Cari Blog Ini

Rabu, 23 April 2025

KALI ILANG KEDUNGE ...?

..

by Wahyudi Pratama Suta
...
"Kali Ilang Kedunge" yg tersurat dalam layang Joyoboyo yg merujuk pada nilai nilai tatanan peradaban manusia disaat itu, dan merupakan petunjuk yg memiliki dualitas makna yaitu makna Subyektif dan Makna Obyektif.
...
Tentu dlm mencerna kalimat sastra "Kali Ilang Kedunge" perlu kita artikan terlebih dahulu, alias menterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. "Kali Ilang Kedunge" jika diindonesiakan adalah "Sungai yg hilang kedalamannya"
...
Secara Makna Subyektif "Sungai" teridentifikasi sbg aliran air dan dalam pemaknaannya Aliran Air merujuk kepada Aliran Pengetahuan " dan kata "ilang" atau "hilang" bisa dimaknai dengan "Berkurang" atau "berubah" menjadi sesuatu yg dijelaskan di kalimat berikutnya dengan kata "Kedung" alias "Kedalaman" nya.
Hal pemaknaan ini sangat memiliki relatifitas dan kreatifitas secara mendasar bagi yg menterjemahkan dan memaknainya sesuai Tingkat Kecerdasan akan harmonisasi Nilai-Nilai Rasionalitas dan Nilai-Nilai Ruhaniyah seseorang dlm menggambarkannya dlm keadaan hariannya.
Dan sudah tentu latar belakang pengalaman seseorang akan ikut memprakarsai sebuah pemahaman.
Sehingga Nilai Filsafat Kalimat "Kali Ilang Kedunge " alias "Sungai Hilang Kedalamannya " secara Subyektif merujuk pada manusia manusia yg sedang "Kehilangan Akal Sehatnya", "Naluri Berpikir yg dalam sesuai penempatan pengetahuan yg pasti", dan "kehilangan Rasionalitas dan Logika Hati" sehingga utk memutuskan hal hal yg lebih utama di kehidupan ini sepaya lebih bermanfaat menjadi tidak presisi penempatannya alias tidak tepat sasaran dan tepat guna.
...
Secara Obyektif Kalimat " Kali Ilang Kedunge" alias "Sungai HIlang Kedalamannya" bisa dimaknai secara nyata bahwa banyak sungai-sungai yg besar dan kecil; terjadi pendangkalan yg menyebabkan banjir dimana mana, karena Kurang bijaksananya Subyektifitas Kehidupan Manusia sbg pelaku sama sekali tidak mengindahkan Alam Semesta, Seperti Membuang Sampah di Sungai dan Kegagalan Perawatan Aliran Sungai Oleh Lembaga yg berwenang dan hilangnya nilai Gotong royong bersih bersih sungai di jaman Sosial Media ini.
...
Layang Joyoboyo merupakan"Tetenger" alias "Penanda" di Jamannya saat Kerajaan Yg Makmur mengalami Kehancuran karena dimulai dari Nilai Kesadaran Subyektifitas manusianya dan lalu Alam Semesta mengikuti Kehancuran itu.
...
Jadi Kerusakan Semesta jelas jelas dimulai daripada nilai subyektifitasnya alias manusia sbg Pengelolah dan Pengendali serta perawat alam itu sendiri, Jadi ya jangan salahkan Alam jika terjadi Longsor, Gempa, Banjir Bandang, Kebakaran Hutan dan Tanah Longsor, itu semua dari akibat Berkurangnya Kesadaran manusia secara pribadi dalam skala luas.untuk melaksanakan moral dan adabnya secara langsung dengan prilaku harian yg membumi
...
Om Awighnam Astu Namo Sidham
Namo Budayah
Om Santih Santih Santih Om

Selasa, 01 April 2025

Asal Usul Keterhubungan antara Ajaran Weda, Ajaran Al-Quran, dan Bahasa Sains Pengetahuan Umum yg rasionalis dan mampu dibuktikan secara nyata tentang Cahaya Kemuliaan Tuhan alias Nur Muhammad Alias Tri Purusa alias 3 Kepribadian Tuhan dalam jati dirinya Manusia


Oleh WPS

 

Cahaya Kemuliaan Tuhan dalam ajaran Weda tentang Tripurusa alias Tiga awal Gerak Tuhan yg merupakan awal dari semua keberadaan dilabeli sesuai kecerdasan spiritual dimasanya dengan bahasa

 

1.  Siwa identik dengan kekuatan Tuhan yg memulai Gerak Hidup maka dalam bahasa arab disebut afalullah alias gerak Allah dan dalam bahasa intelektual sains disebut Energi Gerak Hidup dan orang jawa menyebutnya Obahing hurip, dimana kata hidup alias hurip itu sendiri merujuk dan condong untuk menunjuk pada kata “TUHAN” itu sendiri, Gerak Hidup yg memiliki potensi energi gerak yg sangat kuat inilah didalam masa masa penggalian tentang Tuhan alias Allah alias Brahman alias Tao alias Yehuwa dan varian sebutan label yg merujuk kpd kekuatan yg tak terbatas didlm proses meditasi pengolahan jiwa praktisi menemukannya bertempat diawal yaitu di Tulang Ekor alias Tulang Sulbi yg kemudian didalam bahasa arab disebut baitul muqaddas alias cakra dasar Kehidupan yg berupa Semangat Hidup alias Api Kehidupan, Baitul Muqoddas sbg tempat api kehidupan dan gerak hidup alamiah sering disematkan dgn aksara Ang alias aksara lam awal dan diberi singkatan bahasa Sanskrit dgn kata Bhur.

Dan Bahasa Sains Disebut Gerak ENERGI.

 

2.   Sadasiwa identic dengan Sifat Tuhan didalam gerak hidup tadi, yg dalam bahasa arab disebut dgn kata Sifatullah alias Dualitas Sifat yg beraksi dan bereaksi dlm setiap geraknya dan ini bertempat di Jantung alias Cakra Jantung setiap kehidupan yg juga dibali dgn bahasa arab Baitul Muharrom disinilah letak awal dari rwabineda alias hitam putih dan dualitas baik buruk, benar dan salah timbul dgn denyut jantung yg kadang ada dan tidak yg juga disini pulalah awal dari rasa hidup itu sendiri dari dualitas sifat tuhan itu sendiri yg selalu bergerak aktif tanpa henti. Baitul Muharram sbg Cakra Jantung alias Sifat sifat dan watak hidup sering juga disematkan dengan aksara sankrit dengan kata UNG alias BWAH yg jika di ranah bahasa arab disebut aksara lam tengah.

Dan Bahasa Sains disebut Sifat dan Watak Energi.

 

3.   Paramasiwa identic dengan kegunaan daripada gerak energy dan sifat energy di atas dimana setiap derak yg saling beraksi dan bereaksi dgn sifatnya yg mandiri dan bersinergi satu kesatuan akan yg betugas pada fungsinya pasti akan disematkan label sesuai perannya maka inilah dalam bahasa arab disebut dengan Asmaullah yg bertempat alias bertanakan di Baitul Makmur alias Cakra Mahkota yg mampu membedakan dualitas / rwabineda agar selalu tepat menduduki tugas pokok dan fungsinya maka akan lahirlah sebuah Kebijaksanan pola Pikir yg memiliki kemampuan Memilah memilih dan memutuskan setiap hal yg terlihat rumit dan diurut serta digabungkannya kembali seperti membongkar sebuah gambar utk dijadikan puzzle dan menggabungkan puzzle menjadikan gambar.  Inilah dilabeli juga dengan Kata SWAH alias Mang alias aksara Lam terakhir

Dan dalam bahasa sains ini disebut Nama Energi sesuai Gerak dan Sifatnya

 

4.  Wadah Materi Jasad alias Jisim alias Raga inilah energy dalam bentuk padat yg merupakan tempat alias wadah dari ketiga hal diatas dan dalam aksara arab adalah HA. Alias wadah kosong yg diberi sarana panca maha buta artinya ada alat indriyanya namun yg berperan didalam indriya tersebut adalah ketiga komponen Ang Ung Mang alias AUM alias LILlAH ( lam lam lam ha ) yang merupakan merupakan energy tunggal alias ALif alias Lingga secara simbolisnya dan jasad merupakan wadah daripada lingga yg mengakomodir semua yoni tersebut maka badan adalah Yoni dan Ruh adalah Lingga makanya Lingga Yoni adalah Pribadi kita sendiri dan siapapun yg ingin memuja Tripurusa alias Nur Muhammad sbg Ingsun alias jati diri tuhan dalam miniatur jasad kita wajiblah mengamalkan Trikaya Parisuda alias berniat berpikir baik, berucap baik dan bertindak baik alias dlm bahasa arab disebut Akhlaqul karimah dan bahasa Sains dengan Kindness Attitudes.

     Keempat bagian diatas yg sudah dijelaskan secara gamblang itulah dalam bahasa jwa disebut sebagai pancer alias pusat satu kesatuan yang utuh atau sering disebut ahad alias raditya alias hidupnya matahari satu kesatuan utuh alias kawula manunggaling gusti alias ingsun hurip.