatur segala urusan ??? Mereka berkata Allah, maka katakanlah : Mengapa
kamu tidak bertakwa ??? ( YUNUS 10 : 31 ).
Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai
pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya, sehingga apabila angin
itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu
kami turunkan hujan di daerah itu, maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu
berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang
yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran ( AL-A’RAF 7 : 57 )
Ia mengeluarkan yang hidup dari yang mati,
dan Ia mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan Ia menghidupkan kembali bumi
setelah kematiannya, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (AR RUUM 30 :
19).
Dan Allah, Dia-lah yang mengirimkan angin,
lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang
mati, lalu kami hidupkan bumi yang telah mati dengan hujan itu,demikianlah
kebangkitan itu ( AL-FAATHIR 35 : 9 ).
Dari Surat AL-A’RAF 7 : 57, AR-RUUM 30
: 19 dan AL-FAATHIR 35 : 9 tersebut bisa kita imaginasikan secara positif
bahwa hari kebangkitan adalah suatu musim semi yang indah penuh keceriaan dan
kedamaian.
Hari kebangkitan yang sama sekali tidak menggambarkan
sesuatu yang sangat mengerikan, tidak menggambarkan suatu kehancuran total
seperti dongeng yang selama ini pernah kita dengar sebelumnya…
Kata “qiyamat” pun arti harfiahnya
adalah berdiri, bangkit, namun kenapa diterjemahkan menjadi
kehancuran total ???
Demikian pula dengan kata “ajal “yang
arti harfiahnya adalah batas waktu, namun sering ditafsirkan
sebagai kematian.
Sebagai
contohnya, mari kita perhatikan Surat AL AN’AAM 6 : 2 berikut ini :
Dialah Yang
Menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukan ajal ( kematianmu
), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan ( untuk berbangkit ) yang
ada pada sisi-Nya ( yang Dia sendiri-lah mengetahuinya ), kemudian kamu masih
ragu-ragu ( tentang berbangkit itu )
Surat
AL AN’AAM 6 : 2 seharusnya ditafsirkan sbb :
Dia-lah yang
menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan bagimu suatu masa ( waktu
) dan suatu masa ( lagi ) ditentukan di sisi-Nya, kemudian kamu ragukan ( AL
AN’AAM 6 : 2 )
Isi dari ayat-ayat Surat AL QIYAAMAH tidak
menyinggung masalah kehancuran total sebagaimana yang kita bayangkan selama
ini.
Surat Al Qiyaamah menceritakan keraguan orang-orang
kafir atau orang-orang fasik akan hari kebangkitan dan rasa takut mereka saat
menghadapai sakaratul maut.
Pada saat menjelang maut itu Allah memutar ulang
rekaman perjalanan hidupnya dan akhirnya dia sendiri yang menjadi saksi atas
dirinya sendiri, karena di dalam diri manusia ada Yang Maha
Melihat.
Hal ini berbeda keadaannya bagi orang-orang mukmin,
wajah mereka pada saat itu berseri-seri, karena melihat wajah Tuhan-nya, mereka
mendapat rahmat Allah, mereka sangat meyakini pertemuan dengan Tuhan-nya… dan
mereka meyakini adanya hari kebangkitan atau reinkarnasi … Karena Allah
berkuasa menghidupkan orang mati.
Mari kita perhatikan cuplikan beberapa ayat dari surat
Al Qiyaamah :
Apakah manusia
mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan ( kembali ) tulang- belulangnya .
Bukan demikian, sesungguhnya Kami berkuasa menyusun kembali jari-jemarinya
dengan sempurna ( AL QIYAAMAH 75 : 3-4 )
Ia bertanya :
Bilakah hari kiamat itu ?? ( AL QIYAAMAH 75 : 6 )
Pada hari itu
diberitahukan kepada manusia apa-apa yang telah dikerjakannya dan apa-apa yang
dilalaikannya. Di dalam diri manusia ada Yang Maha Melihat ( AL QIYAAMAH 75 13-14 )
Pada hari itu wajah
mereka ( yang beriman ) berseri-seri, karena melihat wajah Tuhan-nya.
Wajah-wajah ( orang kafir ) muram, karena akan ditimpakan kepadanya
malapetaka yang dasyat ( AL QIYAAMAH 75 : 22-23-24-25 )
Dan dia yakin bahwa
sesungguhnya itulah waktu perpisahan ( kematian ) ( AL QIYAAMAH 75 : 28 )
Kepada Tuhan-mu lah
pada hari itu kamu digiring ( AL QIYAAMAH 75 : 30 )
Apakah manusia
mengira bahwa dia akan dibiarkan begitu saja ??? ( AL QIYAAMAH 75 : 36 )
Bukankah ( Allah ) berkuasa menghidupkan orang mati ?? ( AL QIYAAMAH 75 : 40 )
Hari
berbangkit ( Reinkarnasi ) juga diterangkan dalam kitab kitab sebelumnya
merujuk peta awal petunjuk Tuhan melalui firmannya dalam Al qur’an mushaf usman
saat ini.
Allah
dan Muhammad menyatakan bahwa Al Qur’an adalah sebagai penguji dan membenarkan
kitab-kitab sebelumnya yang diturunkan di sekitar haji Wada, 10 H [632 M],
dekat dengan saat meninggalnya Nabi:
[AL MAIDAH:68] Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang
beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al
Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.” Sesungguhnya apa yang diturunkan
kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada
kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang
yang kafir itu.
[AL MAIDAH:46] Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan
Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami
telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan
cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab
Taurat.
Dan menjadi petunjuk serta pengajaran
untuk orang-orang yang bertakwa.
[AL MAIDAH:48] Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.
Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja),
tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah
berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,
INNALILLAHI WA INNA ILAHI ROJIUN
LAA HAULA WALA QUWATA ILLA BILLAHIL
ALIYIL ADHIM
DAN SESUNGGUHNYA ALLOH DAN KEMBALI
KEPADA ALLOH
DAN SESUNGGUHNYA KETIADAAN DAN KEMBALI
KEPADA KETIADAAN
DAN TIADA DAYA UPAYA KECUALI DAYA
UPAYA BERSAMA TUHAN YANG MULIA
DAN TIADA DAYA UPAYA KECUALI DAYA
UPAYA BERSAMA SANG HIDUP KOSONG DALAM KEMULIAAN TANPA DUALITAS SENANG DAN
SUSAH.
TAUHID DAT
OM MOKSARTAM JAGADHITA LEBUR DAT LES
MEMAYU HAYUNING BAWANA LANGGENG
OM SANTIH…..OM SANTIH….OM SANTIH OM
DALAM DAMAI SANG KOSONG, DALAM DAMAI
SANG KOSONG, DALAM DAMAI SANG KOSONG