Cari Blog Ini

Senin, 10 Oktober 2016

Katagori Tasawuf

Tiga Tataran pengertian tasawuf

Tasawuf indal akhlaq wal adab
Tasawuf indal Fuqaha,
Tasawuf indal ahlil Makrifat 

Tasawuf indal akhlaq wal adab 
Merupakan Etika yang bisa kita terapkan sedini mungkin untuk anak-anak kita. terutama makan dengan tangan kanan, masuk kamar mandi dengan kaki kiri, keluar kaki kanan ini, yg merupakan perbuatan yg memandang nilai nilai adaptasi prilaku manusia dengan mencerminkan tatakrama, kesopanan dan menempatkan diri ( teposliro; bhs jawa)

Tasawuf indal fuqaha
Memiliki pengertian bagaimana hukum sariat ritual peribadatan agama (fiqih) ini tidak berhenti hanya secara etika dan tata cara ritual semata, namun tetap memiliki kesinambungan maksud dan tujuannya secara berkesinambungan.

Contoh :
Orang kalau sudah menjalakan wudhu mau sholat, setelah selesai adab ritual wudhu lalu dipakai shalat wudhunya kemana?

Selesai kan?!

Nah orang tasawuf pada tataran ini tidak mau berhenti hanya sampai pada ritual pengerjaan wudhunya tersebut.

Tasawuf indal fuqoha mencermati sampai sejauh mana anda membawa wudhu ini meningkat daripada kefardhuan yang sudah anda laksanakan. Bahkan mereka mencermati hakikat ritual hukum fiqih ke tataran yg lebih mengena secara prilaku hidup dan aktifitas hariannya.

Sehingga hakikat wudhu atau bersuci tersebut selalu hadir dalam setiap aktifitasnya dengan mensucikan:

1. penglihatannya,
2. pendengatannya,
3. perkataannya,
4. penciumannya,
5. kesadaran akal pikirannya,

kelima point ini adalah sering juga disebut sebagai saudara empat ke lima pancer dalam falsafah kesadaran peradaban nusantara, dan disebut juga sebagai anak anak yatim yg membutuhkan uluran kasih sayang, dan disebut juga sebagai empat istri yg wajib kita nikahi dan inipun berdualitas dalam sifatnya, kedua prilaku tangan dan kakinya digunakan selalu dalam kesadaran kemanfaatan semesta, maka layaklah seorang tasawuf pada tataran ini selalu mengupas makna makna ritual sariat peribadatan kpd jenjang afal akmaliyah murni sbg bentuk membiaskan kesucian didalam Dirinya.

Tasawuf indal ahli makrifat, 
Pada tataran ini seorang tasawuf sering disebut sufistik, yaitu orang yg suci dan sudah tidak terlibat lagi dgn dogma agama, karena Aku sejati didalam dirinya sudah manunggal atau ahadun.

Manunggal atau Ahadun disini kebangkitan roh al quds didalam dirinya sudah membias ke luar jasadnya, sehingga seolah olah jasadnya hilang tertutup cahaya ilahiyah.
Seolah olah jasadnya hilang bukan berarti hilang beneren namun semata mata prilaku manusia tersebut telah bersandar sepenuhnya pada suara hatinya sebagai Sabda Ilahi yg mutlak.

Sehingga apa apa yg disampaikannya adalah Suara Sang Roh Al quds yg termanifestasikan kepada Ruh Al amr ( jibril ) sebagai pembawa Wahyu Sang Aku Sejati.

Nah disini banyak orang luar terjebak dan menilai bahwa Dunia Tasawuf, memunculkan analis-analis, seolah-olah tasawuf  berbau Budha, berbau Hindu, berbau Kristen, berbau Kejawen dan bermacam lagi penafsiran yg melibatkan kemelekatan agama agama.

Karena apa.?.....

Mereka belum tahu, belum mengerti, belum diberi hidayah Tuhan.!!!

Bahwa kunci tasawuf dan sufistik adalah pelaksanaan penyaksian Tauhid dalam jiwanya ke prilaku sehari hari dalam rangka ahadun mutlak sbg kekasih Alloh swt.

Posisi Tauhid adalah penghampaan jantung hati (qolbu sir) di baitul muharram atau diperasaan dari berbagai kemelekatan urusan jantung akal ( qalbu fuad) di baitul makmur atau di pikiran yg identik dengan Hawa atau tempat bersemainya logika dan angan angan serta prilaku indriya Nafsu yg merupakan alat bertindak tetap mengindahkan kebaikan dan kebijaksanaan dalam karya nyata yg realis dan hal ini merupakan prilaku sholat daimun haq atau sholat yg terus menerus tanpa putus dalam kehidupan kita.




Tidak ada komentar: