Cari Blog Ini

Jumat, 14 Oktober 2016

SIKLUS KEHIDUPAN / REINKARNASI




Setiap manusia yang hidup di dunia, memiliki
1.      Ruh sebagai daya hidup, dikenal juga dgn sebutan SPIRIT, dikenal juga dengan sebutan pemilik nama nama baik atau asmaul husna atau ekasatvipram bahuda vadanti dlm bahasa sansekerta

2.      Sifat sebagai hawa hidup, dikenal juga dgn sebutan MIND, dikenal juga dengan sebutan sifat sifat Tuhan yg disemaikan dalam garis besar haluan hidup diri yaitu sifat 20, atau rajahkala cakra dalam prilaku dlm filsafat leluhur nusantara.
3.      Jasad sebagai Tindakan/ napsu hidup, dikenal juga dengan sebutan BODY, dikenal juga dengan sebutan alat / sarana pewujud af’al ( prilaku )

Bila ketiga-tiganya ada, manusia bisa merasakan kesakitan, kepanasan, kedinginan, kelaparan dan kehausan.  Sementara dalam keadaan koma/ fana baqo fillah, nafsunya tidak ada maka jasmani tidak akan bisa merasakan apa-apa lagi.  Apalagi dalam keadaan binasanya jasad, nafsu dan ruhnya sudah tidak ada lagi.  

Dengan adanya reinkarnasi ini, masuk akal bila yang dimaksud dengan neraka adalah penghidupan yang sempit dan azab yang pedih di dunia sedangkan yang dimaksud surga adalah kehidupan yang baik di dunia. 

Karena yang ada di surga pun hanya kesenangan fisik semata, air yang mengalir, makanan, minuman, kasur yang empuk, serta bidadari, istri istri yg cantik.   
Bila kita mati, ruh akan kembali ke asalnya yaitu Dzat Allah. 
Karena ruh berasal dari Dzat Allah.  Ruh merupakan essensi dari Dzat Allah, Dzat Yang Maha Suci.   

Berarti ruh tetap suci tidak akan kena polusi duniawi dan tetap abadi tidak pernah mati.  Kematian hanya berlaku untuk jasmani di dunia.

Ada pencermatan secara logis tentang hal ini sbb :

Maka apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya, dan Aku tiupkan Ruh-Ku kedalamnya … ( AL HIJR 15 : 29 dan SHAAD 38 : 72 )

Dan janganlah kamu katakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, mati; bahkan mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya
( AL BAQARAH 2 : 154 )
Jangan engkau mengira, mereka yang meninggal di jalan Allah itu mati, tidak.. Mereka tetap hidup di sisi Tuhan-nya dan mendapat rizki ( ALI IMRAN 3 : 169 )
Mereka tidak merasakan kematian di dalamnya ( akhirat ), kecuali kematian pertama ( di dunia )… ( AD DUKHAAN 44 : 56 ).

Ruh tidak pernah dituntut untuk diminta tanggung jawabnya, karena tetap suci.   Namun HAWA YG MENSIFATI PRILAKU JASAD/ NAFSU INDRIA yaitu :

1.     1.  Mata / hawa nafsu supiyah======>   JIWA YG BERGAIRAH
2.     2.  Telinga / hawa nafsu amarah=====>  JIWA YG PANAS
3.     3.  Hidung / hawa nafsu mutmainah==>   JIWA YG TENANG
4.     4.  Mulut / hawa nafasu lawamah====>  JIWA YG AMBISI

yang akan diminta tanggung jawabnya, inilah empat saudara saudara kita, empat istri istri kita, yg harus kita kelolah dengan KESADARAN RUHANI ==>>JIWA NURANI

Dari nafsu yang empat ini yang dipanggil Allah hanya nafsu mutmainahnya saja, disertai dengan “ucapan selamat” dari Allah…
Pertanyaannya adalah : 

Apakah yang menanggung azab Allah itu adalah nafsu amarah, lawamah dan supiyahnya  ???

Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati ( fuad ) agar kamu bersyukur
( AN NAHL 16 : 78 ).

Dia-lah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati/fuad.  Namun sedikit saja kamu bersyukur ( AL MU’MINUN 23 : 78 )

Janganlah ikuti apa yang tiada kamu ketahui, sungguh, pendengaran, penglihatan dan hati ( fuad ) masing-masing akan dimintai pertanggungjawabannya. ( AL ISRA 17 : 36 )

Janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkanmu dari jalan Allah ( SHAAD 38 : 26 )

Lidah tangan dan kaki mereka menjadi saksi terhadap apa yang mereka kerjakan.
( AN NUR 24 : 24 )

Berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan  
(YAASSIIN 36 : 65 )

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwanya dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya ( ASY-SYAM 91 : 7-9 )

 Wahai nafsu mutmainah ( jiwa yang tenang ), datanglah kepada Tuhan-mu dengan rasa suka cita dan penuh keridhoan, masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah kedalam surga-Ku ( AL FAJR 89 : 27 – 30 )

Ucapan selamat dari Tuhan. Salaamun qaulam mirobbirahiim ( YAASSIIN 36 : 58 )

Secara logika bila yang mendapat azab dari Allah itu adalah amarah, luwamah dan sofiyahnya, bagaimana dia bisa bicara dan merasakan kepedihan azab bila jasmaninya sudah hancur menjadi tanah ???  

Oleh karena itu melalui reinkarnasi, dia dihidupkan kembali di dalam penghidupan yang sempit, agar bisa merasakan betapa pedihnya azab Allah. 
 
Dikehidupan yang baru, mereka yang menerima azab Allah bila mereka bertobat dan kembali ke jalan Allah akan mendapat remisi atau grasi dari Allah, karena Allah Maha Pengampun, Maha Pengasih serta Maha Penyayang. 
 
Namun sebaliknya orang yang beramal soleh, bila dia belum menerima pahala dikehidupan sebelumnya, maka dia dihidupkan kembali di dalam penghidupan yang baik sebagai pahala dari Allah sesuai dengan amal solehnya.    

Dikehidupan yang baru ini, mereka tetap akan mendapat ujian dari Allah dan mungkin juga dikehidupan yang baru ini,  dia tidak lulus, karena kehidupan dunia hanya kesenangan yang memperdayakan, akibat adanya hawa (pikiran ) nafsu(tindakan)…

Setiap yang berjiwa akan merasakan kematian dan pada hari kebangkitan akan dibayarkan kepada kamu ganjaranmu, dan barang siapa dipindahkan dari api  neraka  dan dimasukkan ke dalam surga, sesungguhnya ia memperoleh kemenangan dan kehidupan dunia itu hanyalah kesenangan yang memperdayakan ( ALI IMRAN 3 : 185 ).

Surat diatas tanpa kita sadari  menyatakan adanya reinkarnasi/ kembali kedaging baru, hari kebangkitan setelah kematian.  Setelah dibangkitkan, kemudian diberi ganjaran sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing.   

Neraka adalah kehidupan yang sempit di dunia dan surga adalah kehidupan yang menyenangkan namun juga sebagai ujian agar manusia bisa tetap sadar dan bisa mengendalikan hawa nafsunya.   

Bagi mereka yang mendapatkan azab Allah hendaknya jangan berputus asa atas rahmat Allah Yang Maha Adil,  karena pintu taubat senantiasa terbuka.  
Semua dosa ada ampunannya, kecuali dosa syirik.  

Reinkarnasi sebagai bukti Allah Maha Adil.  

Allah lebih mendahulukan rahmat dan ampunan-Nya dari pada azab-Nya…

Wahai hamba-hambaku yang telah melampaui batas terhadap diri sendiri, janganlah kamu berputus asa atas rahmat Allah yang akan mengampuni segala dosa, sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ( AZ-ZUMAR 53 ).
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, tetapi Dia mengampuni dosa-dosa selain itu terhadap orang-orang yang diridoinya ( AN NISAA 4 : 48 ).
Kami akan memasang timbangan yang adil untuk hari kebangkitan, sehingga tidak ada yang rugi sedikitpun, biarpun amalan itu hanya seberat biji sawi, Kami akan memperlihatkannya dan Kami cukup sebagai penghisab ( AL ANBIYAA 21 : 47 ).
Kepada-Nya-lah kamu semua akan kembali, janji Allah Maha Benar, Dia-lah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya, supaya dia dapat memberi pahala kepada mereka yang beriman dan berbuat kebaikan secara adil, bagi mereka yg tidak percaya disediakan minuman air mendidih dan siksa yang pedih dan menyakitkan… ( YUNUS 10 : 4 )  
Orang-orang kafir senantiasa tidak ingat akan akibat kejahatannya, sehingga bila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia menyesal dan berkata : Ya Tuhan-ku, hidupkanlah aku kembali, agar aku dapat beramal saleh dalam perkara yang aku lalaikan. Tidak !!! Itu hanya alasan belaka, dibelakang mereka ada suatu tabir yang menghalangi mereka, sampai hari mereka dibangkitkan ( AL MU’MINUN 23 : 99-100 ).
Mereka menetap di dalamnya, tidak akan diringankan baginya siksaan, dan tidak pula ditunda, kecuali mereka yang kemudian bertaubat dan berbuat baik, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ( ALI IMRAN 3 : 88 – 89 ).

Harus kita ingat baik-baik bahwa pahala dan siksa itu adalah atas apa yang kita lakukan di dunia.  Demikian juga masalah taubat, itupun dilakukan di dunia.   Dengan demikian, Surat ALI IMRAN 3 : 88 – 99 ini pun sangat mungkin bagi mereka yang mendapat azab Allah di dunia … kemudian bertaubat …
Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar dan memberi rizki dari arah yang tidak diduga … Allah akan memberikan kecukupan … akan dimudahkan segala urusannya … dihapus segala kesalahannya …serta dilipat gandakan pahalanya ( AT THOLAQ 65 : 2-3-4-5 ).
Ingatlah Allah sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-NYA di waktu pagi dan petang, Dia akan mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada Cahaya yang terang  ( AL AHZAB 33 : 41-43 )

Bagi saya pribadi, sesungguhnya jasmani merupakan penjara bagi setiap ruh.  Dunia merupakan tempat pembelajaran dari para ruh, sampai mencapai tingkat kematangan yang sempurna, sehingga tidak harus bereingkarnasi lagi.

Surat ALI IMRAN 3 : 88 – 89, menjelaskan bahwa Allah masih memberi kesempatan kepada Ruh, karena Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
 
Sebagaimana halnya narapidana yang berbuat baik selama di dalam penjara, kemudian pemerintah memberikan grasi atau remisi kepadanya.  

Dengan demikian, siklus reinkarnasi ini, merupakan bukti bahwa Allah Maha Pengampun, Maha Adil, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.   

Oleh karena itu kata “tidak “ di dalam Surat AL MU’MINUN 23 : 99-100 agaknya bersifat sementara saja.  Berapa lama di alam sana sebelum menjalani reinkarnasi kita tidak tahu. 

Reinkarnasi ini tidak hanya satu kali namun berkali-kali bahkan jutaan kali sampai ruh mencapai kesempurnaan.  

Dalam Al Qur’an siklus reinkarnasi ini digambarkan bagaikan siklus  malam dan siang, sedangkan hari kebangkitan digambarkan sebagai musim semi yang indah.

Kau masukkan malam ke dalam siang dan Kau masukkan siang ke dalam malam, Kau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Kau keluarkan yang mati dari yang hidup, Kau beri rizki kepada siapa yang kau kehendaki tanpa batas
(ALI IMRAN 3 : 27).

Katakanlah : Siapa yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa ( menciptakan ) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan ???  Mereka berkata Allah, maka katakanlah : Mengapa kamu tidak bertakwa ???  ( YUNUS 10 : 31 ).

Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya, sehingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu, maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan.  Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran ( AL-A’RAF 7 : 57 )

Ia mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan Ia mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan Ia menghidupkan kembali bumi setelah kematiannya, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (AR RUUM 30 : 19).

Dan Allah, Dia-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati, lalu kami hidupkan bumi yang telah mati dengan hujan itu,demikianlah kebangkitan itu ( AL-FAATHIR 35 : 9 ).

Dari  Surat AL-A’RAF 7 : 57,  AR-RUUM 30 : 19 dan AL-FAATHIR 35 : 9 tersebut bisa kita imaginasikan secara positif bahwa hari kebangkitan adalah suatu musim semi yang indah penuh keceriaan dan kedamaian.   

Hari kebangkitan yang sama sekali tidak menggambarkan sesuatu yang sangat mengerikan, tidak menggambarkan suatu kehancuran total seperti dongeng yang selama ini pernah kita dengar sebelumnya…  

Kata “qiyamat” pun arti harfiahnya adalah berdiri, bangkit, namun kenapa diterjemahkan menjadi kehancuran total ???   

Demikian  pula dengan kata “ajal “yang  arti harfiahnya adalah batas waktu, namun sering ditafsirkan sebagai kematian.   

Sebagai contohnya,  mari kita perhatikan Surat AL AN’AAM 6 : 2 berikut ini :

Dialah Yang Menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukan ajal ( kematianmu ), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan ( untuk berbangkit ) yang ada pada sisi-Nya ( yang Dia sendiri-lah mengetahuinya ), kemudian kamu masih ragu-ragu ( tentang berbangkit itu )  

Surat AL AN’AAM 6 : 2 seharusnya ditafsirkan sbb :
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan bagimu suatu masa ( waktu ) dan suatu masa ( lagi ) ditentukan di sisi-Nya, kemudian kamu ragukan ( AL AN’AAM 6 : 2 )

Isi dari ayat-ayat Surat AL QIYAAMAH  tidak menyinggung masalah kehancuran total sebagaimana yang kita bayangkan selama ini. 

Surat Al Qiyaamah menceritakan keraguan orang-orang kafir atau orang-orang fasik akan hari kebangkitan dan rasa takut mereka saat menghadapai sakaratul maut. 

Pada saat menjelang maut itu Allah memutar ulang rekaman perjalanan hidupnya dan akhirnya dia sendiri yang menjadi saksi atas dirinya sendiri, karena di dalam diri manusia ada Yang Maha Melihat.   

Hal ini berbeda keadaannya bagi orang-orang mukmin, wajah mereka pada saat itu berseri-seri, karena melihat wajah Tuhan-nya, mereka mendapat rahmat Allah, mereka sangat meyakini pertemuan dengan Tuhan-nya… dan mereka meyakini adanya hari kebangkitan atau reinkarnasi … Karena Allah berkuasa menghidupkan orang mati.   

Mari kita perhatikan cuplikan beberapa ayat dari surat Al Qiyaamah :

Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan ( kembali ) tulang- belulangnya . Bukan demikian, sesungguhnya Kami berkuasa menyusun kembali jari-jemarinya dengan sempurna ( AL QIYAAMAH 75 : 3-4 )

Ia bertanya : Bilakah hari kiamat itu ?? ( AL QIYAAMAH 75 : 6 )

Pada hari itu diberitahukan kepada manusia apa-apa yang telah dikerjakannya dan apa-apa yang dilalaikannya.  Di dalam diri manusia ada Yang Maha Melihat ( AL QIYAAMAH 75 13-14 )

Pada hari itu wajah mereka ( yang beriman ) berseri-seri, karena melihat wajah Tuhan-nya.  Wajah-wajah ( orang kafir ) muram,  karena akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang dasyat ( AL QIYAAMAH 75 : 22-23-24-25 )

Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan ( kematian ) ( AL QIYAAMAH 75 : 28 )

Kepada Tuhan-mu lah pada hari itu kamu digiring ( AL QIYAAMAH 75 : 30 )

Apakah manusia mengira bahwa dia akan dibiarkan begitu saja ??? ( AL QIYAAMAH 75 : 36 )

Bukankah ( Allah ) berkuasa menghidupkan orang mati ?? ( AL QIYAAMAH 75 : 40 )

Hari berbangkit ( Reinkarnasi ) juga diterangkan dalam kitab kitab sebelumnya merujuk peta awal petunjuk Tuhan melalui firmannya dalam Al qur’an mushaf usman saat ini.

Allah dan Muhammad menyatakan bahwa Al Qur’an adalah sebagai penguji dan membenarkan kitab-kitab sebelumnya yang diturunkan di sekitar haji Wada, 10 H [632 M], dekat dengan saat meninggalnya Nabi:

[AL MAIDAH:68] Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.” Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

[AL MAIDAH:46] Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat.
Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.

[AL MAIDAH:48] Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

INNALILLAHI WA INNA ILAHI ROJIUN
LAA HAULA WALA QUWATA ILLA BILLAHIL ALIYIL ADHIM
DAN SESUNGGUHNYA ALLOH DAN KEMBALI KEPADA ALLOH
DAN SESUNGGUHNYA KETIADAAN DAN KEMBALI KEPADA KETIADAAN
DAN TIADA DAYA UPAYA KECUALI DAYA UPAYA BERSAMA TUHAN YANG MULIA
DAN TIADA DAYA UPAYA KECUALI DAYA UPAYA BERSAMA SANG HIDUP KOSONG DALAM KEMULIAAN TANPA DUALITAS SENANG DAN SUSAH.
TAUHID DAT
OM MOKSARTAM JAGADHITA LEBUR DAT LES MEMAYU HAYUNING BAWANA LANGGENG
OM SANTIH…..OM SANTIH….OM SANTIH OM
DALAM DAMAI SANG KOSONG, DALAM DAMAI SANG KOSONG, DALAM DAMAI SANG KOSONG

Tidak ada komentar: