Cari Blog Ini

Rabu, 14 Desember 2016

MUSAFIR SPIRITUALITAS (draft)



MUSAFIR SPIRITUALITAS
DRAFT BY : WAHYUDI PRATAMA SUTA
Daftar Isi























Semoga berbahagia dalam damai,
Pergeseran pola pikir dan tingkah laku dalam era modern membuat nurani saya tergerak untuk membuat buku ini, dimana segala konsep tindakan telah mencapai ambang batas lisan saja tanpa dibuktikan dengan tindakan nyata.

Buku Musafir Spiritualitas semata mata bagi mereka yg tergerak hati nuraninya agar mampu mengendalikan segala bentuk sifat sifat yg telah dileburkan Oleh Tuhan YME dalam diri manusia agar mampu lahir menjadi bhakta yg mumpuni utk mengarungi samudra kehidupan.

Manusia telah memiliki adi kodrati yg sempurna dari Sang Maha Kuasa agar mampu melakukan pemeliharaan semesta secara mandiri dan sinergi dengan tujuan pemeliharaan dan seimbang baik dalam pribadi dan komunitas serta ekosistem yg telah menjadi penopang segala bentuk kehidupan dalam realitas yg ada.

Berbagai kajian pemahaman dalam bentuk bentuk sederhana akan dikemas dengan tujuan kebijaksanaan pola pikir agar mampu mendapatkan asas kasih sayang murni dibalik semua penciptaan alam semesta.

Pengkajian baik secara ilmiah dan psikis tersajikan dalam buku ini agar terjadi semua peleburan mampu terbaca dengan baik dan bijaksana dalam khasanah diri.
Semoga buku ini dapat menjadikan panduan sederhana untuk menemukan sebuah kesejatian manusia yg beradab dan berbudaya adi luhung.

Penulis,
Pasuruan, 27 Januari 2016













BAB I

Gelap dan Terang, Atas dan Bawah, Laki- laki dan Perempuan, Kanan dan Kiri, Depan dan Belakang, Baik dan Buruk, Jiwa dan Raga merupakan tatanan Universal yg dibuat oleh Tuhan YME inilah berlakunya hukum sebab akibat sebagai daya kuasa tarik menarik alam semesta melalui molekul molekulnya dan menjadikan Hukum ini berjalan sesuai Adi Kodrati sebagai takdir yg mutlak.

Hukum Dualitas adalah sariat tatanan murni Sang Pencipta untuk mewujudkan isi alam semesta raya dalam tatanan bima sakti. Dan adapula sebagian kelompok mensimbolkan hukum ini dengan “Simbol Bunga Sepasang

Sebagaimana para Filosof Yunani Kuno seperti Plato dan Aristoteles yg mengemukakan bentuk kaidah Hukum Universalitas Alam Semesta.
Plato dilahirkan dikalangan Famili Athena sekitar 427-428 SM, dimasa remaja dia berkenalan dengan filosof tersohor bernama Socrates yg jadi guru sekaligus sahabatnya. Sedangkan Plato memiliki murid Aristoteles.

Manusia era sekarang menamai hukum ini dengan THE LOA (LAW OF ATTRACTION), atau sering juga disebut sebagai Karmaphala, seperti yg pernah diulas dalam buku the secret yg mengajarkan tentang satu hukum alam yg bisa menjadi kunci ampuh pembuka segala macam jenis kesuksesan manusia dalam kehidupannya.

The law of attraction adalah sebuah Hukum alamiah yg usianya sudah setua alam raya yg kita nikmati sekarang, selama ribuan tahun pula sebagian manusia merasa butuh untuk mempelajarinya dan sebagian yg lain tak memahaminya.

Hukum Alam atau Universal Laws atau Sunnatulloh memiliki esensi atau makna yg sama, singkatnya sebagai Software Operating Sistem jagat raya ini, inilah yg disebut syariat alam semesta sebagai Standar Operating Procedure Macro Cosmos.

Dalam pandangan Filosofi peradaban leluhur tanah jawa Hukum ini merupakan hukum mutlak dan sering disampaikan dalam kalimat metafora

“ SIAPA MENANAM DIA MEMANEN TANAMANNYA “

Maka secara gamblang dan sederhana dalam tindakan keseharian kita siapapun menanam kebaikan maka dia akan memanen kebaikannya dan siapapun menanam keburukan diapun akan memanen keburukannya.

Hal yang sama sekali tak dapat dipungkiri dan ditolak oleh setiap makhluk Tuhan YME selama mereka hidup diatas bumi pertiwi yg beratapkan angkasa…bukan..???

Sebagian manusia yg mencoba memahami Hukum Alamiah ini disebut The Seekers ( Para Pencari ) dan mereka memposisikan diri dengan mencari asal usul kelahirannya dan asal usul manusia, sebagai titik tolak awal untuk menemukan keberadaan yg sesungguhnya.





Charles Robert Darwin (lahir di Shrewsbury, Shropshire, Inggris, 12 Desember 1809 – meninggal di Downe, Kent, Inggris, 19 April1882 pada umur 72 tahun) adalah seorang naturalis Inggris yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya.

Bukunya On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life (biasanya disingkat menjadi The Origin of Species) (1859) menjelaskan evolusi melalui garis keturunan yang sama sebagai penjelasan ilmiah yang dominan mengenai keanekaragaman hayati.

Evolusi melalui mutasi dan seleksi alam pada saat ini adalah teori sentral dalam biologi, yang memberikan kerangka penjelasan bagi berbagai fakta dalam catatan fosil, keragaman hayati, pewarisan sifat, adaptasi, penyebaran, dan anatomi makhluk hidup. Teori evolusi yang sekarang diterima para ilmuwan biologi pertama kali dirumuskan oleh Charles Darwin.

Pada 1940-an para ilmuwan dari tiga cabang biologi yaitu genetika, paleontologi, dan taksonomi menyempurnakan teori Darwin dengan melakukan sintesis antara konsep-konsep dan fakta-fakta yang ditemukan di ketiga bidang tersebut, menghasilkan Neo-Darwinisme yang kini menjadi dasar penjelasan pada hampir semua bidang dalam biologi.

Teori Darwin yang menyatakan bahwa semua makhluk hidup bersaing di alam ini melalui seleksi alam, membuat semua manusia terutama ras-ras tertentu merasa terancam. Sejak teori ini dihembuskan, sejak itu pula secara signifikan manusia semakin berlomba untuk dapat bertahan dengan berbagai cara, terutama melalui peperangan.

Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia modern dan nenek moyangnya yang ditetapkan menjadi empat kelompok dasar sebagai berikut:

Australophithecines (berbagai bentuk yang termasuk dalam genus Australophitecus)
Homo habilis
Homo erectus
Homo sapiens

Para evolusionis menggolongkan tahapan selanjutnya dari evolusi manusia sebagai genus Homo, yaitu “manusia.” Menurut pernyataan evolusionis, makhluk hidup dalam kelompok Homo lebih berkembang daripada Australopithecus, dan tidak begitu berbeda dengan manusia modern.

Manusia modern saat ini, yaitu spesies Homo sapiens, dikatakan telah terbentuk pada tahapan evolusi paling akhir dari genus Homo ini. Fosil seperti “Manusia Jawa,” “Manusia Peking,” dan “Lucy,” yang muncul dalam media dari waktu ke waktu dan bisa ditemukan dalam media publikasi dan buku acuan evolusionis, digolongkan ke dalam salah satu dari empat kelompok di atas.

Setiap pengelompokan ini juga dianggap bercabang menjadi spesies dan sub-spesies, mungkin juga. Beberapa bentuk peralihan yang diusulkan dulunya, seperti Ramapithecus, harus dikeluarkan dari rekaan pohon kekerabatan manusia setelah disadari bahwa mereka hanyalah kera biasa.

Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut , evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya.

Akan tetapi, penemuan terbaru ahli paleoanthropologi mengungkap bahwa australopithecines, Homo habilis dan Homo erectus hidup di berbagai tempat di bumi pada saat yang sama.

Lebih jauh lagi, beberapa jenis manusia yang digolongkan sebagai Homo erectus kemungkinan hidup hingga masa yang sangat moderen.

Dalam sebuah artikel berjudul “Latest Homo erectus of Java: Potential Contemporaneity with Homo sapiens ini Southeast Asia,” dilaporkan bahwa fosil Homo erectus yang ditemukan di Jawa memiliki “umur rata-rata 27 ± 2 hingga 53.3 ± 4 juta tahun yang lalu” dan ini “memunculkan kemungkinan bahwa H. erectus hidup semasa dengan manusia beranatomi moderen (H. sapiens) di Asia tenggara”.

Lebih jauh lagi, Homo sapiens neanderthalensis (manusia Neanderthal) dan Homo sapiens sapiens (manusia moderen) juga dengan jelas hidup bersamaan. Hal ini sepertinya menunjukkan ketidakabsahan pernyataan bahwa yang satu merupakan nenek moyang bagi yang lain.

Pada dasarnya, semua penemuan dan penelitian ilmiah telah mengungkap bahwa rekaman fosil tidak menunjukkan suatu proses evolusi seperti yang diusulkan para evolusionis.
Fosil-fosil, yang dinyatakan sebagai nenek moyang manusia oleh evolusionis, sebenarnya bisa milik ras lain manusia atau milik spesies kera.




























Adnan Oktar (lahir pada tahun 1956 di Ankara, Turki), juga dikenal sebagai Harun Yahya (diambil dari nama nabi Harun dan Yahya) atau Adnan Hoca, adalah seorang penulis dan kreasionis Islam. Ia merupakan penentang teori evolusi, Darwinisme dianggapnya sebagai sumber terorisme.

Harun Yahya mengajukan usul untuk menggantikan teori evolusi Darwin. Teori Harun Yahya berhak menerima pertimbangan serius dari kalangan ilmuwan biologi. Teori ini menjelaskan berbagai penemuan dalam biologi dengan lebih baik daripada kerangka penjelasan evolusi yang sekarang berlaku.

Meski Harun Yahya belum memberikan deskripsi sistematis atas teori yang mereka ajukan. Harun Yahya menjelaskan kajiannya melalui buku Keruntuhan Teori Evolusi yang berisi:

Jenis-jenis makhluk hidup tak bisa berubah. Tidak mungkin terjadi perubahan dari satu bentuk makhluk hidup ke bentuk lainnya, misalnya dari ikan menjadi amfibi dan reptil, reptil ke burung, atau mamalia darat ke paus.

Tiap jenis makhluk hidup tidak bekerabat satu sama lain dan diturunkan dari leluhur yang sama. Masing-masing merupakan hasil dari suatu tindakan penciptaan tersendiri.

Seleksi alam sebagaimana ditemukan Darwin adalah kaidah yang berlaku di alam, namun tidak pernah menghasilkan spesies baru. Tidak ada mutasi yang memberikan keuntungan berupa peningkatan kelestarian makhluk hidup.

Selain itu, mutasi tak menambah kandungan informasi dalam materi genetis makhluk hidup.
Catatan fosil tak menunjukkan adanya bentuk transisional, serta menunjukkan penciptaan tiap kelompok makhluk hidup secara terpisah.
Abiogenesis (kemunculan makhluk hidup dari materi tak-hidup) tak mungkin terjadi.
Kerumitan dan kesempurnaan yang ditemukan pada tubuh dan DNA makhluk hidup tak timbul karena kebetulan, namun merupakan bukti bahwa ada yang merancang kerumitan tersebut.
Materi dan persepsi kita adalah ilusi; yang nyata adalah Allah, yang meliputi segalanya.

Teori Harun Yahya dan fakta Teori Harun Yahya menggunakan desain sebagai pengganti evolusi untuk menjelaskan kerumitan struktur dan keragaman kehidupan.

Bila teori mereka lebih baik daripada evolusi, maka penjelasan desain seharusnya bisa diterapkan pada tiap peristiwa pada sejarah kehidupan di Bumi.

Tentunya tidak logis bila penjelasan desain hanya diterapkan pada beberapa kasus (misalnya kejadian manusia) namun pada kasus lain penjelasannya diserahkan pada evolusi.

Asal-usul dari tiap jenis makhluk hidup harus bisa dijelaskan sebagai tindak penciptaan terpisah.

Menurut Harun Yahya, kerumitan yang ditemukan pada tubuh makhluk hidup harus merupakan hasil ciptaan Sang Pencipta. Jelas bahwa kerumitan tersebut bisa ditemukan di berbagai makhluk hidup.

Dalam menyerang teori evolusi Darwin, Harun Yahya menyatakan bahwa mutasi dan seleksi alam tidak mungkin menghasilkan spesies baru. Tidak ada mutasi menguntungkan, menurut mereka; semua mutasi hanya menghasilkan cacat pada makhluk hidup yang mengalaminya.
Bagaimana menilai klaim ini?
Mudah saja ditunjukkan bahwa ada mutasi yang bisa meningkatkan kelestarian (mutasi ‘menguntungkan’), seperti timbulnya kekebalan pada bakteri, kemampuan mencerna laktosa pada sebagian manusia, dan lain-lain.

Namun penulis lebih tertarik membahas konsekuensi dari klaim tersebut bila memang benar, seperti yang diyakini para pendukung teori Harun Yahya.
Mutasi adalah sesuatu yang selalu terjadi dalam proses perkembangbiakan makhluk hidup.
Setiap makhluk hidup adalah mutan, karena memiliki DNA yang berbeda dengan induknya. Bila tidak ada mutasi menguntungkan, maka makhluk hidup tidak bisa berbuat apa-apa apabila menghadapi perubahan lingkungan.

Tidak akan ada adaptasi yang timbul, karena tiap mutasi hanya menghasilkan cacat. Digabungkan dengan penjelasan teori Harun Yahya bahwa tiap jenis makhluk hidup adalah hasil dari tindakan penciptaan terpisah, maka konsekuensinya adalah bahwa setiap hasil ciptaan tersebut tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menunggu punah, entah karena kalah bersaing ataupun karena pengumpulan efek buruk mutasi.

Entah apa niat Sang Desainer yang dibayangkan Harun Yahya berbuat demikian.
Poin terakhir dari teori Harun Yahya yang bisa ditanggapi adalah pernyataan bahwa segala sesuatu adalah ilusi.

Penulis berpendapat bahwa apabila segala sesuatu adalah ilusi, maka tidak ada gunanya kita berargumen menggunakan fakta-fakta yang ada di alam karena segalanya tidak nyata.

Semua pernyataan, baik oleh evolusionis maupun Harun Yahya, didasarkan pada fakta-fakta yang sebenarnya hanya ilusi. Manusia hidup dalam dunia tak nyata yang ada dalam pikirannya sendiri.

Dan menurut teori Harun Yahya, pencipta dari segala ilusi tersebut adalah Tuhan, Sang Desainer. Tuhan menciptakan dunia ilusi di mana kita merasa hidup dan beraktivitas sehari-hari di dalamnya, dan apabila kita mati, kita dipindahkan dari dunia ilusi tersebut ke akhirat yang juga ilusi.

Segalanya tidak nyata dan kita tak bisa lolos dari ilusi tersebut. Dan sekali lagi penulis bertanya, mengapa Sang Desainer perlu menipu kita. Sang Desainer menciptakan berbagai fakta yang seolah-olah menunjukkan bahwa telah terjadi evolusi, padahal sebenarnya tidak. Sang Desainer menciptakan dunia yang seolah-olah nyata, padahal sebenarnya ilusi.

Teori Harun Yahya sebagai suatu teori ilmiah bisa saja diajukan untuk menggantikan evolusi. Akan tetapi, sebagaimana telah ditunjukkan dalam tulisan ini, bila fakta-fakta di alam dijelaskan dengan teori Harun Yahya (desain cerdas dan penciptaan terpisah), maka ada beberapa kesimpulan mengenai Sang Desainer yang tak bisa dihindari, seperti bahwa ‘desain’ Sang Desainer tidak sempurna, Sang Desainer tidak bisa langsung menciptakan makhluk hidup seperti yang ada sekarang tanpa menciptakan pendahulu yang mirip dengan makhluk hidup jenis lain, Sang Desainer suka menyertakan hal-hal yang tak perlu dalam desainnya, bahkan bahwa Sang Desainer bermaksud menipu kita agar percaya bahwa sebenarnya terjadi evolusi dan sebenarnya ada dunia nyata yang bukan ilusi, padahal sebenarnya tidak!
Yang demikian bukanlah pernyataan yang dibuat-buat untuk menjelekkan teori Harun Yahya, melainkan adalah konsekuensi logis dan teologis dari mempercayai teori Harun Yahya.
Harun Yahya berusaha mengidentifikasi Sang Desainer yang dibayangkannya dengan Allah; tetapi apakah Allah suka menipu makhluk-Nya?

Mengapa mereka berusaha menjadikan Allah sebagai Sang Desainer yang mereka bayangkan? QS-29:20 Katakanlah: “Berjalanlah di bumi dan lihatlah bagaimana Allah memulai penciptaan!

Pada akhir tulisannya, Harun Yahya menyimpulkan 4 hal yaitu:
Sejak langkah pertamanya, teori evolusi telah gagal.

Buktinya, evolusionis tidak mampu menjelaskan proses pembentukan satu protein pun. Baik hukum probabilitas maupun hukum fisika dan kimia tidak memberikan peluang sama sekali bagi pembentukan kehidupan secara kebetulan.

Bila satu protein saja tidak dapat terbentuk secara kebetulan, apakah masuk akal jika jutaan protein menyatukan diri membentuk sel, lalu milyaran sel secara kebetulan pula menyatukan diri membentuk organ-organ hidup, lalu membentuk ikan, kemudian ikan beralih ke darat, menjadi reptil, dan akhirnya menjadi burung? Begitukah cara jutaan spesies di bumi terbentuk?

Meskipun tidak masuk akal bagi Anda, evolusionis benar-benar meyakini dongeng ini.

Evolusi lebih merupakan sebuah kepercayaan – atau tepatnya keyakinan – karena mereka tidak mempunyai bukti satu pun untuk cerita mereka.

Mereka tidak pernah menemukan satu pun bentuk peralihan seperti makhluk setengah ikan-setengah reptil, atau makhluk setengah reptil-setengah burung.

Mereka pun tidak mampu membuktikan bahwa satu protein, atau bahkan satu molekul asam amino penyusun protein dapat terbentuk dalam kondisi yang mereka sebut sebagai kondisi bumi purba.

Bahkan dalam laboratorium yang canggih, mereka tidak berhasil membentuk protein. Sebaliknya, melalui seluruh upaya mereka, evolusionis sendiri malah menunjukkan bahwa proses evolusi tidak dapat dan tidak pernah terjadi di bumi ini.


Menghadapi kenyataan ini, evolusionis hanya dapat menghibur diri dengan khayalan bahwa suatu saat nanti, entah bagaimana caranya, ilmu pengetahuan akan menjawab semua dilema ini.

Mengharapkan ilmu pengetahuan akan membenarkan semua pernyataan tidak berdasar dan tidak masuk akal ini adalah hal yang mustahil, sampai kapan pun.

Sebaliknya, sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, kemustahilan pernyataan evolusionis akan semakin terbuka dan semakin jelas.

Begitulah yang terjadi sejauh ini. Semakin terperinci struktur dan fungsi sel diketahui, semakin jelas bahwa sel bukan susunan sederhana yang terbentuk secara acak, seperti pemahaman biologis primitif masa Darwin.

Rasa percaya diri berlebihan dalam menolak fakta penciptaan dan menyatakan bahwa kehidupan berasal dari kebetulan-kebetulan yang mustahil, lalu berkeras mempertahankannya, kelak akan berbalik menjadi sumber penghinaan.

Ketika wajah asli dari teori evolusi semakin tersingkap dan opini publik mulai melihat kebenaran, para pendukung evolusi yang fanatik buta ini tidak akan berani lagi memperlihatkan wajah mereka.

Banyak spesies di bumi ini yang mirip satu sama lain.
Misalnya, banyak makhluk hidup yang mirip dengan kuda atau kucing, dan banyak serangga mirip satu dengan lainnya.
Kemiripan seperti ini tidak membuat orang heran.

Sedikit kemiripan antara manusia dan kera, entah bagaimana terlalu banyak menarik perhatian.
Ketertarikan ini kadang menjadi sangat ekstrem sehingga membuat beberapa orang mempercayai tesis palsu evolusi.

Sebenarnya, kemiripan tampilan antara manusia dan kera tidak memberikan arti apa-apa.

Kumbang tanduk dan badak juga memiliki kemiripan tampilan, namun menggelikan sekali jika mencari mata rantai evolusi di antara keduanya hanya berdasarkan kemiripan tampilan saja; yang satu adalah serangga dan yang lainnya mamalia.

Selain kemiripan tampilan, kera tidak bisa dikatakan berkerabat lebih dekat dengan manusia dibandingkan dengan hewan lain.

Jika tingkat kecerdasan dipertimbangkan, maka lebah madu dan laba-laba dapat dikatakan berkerabat lebih dekat dengan manusia karena keduanya dapat membuat struktur sarang yang menakjubkan. Dalam beberapa aspek, mereka bahkan lebih unggul.

Terlepas dari kemiripan tampilan ini, ada perbedaan sangat besar antara manusia dan kera.

Berdasarkan tingkat kesadarannya, kera adalah hewan yang tidak berbeda dengan kuda atau anjing.

Sedangkan manusia adalah makhluk sadar, berkeinginan kuat dan dapat berpikir, berbicara, mengerti, memutuskan, dan menilai. Semua sifat ini merupakan fungsi jiwa yang dimiliki manusia.

Jiwa merupakan perbedaan paling penting yang jauh memisahkan manusia dari makhluk-makhluk lain. Tak ada satu pun kemiripan fisik yang dapat menutup jurang lebar di antara manusia dan makhluk hidup lainnya.

Di alam ini, satu-satunya makhluk hidup yang mempunyai jiwa adalah manusia.


Apakah akan menjadi masalah jika skenario yang diajukan evolusionis benar-benar telah terjadi?

Sedikit pun tidak, karena setiap tahapan yang diajukan teori evolusioner dan berdasarkan konsep kebetulan, hanya dapat terjadi karena suatu keajaiban.

Bahkan jika kehidupan benar-benar muncul secara berangsur-angsur melalui tahapan-tahapan demikian, masing-masing tahap hanya dapat dimunculkan oleh suatu keinginan sadar.

Kejadian kebetulan bukan hanya tidak masuk akal, melainkan juga mustahil.

Jika dikatakan bahwa sebuah molekul protein telah terbentuk pada kondisi atmosfir primitif, harus diingat bahwa hukum-hukum probabilitas, biologi dan kimia telah menunjukkan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi secara kebetulan.

Namun jika kita terpaksa menerima bahwa hal tersebut memang terjadi, maka tidak ada pilihan lain kecuali mengakui bahwa keberadaannya karena kehendak Sang Pencipta.

Logika serupa berlaku juga pada seluruh hipotesis yang diusulkan oleh evolusionis.
Misalnya, tidak ada bukti paleontologis maupun secara pembenaran fisika, kimia, biologi atau logika yang membuktikan bahwa ikan beralih dari air ke darat dan menjadi hewan darat.

Akan tetapi, jika seseorang membuat pernyataan bahwa ikan merangkak ke darat dan berubah menjadi reptil, maka dia pun harus menerima keberadaan Pencipta yang mampu membuat apa pun yang dikehendaki-Nya dengan hanya mengatakan “jadilah”.

Penjelasan lain untuk keajaiban semacam itu berarti penyangkalan diri dan pelanggaran atas prinsip-prinsip akal sehat.

Kenyataannya telah jelas dan terbukti. Seluruh kehidupan merupakan karya agung yang dirancang sempurna.

Ini selanjutnya memberikan bukti lengkap bagi keberadaan Pencipta, Pemilik kekuatan, pengetahuan, dan kecerdasan yang tak terhingga.

Pencipta itu adalah Allah, Tuhan langit dan bumi, dan segala sesuatu di antaranya.























Kesimpulan Konsep Darwin dan Harun Yahya

Darwin menjelaskan bahwa evolusi makhluk hidup terjadi melalui mutasi dan seleksi alam. Setiap makhluk hidup bersaing dalam lingkungannya untuk tetap hidup dan melestarikan populasinya. Di sisi lain, teori tersebut menunjukan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya, yang saya nilai menjadi sisi imajinatif yang ditawarkan oleh Darwin sendiri.

Darwin pula menyimpulkan bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk hidup mirip kera, yang dijelaskan berawal dari species Pilopithecus yang berevolusi hingga menjadi  Homo Sapiens.

Teori ini memberi perspektif imajinatif terhadap asal-usul manusia. Pula menyimpulkan bahwa manusia dan kera berhubungan sebagai suatu keturunan yang sama dari satu spesies.

Tetapi, teori evolusi manusia Darwin menurut saya kurang sesuai dengan pemahaman agama yang jelas menyebutkan bahwa manusia adalah satu spesies utuh dari awal penciptaannya.

Tidak mungkin ada hubungan kekerabatan yang terjalin antara dua spesies; manusia dan kera.

Meski begitu, keanekaragaman hayati bisa saja terbentuk karena hasil adaptasi terhadap lingkungannya. Perbedaan antar ras manusia mungkin terjadi sebagai bentuk adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Seperti perbedaan warna kulit, postur tubuh, dan hal lainnya bisa terbentuk dari adaptasi tersebut.

Selanjutnya, mengenai teori yang dipaparkan Harun Yahya. Harun Yahya menjelaskan bahwa setiap makhluk hidup telah didesain sedemikian rupa oleh Sang Desainer, yaitu Sang Pencipta.
Setiap jenis makhluk yang telah diciptakan tidak bisa berubah, tidak berkerabat satu sama lain, dan diturunkan dari leluhur yang sama.

Jelas menyanggah teori Darwin mengenai seleksi alam yang dapat menimbulkan suatu spesies baru.

Manusia hanya berasal dari satu keturunan yaitu Adam dan Hawa. Bukan berasal dari kera. Dan makhluk-makhluk mirip kera lainnya. Hal ini ditunjukkan melalui perbedaan struktur tulang dan otot dari berbagai temuan yang dijelaskan Harun Yahya.
Meskipun teorinya bersifat kreasionis.

Harun Yahya memandang bahwa Darwinisme sebagai teorisme. Hal ini terlihat dari beberapa tulisannya yang berusaha mematahkan teori-teori Darwin melalui fakta-fakta penciptaan yang ditulis dalam bukunya.
Teori Darwin menurutnya memberikan pemikiran materialistis terhadap alam semesta. Juga berusaha memberikan suatu pandangan bahwa alam ini tidak hanya bersifat materiil tetapi juga memiliki sisi spiritual yang harus diilhami oleh setiap umat beragama.

Persamaan yang saya dapatkan dari kedua konsep tersebut adalah seleksi alam bisa saja menimbulkan suatu keanekaragaman hayati.

Selain itu, perbedaan ras yang terjadi di antara manusia adalah bentuk adaptasi manusia terhadap lingkungannya.

Perbedaan yang terlihat, jelas konsep Harun Yahya menentang konsep Darwin.

Harun Yahya memberikan suatu perspektif kreatif bahwa makhluk hidup diciptakan dengan desainnya masing-masing oleh Sang Pencipta. Setiap manusia diberikan kelebihan dan kekurangan adalah konsep manusia yang disampaikan oleh Harun Yahya.

Namun konsep Darwin menjelaskan bahwa antara manusia dan kera memiliki hubungan kekerabatan. Secara tidak langsung konsep Darwin menunjukkan bahwa tidak ada batas yang jelas antara manusia dan makhluk hidup lainnya.

Hal inilah yang ditentang oleh Harun Yahya. Manusia memiliki martabat yang lebih baik daripada hewan. Memiliki suatu kelebihan yang jelas membedakan antara manusia dan hewan, yaitu Akal dan Kesadaran Logika menimbang baik dan Buruk.

Pada akhirnya, semua jawaban dari pertanyaan manusia kembali kepada-Nya, Sang Desainer, Sang Pencipta yang Maha Tahu.

Asal-usul manusia yang disampaikan oleh kedua tokoh tersebut kembali kepada pembacanya menjadi seperti apakah manusia selanjutnya…!!!

Apakah manusia menjadi sama saja seperti hewan ?, ataukah harus menjalani hakikatnya sebagai manusia yang utuh.




Asal Usul Manusia menurut ajaran Islam

Firman Alloh swt :
"Kitab (Al Qur’an) in tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib....."
(QS. Al Baqarah (2) : 2-3)

Dengan memperhatikan ayat tersebut maka kita seharusnya tidak perlu berkecil hati menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran keterangan mengenai asal usul manusia.

Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki unsur utama yang dijelaskan dalam Al Qur’an yaitu Iman kepada yang Ghaib. Ini sebenarnya tampak pula dalam pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh mereka dalam menguraikan masalah tersebut yaitu selalu diawali dengan kata kemungkinan, diperkirakan, dsb.
Jadi sebenarnya para ilmuwanpun ragu-ragu dengan apa yang mereka nyatakan.

Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup.

Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari  lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)

Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 .

Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
"Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah". (HR. Bukhari)

Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan.
Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri).

Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya :
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)

Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)


Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :

"Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam" (HR. Bukhari-Muslim)

Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.

Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.

Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).


Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan / menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)

Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ jasad manusia.

Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).

Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan :

"Saya takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 M itu".

Selain itu beliau juga mengatakan, "Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan).

Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula ide tentang perkembangan yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum ditemukan sampai akhir abad ke-19.

Tetapi jauh sebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya."

Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu :

“dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak dalam rahim)”.

Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an :

"...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim)..."
(QS. Az Zumar (39) : 6).
“Agama Masa Depan adalah Agama Kosmik (berkenaan dengan Alam Semesta atau Jagad Raya). Melampaui Tuhan sebagai suatu pribadi serta menghindari Dogma dan Teologi (ilmu ketuhanan). Meliputi yang Alamiah maupun yang Spiritual, Agama yang seharusnya berdasarkan pada Pengertian yang timbul dari Pengalaman akan segala sesuatu yang Alamiah dan Perkembangan Rohani, berupa kesatuan yang penuh arti. Buddhism sesuai dengan Pemaparan ini. Jika ada agama yang sejalan dengan kebutuhan Ilmu Pengetahuan Modern, maka itu adalah Ajaran Buddha.” (Albert Einstein)

“Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa“

Sang Buddha yang berhubungan dengan awal mula terjadinya alam semesta ini, yaitu Agganna-sutta, yang merupakan Sutta ke-27 dari Digha Nikaya. Sutta / khotbah Sang Buddha tersebut dalam bentuk alur proses, sebagai berikut ini :

“Vasetha, terdapat suatu saat, cepat atau lambat, setelah suatu masa yang lama sekali, ketika dunia ini hancur ( kiamat ). Dan ketika hal ini terjadi, umumnya makhluk-makhluk terlahir kembali di Abhassara ( alam cahaya, surga ke-12 dalam kosmologi Buddhis ); disana mereka hidup dari ciptaan batin ( mano maya ), diliputi kegiuran batin, memiliki tubuh yang bercahaya, melayang-layang di angkasa, hidup dalam kemegahan.
Mereka hidup demikian dalam masa yang lama sekali.

“ Pada waktu itu ( bumi kita ini ) semuanya terdiri dari air, gelap gulita. Tidak ada matahari atau bulan yang nampak, tidak ada bintang-bintang maupun konstelasi-konstelasi yang kelihatan, siang maupun malam belum ada, laki-laki maupun wanita belum ada. Makhluk-makhluk hanya dikenal sebagai makhluk-makhluk saja. “

Khotbah Sang Buddha tersebut ternyata senada dengan pendapat para ilmuwan modern, bahwa pada awal-mulanya, permukaan bumi ini tertutup oleh air.

Merujuk pada khotbah tersebut, Sang Buddha tidak menyatakan bahwa matahari dan bintang-bintang belum ada atau tercipta setelah bumi.

Yang dinyatakan Sang Buddha adalah, bahwa matahari dan bintang-bintang belumlah nampak, atau dengan kata lain ada sesuatu yang lain yang menghalangi penampakan mereka.

Bisa diartikan, yang menghalangi terlihatnya cahaya matahari dan bintang-bintang adalah karena makhluk-makhluk yang ada waktu itu semuanya adalah makhluk cahaya, yang memancarkan sinar kemilau yang megah, yang karenanya menutupi sinar matahari, bulan dan bintang. Makhluk hidup yang ada pertama kali adalah “aseksual”, tidak berjenis kelamin, tidak ada laki-laki, tidak ada perempuan. Hal ini senada dengan temuan para ilmuwan modern.

“ Vasetha, cepat atau lambat setelah masa yang lama sekali bagi makhluk-makhluk tersebut, tanah dengan sarinya muncul keluar dari dalam air. Sama seperti bentuk-bentuk buih ( busa ) di permukaan nasi susu masak yang mendingin, demikianlah munculnya tanah itu.
Tanah itu memiliki warna, bau dan rasa. Sama seperti dadih susu atau mentega murni, demikianlah warna tanah itu; sama seperti madu tawon murni, demikianlah manis tanah itu. “

“ Kemudian Vasetha, diantara makhluk-makhluk yang memiliki sifat serakah ( lolojatiko ) berkata : “O apakah ini ? “, dan mencicipi sari tanah itu dengan jarinya. Dengan mencicipinya, maka ia diliputi oleh sari itu, nafsu keinginan masuk dalam dirinya.
Makhluk-makhluk lainnya mengikuti contoh perbuatannya, mencicipi sari tanah itu, dengan jari-jari…makhluk-makhluk itu mulai makan sari tanah, memecahkan gumpalan-gumpalan sari tanah tersebut dengan tangan mereka.”

“ Dan dengan melakukan hal ini, cahaya tubuh makhluk-makhluk itu lenyap. Dengan lenyapnya cahaya tubuh mereka, maka matahari, bulan, bintang-bintang dan konstelasi-konstelasi nampak… siang dan malam terjadi.”

“ Demikianlah Vasetha, sejauh itu bumi terbentuk kembali. Vasetha, selanjutnya makhluk-makhluk itu menikmati sari tanah, memakannya, hidup dengannya, dan berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali.”

“ Berdasarkan atas takaran yang mereka makan itu, maka tubuh mereka menjadi padat, dan terwujudlah berbagai macam bentuk tubuh. Sebagian makhluk memiliki bentuk tubuh yang indah dan sebagian makhluk memiliki bentuk tubuh yang buruk.”

“ Dan karena keadaan ini, maka mereka yang memiliki bentuk tubuh yang indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh yang buruk…maka sari tanah itupun lenyap…ketika sari tanah lenyap…muncullah tumbuhan dari tanah ( bhumipappatiko ).
Cara tumbuhnya seperti cendawan…mereka menikmati, mendapatkan makanan, hidup dengan tumbuhan yang muncul dari tanah tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali…( seperti diatas )…”

Sementara mereka bangga akan keindahan diri mereka, mereka menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan yang muncul dari tanah itupun lenyap.

“ Selanjutnya tumbuhan menjalar ( badalata ) muncul…warnanya seperti dadih susu atau mentega murni, manisnya seperti madu tawon murni. Mereka menikmati, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan menjalar itu…maka tubuh mereka menjadi lebih padat; dan perbedaan tubuh mereka nampak lebih jelas, sebagian nampak indah dan sebagian nampak buruk.
Dan karena keadaan ini, maka mereka yang memiliki bentuk tubuh indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh buruk…
Sementara mereka bangga akan keindahan tubuh mereka sehingga menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan menjalar itupun lenyap. “

“ Kemudian Vasetha, ketika tumbuhan menjalar lenyap…muncullah tumbuhan padi ( Sali ) yang masak di alam terbuka, tanpa dedak dan sekam, harum, dengan bulir-bulir yang bersih. Pada sore hari, mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan pada waktu malam, pada keesokan paginya padi itu telah tumbuh dan masak kembali. Bila pada pagi hari mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan siang, maka pada sore hari padi tersebut telah tumbuh dan masak kembali, demikian terus menerus padi itu muncul.
Vasetha, selanjutnya makhluk-makhluk itu menikmati padi ( masak ) dari alam terbuka, mendapatkan makanan itu dan hidup dengan tumbuhan padi tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali.”

“ Berdasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan itu, maka tubuh mereka tumbuh lebih padat, dan perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas. Bagi wanita nampak jelas kewanitaannya ( itthilinga ) dan bagi laki-laki nampak jelas kelaki-lakiannya ( purisalinga ).”

“ Kemudian wanita sangat memperhatikan tentang keadaan laki-laki, dan laki-lakipun sangat memperhatikan keadaan wanita. Karena mereka saling memperhatikan keadaan diri satu sama lain terlalu banyak, maka timbullah nafsu indria yang membakar tubuh mereka. Dan sebagai akibat adanya nafsu indria tersebut, mereka melakukan hubungan kelamin.
Vasetha, ketika makhluk-makhluk lain melihat mereka melakukan hubungan kelamin…dst…dst… “.

Menurut Sang Buddha, alam semesta ini tidak berawal ; tidak ada awal yang benar-benar awal, karena daur-hidup semesta ini, dari awal-mula terjadi hingga kiamat, dan mulai dari awal evolusi lagi, telah berlangsung sangat lama, tidak hanya sekali saja.

Keberadaan dan berlangsungnya alam-semesta itu ditunjang oleh hukum alam semata. Hukum alam itu sendiri, sesungguhnya bersifat relatif, hanya berlaku di alam fenomena, dan muncul “secara khayal” / “delusif” dari dalam tathagatagarbha ( “rahim Tathagata” ).

Sang Buddha juga mengajarkan bahwa ada banyak planet lain yang juga dihuni makhluk hidup, jauh sebelum tata-surya kita terbentuk. Mungkin inilah yang saat ini oleh ilmuwan dan masyarakat modern dikenal dengan “alien”.

Tidak mengherankan bila makhluk luar angkasa ini mempunyai teknologi dan peradaban yang jutaan tahun lebih maju daripada manusia, karena ternyata menurut Sang Buddha sendiri, sebelum tata-surya kita terbentuk, diluar sana telah ada tata-surya yang juga telah dihuni oleh makhluk-makhluk hidup.




Menurut kepercayaan Hindu, manusia pertama adalah Swayambu Manu.
Nama ini bukan nama seseorang, melainkan nama spesies.

Swayambu Manu secara harfiah berarti “makhluk berpikir “.

Bhagavad-gita 4.1
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krsna, bersabda; Aku telah mengajarkan ilmu pengetahuan yoga ini yang tidak dapat dimusnahkan kepada dewa matahari , vivasvan, kemudian vivasvan mengajarkan ilmu pengetahuan ini kepada Manu, ayah manusia, kemudian Manu mengajarkan ilmu pengetahuan itu kepada iksvaku.

Bhagavad-gita 10.6
Tujuh resi yang mulia, dan sebelum mereka empat resi lainnya serta para Manu [leluhur manusia], berasal dari-Ku. Mereka dilahirkan dari pikiran-Ku, dan semua makhluk hidup yang menghuni berbagai planet adalah keturunan dari mereka.

Kata “Man” dalam Bahasa Inggris berasal dari kata Manu.
Kata “Manusia” berarti keturunan Manu.
Kata Nabi Nuh dan Noah juga berasal dari kata Manu.
Kalau tentang “banjir besar” itu berhubungan dengan Vaivasvata Manu dan jelas bahwa Manu ini adalah yang ke-7, jadi sebelumnya telah ada Manu-Manu yang lain.

Jadi sampai saat ini kita berada pada generasi Vaivasvata Manu, atau manu yang ke 7. Jadi di dunia ini menurut Hindu sudah tercipta 7 jenis manusia pertama yang pada akhirnya melakukan perkawinan silang dan menghasilkan banyak ras-ras manusia yang berbeda.
Sebagaimana disebutkan dalam Bhagavata Purana 3.13.14 -16 bahwasanya di dalam 1 Kalpa, akan tercipta 14 generasi manusia (Manu). Masing-masing dari ke-14 manu tersebut adalah:

Swayambhu Manu
Swarochisha Manu
Auttami Manu
Támasa Manu
Raivata Manu
Chakshusha Manu
Vaivasvata Manu
Savarni Manu
Daksa Savarni Manu
Brahma Savarni Manu
Dharma Savarni Manu
Rudra Savarni Manu
Raucya / Deva Savarni Manu
Bhauta / Indra Savarni Manu

Demikianlah manusia pertama menurut Hindu.















TEKS AL-KITAB
Kejadian 1:26-31, 2:1-20

AYAT KUNCI

Kejadian 1:26
Dalam pelajaran pertama, kita telah mempelajari bahwa Tuhan adalah Pencipta segala sesuatu - alam ini dan segala yang ada di dalamnya. Ia menciptakan semua makhluk hidup seperti burung, ikan dan binatang danmemberi kemampuan kepada mereka untuk berkembang biak menurutketetapan-Nya yaitu "berkembang biak menurut jenisnya masing-masing."Tidak ada binatang yang dapat berganti jenis menjadi jenis binatangyang lain. Ketetapan ini masih berlaku hingga hari ini. Setiap makhlukhidup melahirkan keturunan atau anak menurut jenisnya.


Tuhan adalah Pencipta Manusia
Keberadaan manusia di atas bumi ini bukanlah muncul dengan sendirinya atau hasil proses evolusi dari binatang. Dengan tegas Alkitab mengatakan bahwa Tuhan sendirilah yang menciptakannya.

"Berfirmanlah Tuhan: "Baiklah Kita menjadikan manusia ... maka Allah menciptakan manusia itu ...." Kejadian 1:26, 27
"Yesus berkata,"Sebab pada awal dunia, Tuhan menjadikan mereka laki-laki dan perempuan." Markus 10:6



Bagaimana Tuhan Menciptakan Manusia?

Alkitab melaporkan bahwa manusia diciptakan Tuhan pada hari ke enam dari seluruh rangkaian penciptaan yang ada. Manusia itu diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
"Maka Tuhan menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Tuhan diciptakan-Nya dia; ... itulah hari keenam." Kejadian 1:26-31

Apa artinya manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah?

Diciptakan menurut gambar dan rupa Allah berarti adanya unsur- unsur tertentu yang Allah ciptakan di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia itu menjadi makhuk mulia melebihi ciptaan Allah lainnya.
Unsur-unsur tertentu tersebut adalah pikiran, spiritualitas dan lain-lain yang menyebabkan manusia bisa berpikir, memiliki hikmat, mengasihi, bersekutu dengan Tuhan dan lain-lain.
Namun demikian, walaupun manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, perlu diingat bahwa terdapat perbedaan kualitas antara ciptaan dan Penciptanya.

Bagaimanakah manusia pertama itu diciptakan?

Ia diciptakan dari tanah, lalu Allah menghembuskan nafas-Nya ke dalam hidung.
Kejadian 2:7 menyatakan:
"Kemudian Tuhan Allah mengambil sedikit tanah, membentuknya menjadi seorang manusia, lalu menghembuskan nafas yang memberikan hidup ke dalam lobang hidungnya" (BIS).

Manusia pertama yang diciptakan-Nya itu bernama Adam. Setelah menciptakan Adam, Tuhan memandang tidak baik jika Adam sendirian, maka diciptakan-Nya-lah seorang penolong yang sepadan dengan Adam.

Bagaimana penolong Adam itu diciptakan?

Ketika Tuhan membuat Adam tidur nyenyak. Tuhan mengambil salah satu dari rusuk Adam, kemudian menutup tempat itu dengan daging. Dari rusuk Adam itulah dibangun Allah seorang perempuan. Ia bernama Hawa.
Kejadian 2:18-22; 3:20.
Demikianlah kisah Tuhan menciptakan manusia.

Pada umumnya terdapat tiga teori pembagian natur manusia dalam teologis, yaitu trikotomi, dikotomi dan monokotomi.

Trikotomi
Trikotomi adalah pandangan yang percaya bahwa natur manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu tubuh, jiwa dan roh.

Menurut teori ini ketika Allah menciptakan manusia, Allah memberikan tiga unsur utama di dalam diri manusia yaitu tubuh, jiwa dan roh.

Tubuh adalah
unsur lahiriah manusia yang dapat dilihat yang melaluinya manusia dapat melihat, mendengar, menyentuh dan sebagainya.

Jiwa adalah
unsur batiniah manusia yang tidak dapat dilihat. Jiwa manusia terdiri dari tiga unsur utama yaitu pikiran, emosi (perasaaan) dan kehendak. Dengan pikirannya, manusia dapat berpikir, Dengan perasaannya manusia dapat mengasihi dan dengan kehendaknya, manusia dapat memilih.

Roh adalah
unsur yang paling dalam dari manusia yang memungkinkannya untuk bersekutu dengan Tuhan.

Kebanyakan para penganut teori ini mendasarkan pandangannya pada perkataan Paulus dalam I Tesalonika 5:23 dan penulis Ibrani dalam Ibrani 4:12 yang secara jelas menyebutkan tiga unsur tersebut yang berbunyi demikian:

"Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya, dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita." I Tes. 5:23

"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum,; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." Ibr. 4:12

Dikotomi
Dikotomi adalah pandangan yang percaya bahwa natur manusia terdiri dari dua bagian saja, yaitu tubuh dan roh (jiwa termasuk di dalamnya). Kebanyakan para penganut teori ini mendasarkan pandangannya pada argumentasi berikut ini:

Ketika Allah menciptakan manusia, Allah menghembuskan ke dalam manusia hanya satu prinsip saja, yaitu jiwa/napas yang hidup. Kej. 2:7

Para penganut dikotomi memandang istilah jiwa dan roh di dalam Alkitab bukan sebagai dua substansi yang berbeda, tetapi merupakan istilah yang sering dipakai secara bergantian/bisa dipertukarkan oleh penulis Alkitab, misalnya dalam Mat. 6:25; 10:28 (Manusia disebut dengan istilah tubuh dan jiwa) dan Pkh. 12:7; I Kor. 5:3,5 (manusia disebut dengan istilah tubuh dan roh). Contoh lainnya adalah Kej. 41:8; Maz. 42:6; Mat. 20:28; 27:50; Yoh. 12:27; Ibr. 12;23; Why. 6:9.

Penyebutan jiwa dan roh secara bersamaan seperti dalam I Tesalonika 5:23 dan Ibrani 4:12, tidak harus ditafsirkan sebagai adanya dua substansi yang berbeda.

Sebab jika ditafsirkan demikian, maka manusia tidak hanya dibagi dalam tiga substansi saja, melainkan lebih, misalnya dalam Mat. 22:37 menyebutkan secara bersamaan hati, jiwa dan akal budi (pikiran).

Pada umumnya kesadaran manusia hanya menunjukkan adanya dua bagian dalam diri manusia, yaitu unsur yang badaniah/ jasad (yang dapat dilihat) dan unsur rohaniah (yang tidak dapat dilihat).

Monokotomi
Monokotomi adalah pandangan yang percaya bahwa manusia merupakan pribadi yang utuh yang tidak dipisah-pisahkan.

Manusia tidak akan bisa ada/hidup tanpa tubuh atau jiwa/rohnya. Tubuh tidak akan bisa hidup tanpa jiwa/roh, demikian juga sebaliknya. Menurut teori ini, istilah Alkitab "jiwa" dan "roh" hanyalah ekspresi lain dari pribadi/hidup manusia itu sendiri.


Kita telah mempelajari bahwa Adam diciptakan oleh Allah. Lalu bagaimana kondisi Adam pada waktu diciptakan?
Alkitab menyatakan bahwa ketika Allah menciptakan Adam, ia dalam kondisi yang sangat baik.
Kejadian 1:31 mengatakan:
"Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu SUNGGUH AMAT BAIK."
Jadi, kondisi Adam pada waktu itu adalah dalam keadaan sempurna dan suci atau tanpa dosa.

Mengapa Tuhan menciptakan manusia?
Ia menciptakan manusia untuk kemuliaan-Nya.
Tuhan ingin manusia yang dibentuk menurut gambar dan rupa-Nya dapat bersekutu dengan-Nya dan memuliakan-Nya.
Alkitab menyatakan: "...yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku...." Yesaya 43:7



















ANASIR / UNSUR (API, ANGIN, AIR, TANAH) YG ADA PADA DIRI MANUSIA

Diri kita terdiri dari sesuatu yg kelihatan (jasad) atau dalam istilah komputer disebut perangkat keras atau Hardware, dan sesuatu yg tidak kelihatan (Software/perangkat lunak).

Jasad manusia memiliki (mengandung) 4 anasir atau 4 unsur yaitu :
Api
Udara
 Air
Tanah
Yang kemudian diikat oleh Proses Energi Biologis hukum tarik menarik molekul dan zat zat dalam reaksi kimia dalam ilmu pengetahuan modern yg sebenarnya itu adalah Energi Roh Sang Maha Pencipta.

QS. Al Baqarah (2):24.
Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.

Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jasad manusia mengandung unsur api, karena isi neraka adalah serba panas (serba api) yg bahan bakarnya dari batu dan orang kafir.

Selain itu setiap makanan yang kita makan jika prosesnya dimasak dulu tentu pasti menggunakan api.
Contohnya memasak sayuran, nasi dll tentu menggunakan api. Dengan demikian makanan yang kita makan tsb mengandung anasir api.

Anasir/unsur api tidak dapat berdiri sendiri, dia untuk bisa hidup perlu anasir lain yaitu anasir angin/udara (oksigen).

Dan dalam pergeserannya dalam aliran vena pembuluh darah kita anasir api menimbulkan suhu tubuh agar tetap normal dan mampu bertahan hidup.

QS.Shaad (38):71-72
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah".
“Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya Roh Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya."

Sebagian ayat diatas terdapat kalimat ".............dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku.............."

Dari ayat diatas terdapat sebuah kata yg perlu digaris bawahi, yaitu kata "tiup" .
Tiup biasanya ada hubungannya dengan angin atau udara.

Selain itu sesuatu yang hidup (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan) tentu membutuhkan udara (mungkin Oksigen atau CO2).
Kita juga membutuhkan udara (oksigen) untuk bernafas.
Ini berarti tubuh kita juga mengandung anasir angin/udara.

QS.Al Furqaan (25):54.
Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.

Yang dimaksud air tersebut adalah air mani dan mengandung unsur air.
Selain itu badan kita juga mengandung 60% air, darah mengandung 90% air, makanan kita juga mengandung air.

Itu semua artinya bahwa jasad kita mengandung anasir air atau unsur air.
Dan air merupakan penunjang kehidupan Utama dalam Planet Bumi.

Unsur Tanah.
QS.Shaad (38):71-72
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah".
“Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya Roh Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya."

Selain itu makanan yang kita makan sebetulnya adalah berasal dari tanah (saripati tanah)
Dengan demikian berarti bahwa badan/jasad kita mengandung tanah.

Analogi
Sepeda motor untuk bisa dinyalakan harus ada prasarat 4 anasir:
Anasir air = bahan bakar ( zat cair )
Anasir api = busi + kelistrikannya
Anasir udara/angin = karburator sbg pengubah zat zair ke uap
Anasir tanah = Body motor.

Keempat anasir ini disatukan dalam gerak mekanis yg berulang ulang dan menjadi hidup mesinnya dan terjadi vibrasi atau getaran dan inilah yg disebut berdzikir atau bertasbih.

Pohon/tumbuh-tumbuhan untuk bisa hidup juga harus ada prasarat 4 anasir:
Anasir air
Anasir api = sinar/panas matahari/untuk foto sintesa
Anasir udara/angin = O2 dan CO2
Anasir tanah.
Keempat anasir ini disatukan oleh Hidup Hayati sehingga tumbuh dan berkembang serta berbuah.

Telah kita ketahui bersama bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan dibumi dan segala sesuatu yang ada diantaranya bertasbih kepada Allah SWT.

Dalil Alqur’an bahwa benda mati dan benda hidup bertasbih:
QS. Al Israa (17) : 44
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.

Dari ayat diatas dijelaskan bahwa benda hidup dan benda mati bertasbih kepada Allah SWT.

QS.Saba/34:10
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya,
Dalil hadist bahwa benda mati juga bertasbih:
‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sungguh dahulu kami mendengar makanan bertasbih dalam keadaan sedang dimakan.” [HR.Bukhari:3579]

Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Sesungguhnya aku menyaksikan Rasulullah SAW dalam sebuah halaqoh; ditangannya ada batu kerikil, lalu batu kerikil itu bertasbih di telapak tangannya.
Bersama kami ada Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman dan ‘Ali radhiyallahu ‘anhuma, maka orang-orang yang berada dalam halaqoh semua mendengar tasbihnya.
Kemudian (batu itu) diberikan kepada Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu; lalu batu tersebut bertasbih ditelapak tangannya , semua yang berada di halaqoh mendengar tasbihnya.
Kemudian diberikan kembali kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertasbih lagi ditangannya.
Kemudian diberikan kepada ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, lalu bertasbih ditelapak tangannya, semua yang berada di halaqoh mendengar tasbihnya. Kemudian diberikan kepada ‘Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, lalu bertasbih ditangannya. Kemudian diberikan kepada kami, tetapi batu tersebut tidak bertasbih ketika berada di tangan salah seorang dari kami”. [HR.ath Thabrani]


Dalil Secara Ilmu Fisika :
Kita tahu bahwa setiap benda itu kalau dipecah-pecah menjadi bagian yang lebih kecil disebut MOLEKUL dan molekul ini masih dpt dilihat.
Molekul jika dipecah pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi disebut ATOM.

Atom terdiri dari INTI ATOM dan ELEKTRON.
Inti atom dibagi lagi menjadi dua bagian : PROTON dan NETRON,
Proton bermuatan positif (+), netron mempunyai muatan netral dan elektron bermuatan negatif (-).
Elektron ternyata hidup dan berputar (thawaf) mengelilingi inti atom dengan kecepatan 300.000.000 meter/detik sama dengan kecepatan cahaya nampak.

Dari teori diatas dapat diambil kesimpulan:
Bahwa pada hakekatnya tidak ada benda mati (meja kursi dll) karena apa?

Karena elektron selalu berputar/bergerak (thawaf) dengan kecepatan 300.000.000 meter/detik mengelilingi inti atom.
Siapa yang menggerakkan elektron tersebut?

Apa karena adanya gaya tarik menarik antara proton dan elektron? Mungkin ya.

Lantas siapa yg memerintahkan terjadinya gaya tarik menarik tsb?

Dalam ibadah haji kita juga mengenal adanya thawaf (berputar mengelilingi Ka'bah).

Ini identik dengan thawafnya elektron mengelilingi inti atom.
Dan juga identik dengan planet-planet (bumi, bulan, dll) di galaksi bimasakti yg berputar/bergerak (thawaf) mengelilingi matahari.
Yah, mungkin ini adalah salah satu tasbihnya ciptakan Allah SWT.

Lantas bagaimana dengan api, angin, air dan tanah?

Tentu benda tsb juga bertasbih, dan untuk melakukan tasbih tentu mempunyai roh (daya hidup).

Malaikat juga bertasbih, karena jika malaikat tsb berhenti bertasbih maka dia akan mati.

Ini artinya roh (daya hidup) malaikat tsb ada pada tasbih dan bentuk pengulangan terhadap sifat dan af’al.
“Segala sesuatu jika berhenti bertasbih kpd Allah SWT maka sesuatu itu akan lebur, musnah, lenyap, hilang keberadaannya (eksistensinya).”

Dengan demikian berdasarkan dalil-dalil diatas dapat berkesimpulan bahwa api, angin, air dan tanah pun juga mempunyai roh, karena kempatnya juga selalu bertasbih.
Dalam Al'Qur'an nafsu diistilahkan dengan "jiwa".
Ada nafsu/jiwa yg jahat dan ada juga nafsu/jiwa yg baik.

Hawa murni berasal dari Sari ( Roh Suci )
Nafsu berasal dari Pati yg terbangkitkan hidupnya oleh Hawa Murni Sari Roh Suci.

Hawa murni menghidupkan Napsu Material yang berasal dari empat anasir tsb sehingga dalam istilah selanjutnya digabung menjadi satu yaitu “HAWA NAFSU”.
Hawa adalah Hasrat Kebutuhan sedangkan nafsu adalah Hasrat mewujudkan Kebutuhan melalui perbuatan.

Hawa bisa juga adalah radiasi yang ditimbulkan oleh nafsu.
Misalkan kita ingin makan, keinginan untuk makan itu disebut hawa.

Jadi hawa itu masih dalam batas angan ( keinginan ) atau hasrat dan gairah
Kemudian jika angan tersebut ditindaklanjuti sehingga kita makan, maka perbuatan makan tersebut disebut nafsu.

Jadi sebetulnya yang perlu di kendalikan itu adalah hawanya atau keinginannya.

Jika hawa terkendali otomatis nafsu juga akan terkendali.
Oleh sebab itulah kenapa istri nabi Adam AS diberi nama Siti Hawa. Karena memang berawal dari keinginan/hasrat nabi Adam AS yang saat itu merasa kesepian.

Nafsu atau jiwa juga mempunyai jasad tapi jasad halus, dan didalam jasad halus itu juga ada rohnya.
Roh dari nafsu/jiwa berbeda dengan roh manusia, Roh manusia turun/ada pada janin bayi ketika janin bayi berumur antara 3 sampai 4 bulan dalam kandungan ibu.
Sedangkan nafsu/jiwa saat itu sudah ada lebih dahulu.
Makanya janin bayi sudah hidup dan berkembang (ada denyutan) karena memang disitu sudah ada rohnya, yaitu rohnya dari 4 nafsu/jiwa tadi.

KAPAN NAFSU-NAFSU (JIWA-JIWA) ITU MULAI ADA?

Nafsu/Jiwa sudah ada bersama sperma, dan bisa hidup lama jika bertemu dengan pasangannya yaitu sel telur (terjadi pembuahan) dan menempel di rahim untuk berkembang.

Sperma hidup dan bisa berlari dengan kecepatan tertentu mencari sel telur untuk menyatu (membuahi) dan hidup di dalam rahim.
Sperma hidup dan bisa berlari karena mengandung jasad-jasad halus (mengandung nafsu-nafsu/jiwa-jiwa) dimana jasad-jasad halus tersebut mempunyai roh.

Nafsu/jiwa hidup menyatu dengan jasad manusia, dan berkembang serta bertingkah laku mengikuti perkembangan jasad manusia, dari janin bayi dlm perut ibu, lahir menjadi bayi, menjadi anak-anak, remaja, pemuda/dewasa, dan akhirnya tua dan juga nafsu tersebut akhirnya juga mati (sempurna kembali ke asalnya).
1. NAFSU AMARAH
Nafsu amarah disebut juga EGO adalah nafsu yang paling rendah, paling buruk dan paling jahat tingkatannya dibandingkan dengan nafsu-nafsu yang lainnya.
Bahkan ada yang mengatakan nafsu/ego ini lebih kejam dari pada 70 sifat syetan.

Firman Allah Ta’ala :
Surat 12 (YUSUF) Ayat 53
............Karena Sesungguhnya nafsu amarah itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku........

Nafsu amarah secara bawaan lahir menempati lapisan pembungkus terluar sebagai pembungkus hati nurani dan cahaya nafsu ini berwarna merah.

Karena menempati lapisan terluar maka nafsu ini biasanya lebih cepat responnya kalau ada apa-apa dibanding dengan jenis nafsu yang lainnya.

Nafsu amarah berasal dari unsur saripati api, sama dengan jin yg juga diciptakan dari unsur api.

Disini ada kesamaan unsur antara pembuatan manusia dengan pembuatan jin yaitu sama sama mengandung unsur api.

Karena berasal dari unsur api tentu nafsu ini juga akan membawa/mewarisi sifat-sifat dari api itu sendiri.

Sifat-sifat dari api antara lain adalah:
Api bersifat panas => Pada diri manusia nafsu ini selalu akan membangkitkan rasa panas/emosi/pingin marah-marah melulu/temperament, mudah tersinggung, ingin beranten, suka bikin jengkel orang lain dan suka jengkel kepada orang lain, suka memecah belah persatuan, memfitnah, mengadu domba, dalam skala negara ingin perang/menjajah/menguasai negara lain, dan lain sebagainya.

Api berwarna merah => Pada saat diri manusia dikuasai oleh nafsu ini biasanya raut mukanya berwarna merah, telinga juga merah, jantung berdetak kencang (nafsu amarah ini memang ada hubungannya dengan jantung manusia).

Api selalu mengambil posisi berdiri tegak keatas menantang, tidak ada api menyala kearah bawah atau kesamping. Jika nyala api diarahkan kesamping atau kebawah tentu ujung api tersebut tetap akan berusaha pada posisi berdiri => Jika manusia sedang dikuasai oleh nafsu api amarah ini maka pada diri manusia tersebut akan mempunyai sifat sombong, tidak mau menerima kebenaran seperti sifat Iblis, selalu berprasangka buruk terhadap orang lain, merasa paling benar sendiri, paling suci sendiri.
Padahal sombong adalah pakaian Allah SWT bukan pakaian manusia atau makhluk.
Namun demikian bukan berarti kita sebagai manusia tidak membutuhkan nafsu amarah. Sebagai manusia kita tetap harus punya amarah, tetapi amarah yang dibolehkan menurut ajaran Islam.

Ambisi untuk maju itu nafsu amarah, ambisi untuk bisa naik jabatan dalam pekerjaannya itu juga nafsu amarah, ambisi untuk selalu menang dalam suatu persaingan dalam bidang apapun itu juga salah satu sifat nafsu amarah, dll.
Kalau manusia tidak punya nafsu amarah maka berarti dia bukan manusia, mungkin malaikat.

Jadi intinya nafsu amarah itu harus tetap ada pada diri manusia, Cuma kitanya saja yg harus pandai-pandai mengendalikan hawa amarah yg ditimbulkan oleh nafsu amarah itu.
Firman Allah Ta’ala dalam AlQur’an :

Surat 75 (Al Qiyaamah) Ayat 2:
“Dan tidak! Aku bersumpah dengan nafsu lauwamah (jiwa yang amat menyesali dirinya sendiri)”

Dalam terjemah umum :
Bila ia berbuat kebaikan ia juga menyesal kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau ia berbuat kejahatan.

Jadi nafsu lawwamah itu nafsu yang selalu menyesali perbuatannya, baik perbuatan terpuji maupun perbuatan tercela, artinya bahwa nafsu ini diri yang tidak mempunyai pendirian.

Sifat seperti ini dimiliki oleh anasir angin dan memang nafsu ini tercipta dari anasir angin.
Coba kita perhatikan tingkah laku angin. Angin bergerak tidak tentu arahnya (tidak punya pendirian), terkadang ke arah utara, selatan, timur, barat, keatas dll. Bergeraknya angin biasanya tergantung oleh musim atau tekanan angin.
Jika manusia lebih dominant nafsu lawwamahnya maka orang tersebut cenderung mempunyai sifat tidak punya pendirian, selalu terbawa arus, plinplan, terbawa oleh mode trend saat itu.
Selain itu nafsu ini juga mempunyai sifat sama dengan sifat binatang, yaitu nafsu birahi/sex dan nafsu makan yg terkadang berlebihan.
Meskipun demikian nafsu ini tetap saja ada sisi baiknya, tinggal bagaimana kitanya saja.
Nafsu lawwamah secara bawaan lahir menempati lapisan pembungkus kedua dari luar setelah nafsu amarah sebagai pembungkus hati nurani dan Cahaya nafsu ini berwarna kuning.
Nafsu mulhimah berasal dari anasir air. Karena berasal dari saripati air maka nafsu ini mewarisi sifat-sifat dari air.
Sifat-sifat dari air antara lain adalah:
Air selalu mencari posisi tempat yang paling rendah.
Jika lebih dominant nafsu mulhimah ini maka manusia tsb akan mempunyai sifat rendah hati terhadap sesamanya dan selalu merasa rendah diri dihadapan Tuhannya.

Air selalu mengambil bentuk dari wadah yang ditempatinya.
Artinya : manusia tsb pandai menempatkan diri, pandai membawa diri terhadap lingkungan sekitarnya atau bisa menyesuaikan diri kepada siapa yang sedang dihadapinya, dll.
Selain itu nafsu ini juga mempunyai sifat empati, gampang iba dan belas kasihan terhadap sesama, suka menolong, dll.
Nafsu mulhimah secara bawaan lahir menempati lapisan pembungkus ketiga dari luar setelah nafsu lawwamah sebagai pembungkus hati nurani dan cahaya nafsu ini berwarna putih.


Firman Allah Ta’ala dalam AlQur’an :
Surat 89 (Al Fajr) ayat 27
Yg artinya :
“Hai jiwa yang tenang”
Nafsu mutmainah berasal dari saripati tanah. Karena berasal dari saripati tanah maka nafsu ini mewarisi sifat-sifat dari tanah.

Sifat-sifat dari tanah/bumi antara lain adalah:
Tanah/bumi sering disakiti tapi malah selalu memberi manfaat. Lihatlah tanah/bumi, di injak-injak, dicangkuli, diambil isi perutnya (diambil hasil tambangnya), digunduli rambutnya (ditebangi pohon-pohonnya), dirubah bentuknya (diratakan gunung-gunungnya) dsb. Namun tanah tetap sabar, oleh karena itu orang yg sudah mencapai tingkatan sifat tanah/bumi atau nafsu mutmainah ini biasanya mempunyai sifat yang sabar, rela menanggung beban orang lain dan lain-lain.
Sifat lain dari nafsu ini adalah selalu ingin beribadah terus sehingga terkadang yang lainnya terlupakan.
Nafsu mutmainah secara bawaan lahir menempati lapisan pembungkus keempat dari luar setelah nafsu mulhimah sebagai pembungkus hati nurani dan cahaya nafsu ini berwarna hitam.




ALAM SIFAT-SIFAT MANUSIA

BAB II
PERAN KEHIDUPAN MANUSIA
REINKARNASI DAN HUKUM SEBAB AKIBAT
MENGAKTIFKAN KEMBALI PERCIKAN SANG HIDUP DALAM DIRI
LANGKAH AKTIFASI PENYATUAN SAUDARA EMPAT KELIMA PUSAT
PELEBURAN MANUSIA DENGAN SEMESTA

BAB III
KEMBALINYA MANUSIA KEPADA FITROH
TAUHID MUTLAK
KIAMAT ADALAH KEBANGKITAN SANG RUH AL QUDS DLM DIRI
SEMBAHYANG MURNI BERKESINAMBUNGAN
PEMBIASAN KEMULIAANNYA
TOTALITAS PENYERAHAN DIRI DALAM KARYA MULIA SBG JIWA AGUNG

BAB IV
BELAJAR TAHANUT, WUKUF DAN MEDITASI
KERAGAMAN METODE DALAM SATU TUJUAN
NANG NING NUNG GONG
MAYAPADA ADALAH SIMBOL FILOSOFI MELIHAT SANG MAHA HIDUP
OLAH NAFAS UTK MENGAKTIFKAN PRANA SANG MAHA HIDUP

BAB V
METODE MEDITASI
TANTRAYANA DAN MUDRA

PANDANGAN FILOSOFI JAWA TERHADAP AJARAN ISLAM

PELEBURAN BAHASA JIWA MENUJU KEILMIAHAN,
SBG PRODUK KESADARAN MURNI

KUNDALINI DAN POHON SIDRAH

PENYATUAN 10 MALAIKAT DALAM DIRI

PENYUCIAN 10 BHUTA DALAM DIRI






















PENYATUAN 2O AKSARA DALAM TINDAKAN REALITAS

SIFAT 20 VERSI JAWA
================
NGA TA BA GA MA          =             TIDAK ADA KEMATIAN
NYA YA JA DA PA            =             TIDAK ADA KESAKTIAN
LA WA SA TA DA              =             TIDAK ADA PEPERANGAN
KA RA CA NA HA              =             TIDAK ADA UTUSAN.

Arti caraka walik:

Nga        ~ Ngracut busananing manungso           
~ Melepaskan Egoisme Pribadi, Manusia.
Tha        ~ Tukul saka niat             
~ Sesuatu Harus Dimulai, Tumbuh Dari Niatan.
Ba           ~ Bayu sejati kang andalani        
~ Menyelaraskan Diri Pada Gerak Alam.
Ga           ~ Guru sejati sing muruki             
~ Belajar Pada Guru Nurani
Ma         ~ Madep mantep manembah mring Ilahi             
~ Yakin,Mantap Dalam Menyembah Ilahi
Nya        ~ Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki             
~ Memahami Kodrat Kehidupan
Ya           ~ Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi      
~ Yakin Atas Titah / Kodrat Illahi
Ja            ~ Jumbuhing kawula lan Gusti  
~ Selalu Berusaha Menyatu, Memahami Kehendak Nya
Dha        ~ Dhuwur wekasane endek tumindak kang dumadi       
~ Yakin Atas Titah / Kodrat Illahi
Ja            ~ Jumbuhing kawula lan Gusti  
~ Selalu Berusaha Menyatu, Memahami Kehendak Nya
Dha        ~ Dhuwur wekasane endek wiwitane  
~ Untuk Bisa Diatas Tentu Dimulai Dari Dasar
Pa           ~ Papan kang tanpa kiblat           
~ Hakekat Allah Yang Ada Disegala Arah
La           ~ Lir handaya paseban jati           
~ Mengalirkan Hidup Semata Pada Tuntunan Illahi
Wa         ~ Wujud hana tan kena kinira    
~ Ilmu Manusia Hanya Terbatas Namun Implikasinya Bisa Tanpa
   batas
Sa           ~ Sifat ingsun handulu sifatullah
                ~ Membentuk Kasih Sayang Seperti Kasih Tuhan
Ta           ~ Tatas, tutus, titis, titi lanwibawa           
~ Mendasar, Totalitas, Satu Visi,
   Ketelitian Dalam Memandang Hidup
Da          ~ Dumadining dzat kang tanpa winangenan      
~ Menerima Hidup Apa Adanya
Ka           ~ Karsaningsun memayuhayuning bawana        
~ Hasrat Diarahkan Untuk Kesejahteraan Alam
Ra           ~ Rasaingsun handulusih             
~ Rasa Cinta Sejati Muncul Dari Cinta Kasih Nurani
Ca           ~ Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi           
~ Satu Arah Dan Tujuan Pada Yang Maha Tunggal
Na          ~ Nur candra, gaib candra, warsitaning Candara               
~ Pengharapan Manusia Hanya Selalu Ke Sinar Illahi
Ha          ~ Hana hurip wening suci           
~ Adanya Hidup Adalah Kehendak Dari Yang Maha Suci               

Caraka walik, atau caraka sungsang memang biasa digunakan untuk menangkal atau membalikkan suatu malapetaka dsb.
Arti secara harfiah, dari Kawruh Pepak Boso Jowo disitu di tulis makna harfiah aksara jawa

Hanacaraka        = ada ucapan, ada kata-kata, ada utusan
Datasawala        = saling perselisihan = dualistik
Padajayanya       = adanya adu kekuatan yg sama jaya nya (sama kuatnya)
Magabathanga                 = terjadilah bangkai/mati (Jawa=bathang) nah jika di balik maka yg terjadi adalah kebalikannya

Tidak Ada Ucapan
Tidak Adanya Perselisihan
Tidak Ada Adu Kekuatan
Tidak Adanya Tumpah Darah Yg Akibatkan Kematian.
Dan dalam hal pelaksanaan sifat 20 ini tentunya kita sebagai manusia yg berpikir sangat mencermati keadaan dan situasi tentang kehidupan kita dan mengaturnya dengan berbagai tatanan keilmuan yg bermanfaat baik bagi diri kita pribadi, keluarga, beserta lingkungan kehidupan kita agar selaras damai dan bahagia.

Sifat 20 dalam konteks keselamatan perlu dicermati dengan ilmu pengetahuan yg humanis dan tepat pada porsinya sehingga melahirkan pola pola pikir yg menyebabkan timbulnya Kesadaran tentang Management ( Sistem Penataan dan Pengaturan ).
Dan dapat diidentikkan dengan bahasa terkini sifat 20 adalah managemen thd konteks konteks bidang kehidupan.


CARAKA  WALIK  ATAU SUNGSANG  VERSI ISLAM
....
PRILAKU ( AF'AL ) KITA DALAM MENJALANKAN SIFAT 20 SECARA SEGMENTASI SETIAP AKTIFITAS HARIAN ADALAH BERJALAN MUNDUR ATAU TERBALIK











HAYYAN :
Keadaan yg Hidup
Segala Hal yg Hidup berupa Kehidupan Mutlak adanya dimana Kehidupan ini harus kita perhatikan dengan seksama sehingga Hidup mengetahui darimana asal usul kehidupan kita, dan peran kita dalam hidup serta bagaimana hidup kita kembali secara murni atau fitroh.
...

 



ALIMAN
Keadaan yg diketahui/mengetahui
Cermatilah dan ketahuilah awaslah pada situasi dan kondisi penglihaan kita tentang kehidupan dengan mengetahui segenap penciptaan tentang kehidupan yg murni tanpa sekat dan modifikasi sesuai dengan porsinya masing masing.
....

 
 









sifat19sifatakhir
QODIRAAN :Keadaan yg Berkuasa

Yg berkuasa thd hal diatas tsb adalah DIRI KITA sendiri bagaimana memutus sikap, berpikir dan bertindak dalam KUASA KEPUTUSAN KITA case per case
Kekuasaannya meliputi segala sesuatu dalam kondisi yg dapat dilihat kehidupan Nya yg meliputi Langit dan Bumi.

 
MURIDAN : Keadaan yg berkehendak menentukan

Setiap manusia kehidupannya ditentukan oleh NASIB dan Kehendak bebas. Sebagai penentu adalah DIRI KITA mencermati bagaimana menggunakan KEHENDAK NASIB dan KEHENDAK.BEBAS kita utk AWAS thd SIKON KEHIDUPAN.

 
WUJUD
Segala hal yg sudah diwujudkan oleh sikap kita cara berpikir kita dgn tindakan dan perbuatan adalah REALITAS_NYATA
yaitu dgn KESADARAN TERTINGGI bahwa setiap kasus dan hal dalam rangkaian kehidupan kita akan di setujui oleh SANG MAHA HAMPA dan itu adalah BENTUK KEPASTIAN BERSIFAT MUTLAK
....
KAN SUDAH WUJUD ....!!!

 
sifat11
sifat12
KALAM : Yang berbicara

Yaitu dengan dialog kemasan bahasa sebagai sarana komunikasi yg utama sbg bentuk peradaban yg menentukan cara berpikir kita.
Kalamulloh merupakan semua isi dari bima sakti yg Nyata yg memiliki ucapan dalam arti sebutan utk menerangkan segala hal agar menjadi terang dan paham itulah cahaya.

 
sifat13

Dan seterusnya=======>>>
...
Sampai dengan
sifat5

Selesaikan setiap hal kasus dlm hidup kita dgn sifat 20 pasti dijamin SUKSES dan.hal ini.sdh kulakukan berkali kali sehingga HAQQULYAKIN adalah IMAN dari segenap.proses kehidupan saya pribadi
....
Salam Rahayu Namo Budhaya
Salam af’al akmaliyah

Kenali Pecahan Sifat 20
Mari sama-sama kita pelajari ilmu tauhid sifat 20 yang dipegang oleh Imam Abu Hassan al-Asya’ari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi (Ahli sunnah wal jamaah) agar kita mempunyai asas mengenali Tuhan yang kita sembah dan taati.


Takrifan:

1. Sifat Nafsiah – diri zat Allah swt, wujudNya tidak disebabkan oleh sesuatu sebab

2. Sifat Salbiah – menafikan perkara-perkara yang tidak layak bagi Zat Allah swt atau hujah-hujah sifat yang membesarkan kelebihan zat yang Maha Agung itu daripada sekalian yang baharu

3. Sifat Ma’ani – sifat yang berdiri pada zat Allah swt, yakni sifat khusus yang dimiliki oleh Allah swt dan lazim melazimi pula ia dengan sifat ma’anawiyah

4. Sifat Ma’anawiyah – zat yang disebabkan suatu sebab akan wujudnya, yakni kelakuan zat atau fungsi zat yang mempunyai sifat ma’ani atau kelakuan sifat ma’ani yang digerakkan oleh zatNya.


Takrifan:

ISTAGHNA – Sifat KEKAYAAN Allah swt

IFTIQAR - Sifat berhajat, berkehendak sekalian makhluk kepada Allah swt

Berjuang dan bermujahadahlah kita agar hati kita dibuka pintu makrifat kepada Allah swt dari segi Zat, Sifat, Afa'al dan Asma'-Nya. Sekurang-kurangnya makrifat afa'alnya agar amal ibadat dan amal kebaikan yang kita lakukan tiada "syirik khafi" (yang tersembunyi) yang kesannya ialah amalan itu umpama debu-debu yang berterbangan yang mana tidak bernilai sedikit pun di sisi Allah swt. Fakir dan berhajatnya kita dengan Allah swt dan Maha Kaya dan Hebatnya Allah swt......Astaghfirullahalazim.....laahaulawalaquwwataillabillah.....(sumber Artikel)



BAB VI
APLIKASI TINDAKAN MELIHAT SANG MAHA HIDUP
MENUJU DERAJAT MANUSIA SEJATI
TAUBAT BENTUK PENGOSONGAN JIWA
IKHLAS ADALAH PELEPASAN MENUJU FREKWENSI KOSONG
IKHSAN ADALAH MINDSET KESADARAN
PENYATUAN KALEPASAN DAN KAWISESAN
SABAR WUJUD KESADARAN TERTINGGI

Minggu, 11 Desember 2016

Dalil alquran tentang kundalini

ALFATEHAH menunjukkan CAKRA KUNDALINI
=============================

1. Bismillahirrahmanirrahim"
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".
Cakra dasar lingga, awal kehidupan kita

2. Alhamdulillahi rabbil alamin,
"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam".
Cakra sex /kemaluan baitul muqoddas

3. Arrahmaanirrahiim
"Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".
Cakra pusar/udel, pusat tenaga/ tan tien 2 jari dibawah pusar yin yang berputar/ dualistik/sunnatulloh/ hukum dualitas tarik menarik simbol jagat agung masjidil aqsho

4. Maaliki yaumiddiin,
"Yang menguasai di Hari Pembalasan".
Cakra jantung/anahata/baitul muharrom tempat dilarang urusan dunia masuk disini simbol jagad agung masjidil harom

5. Iyyaka nabudu waiyyaaka nastaiin,
"Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan".
Cakra tenggorokan

6. Ihdinashirratal mustaqim,
"Tunjukilah kami jalan yang lurus",
Cakra ajna bashiroh internal visualisasi psikis Robbi bi Robbi langit ke enam panembahan djati,  simbol jagat agung masjid nabawy

7. shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi alaihim waladhaalin,
"(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat".
Cakra mahkota kesadaran macro micro bersatu ruh al aqal logikal istana air Tuhan dan Ujung Jari Tuhan malaikat atau sifat gak bisa masuk kesini akan terbakar,  simbol jagat agung ka'bah ( kabeh mlebu/ semua masuk)

Jumat, 25 November 2016

TUJUH MARTABAT JAMAN DI INDONESIA




Urutan Jaman Menuju Keemasan Majapahit II atau Jaman Satyayuga atau Jaman Darussalam atau Jaman Baru Yg Penuh dengan Kemakmuran.
Oleh : Wahyudi Pratama Suta

Berdasarkan derajat Kemuliaan Tuhan YME dengan Lahirnya prilaku  Insan Kamil dalam skala yg meluas dan mayoritas atau Manusia Berkesadaran Ketuhanan YME yg saling menghargai tentang ragam perbedaan ( Bhinneka Tunggal Ika ) yg merupakan Konsep dari Peleburan Kasih Sayang sebagai penyaksian Lingga Yoni, Daya Hidup Kekuasaan Tuhan YME yg telah menampakkan diri sesuai peran dan fungsinya di dalam derajat Kemanusiaan yg murni dan hakiki dalam suatu sinergisitas besar.

Derajat Jaman Kemakmuran menuju Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia yg memandang semua peran adalah KARYA DAN PEKERJAAN TUHAN YME yg terimplementasikan kpd Manusia dengan Pelaksanaan Kesadaran Prilaku Harian merupakan Puncak Keemasan Martabat Kenal Kesejatian Diri secara mikro dan menyongsong perubahan secara Makro, ada dalam kalimat NOTO_NEGORO yg terususun dalam 6 aksara panembahn djati dengan dharma kasunyatan ( realism ) yaitu:

1.       NO
2.       TO
3.       (SPASI)
4.       NE
5.       GO
6.       RO

Serta ada 7 dimensi ( lapisan ) pembagian Jaman laksana Tujuh Martabat Dimensi Jaman menuju Jaman Darussalam, Puncak Keemasan yg gemah ripah loh Jinawi, dimana masyarakat pola pikir dan prilakunya akan sesuai dengan jaman jaman yg disebutkan dibawah ini :

1.     Satrio Kinunjoro Marwokuncoro
Jaman ini masyarakat masih mengalami penderitaan dan terjajah baik secara mental dan fisik serta spiritual

2.     Satrio Mukti Wibowo
Jaman ini masyarakat mengalami awal Kemerdekaan dari bentuk penjajahan fisik dan mental

3.     Satrio Jinumput Sumelo Atur
Jaman ini masyarakat masih mengalami awal penataan secara kontinyu dan kesinambungan, dan sering berbeda pendapat dan ditengarai adanya 2 sosok kuat yg mengaku sama sama benar ( Mahabarata/ Perang Badar/ Perangnya Dualitas/ jaman goro goro/ Punakawan menjadi Ratu) untuk mencapai titik temu

4.     Satrio Lelono Mbangun Topo Ngrame
Jaman ini masyarakat mengalami keprihatinan secara fisik dan mental untuk menemukan kesejatian dirinya dalam berbangsa, bernegara dan bertanah air yg baik dan benar sesuai dengan nilai nilai kemanusiaan yg humanis dan holistic

5.     Satrio Piningit Hamong Tuwuh
Jaman ini masyarakat perlahan lahan mulai terbimbing oleh kesadaran perbedaan menuju satu konteks utama yaitu menuju keselamatan
6.     Satrio Boyong Pambukaning Gapuro
Jaman ini masyarakat telah membuka dirinya secara utuh baik psikis maupun fisik kepada bentuk bentuk prilaku mulia, atau masyarakat dalam skala luas telah memindahkan pola pikirnya ( revolusi mental ) dalam Kasih Sayang secara Menyeluruh.

7.     Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu ( TERBUKANYA CAKRA MAHKOTA SBG UJUNG JARI TUHAN )
Jaman ini manusia sudah berhijrah/ memindahkan mental, fisik dan prilakunya kepada hikmah kemanfaatan dan selalu memandang pada hukum alam semesta, siapa menanam kebaikan maka akan memanen kebaikan dan siapa menanam keburukan maka akan memanen keburukannya atau selalu mengindahkan KONSEP RATU ADIL/ HUKUM SEMESTA ALAM/ HUKUM KAUSALITAS / THE LAW OF ATTRACTION, dan Para Pemimpin dan pejabat kenegaraan mayoritas telah mampu menangkap petunjuk petunjuk TUHAN YME dalam melaksanakan Roda Kenegaraan dalam hidup berbangsa yg dinamis dan harmoni.