Esensi Maulid dan Makrifat Sempurna
BY WAHYUDI PRATAMA SUTA
Perayaan Maulid Nabi
Muhammad saw sungguh penuh ueforia baik dikampung - kampung maupun pesantren di adab masyarakat
Indonesia. Berbagai bentuk upacara manusia yg sangat beragam mulai dari
tumpeng, upacara gerebek, sampai urik atau menabur uang receh yg diperebutkan
oleh masyarakat saat ini.
Namun dari semua hal
upacara peradaban masyarakat tersebut, tentunya kita perlu mengkaji secara
lebih mendalam tentang esensi atau makna
sejati dari kata MAULID NABI MUHAMMAD SALLALAHU ALAIHI WASALLAM.
KAJIAN MAKNA BAHASA ARAB KE INDONESIA
MAULID adalah LAHIR / MELAHIRKAN / NATALITAS
NABI adalah NABE / GURU / GUNA TIRTHA
RUPA VARDJITA
MUHAMMAD adalah KETERPUJIAN / CAHAYA TERANG / BUDI DAYA
LUHUR / ADI LUHUNG
SALLALAHU adalah JALAN KESELAMATAN / MENYELAMATKAN
ALAIHI adalah DI DALAM SANG KOSONG / DI
DALAM TUHAN
WASSALAM adalah SEBAGAI AKHIRAN KESELAMATAN YG
SEMPURNA DAN PEMBERI PENOLONG
Setelah kajian bahasa yg
telah sinergi antara ilmu dan nurani, maka dapat ditemukan sebuah titik temu
yaitu bahwa manusia yg ingin memiliki derajat kemuliaan bersama Tuhan bahwa
kita wajib dan mutlak melahirkan sifat dan prilaku seorang yg berguna dan
bermanfaat dengan prilaku budi daya luhur atau akhlaqul karimah sbg bentuk
cahaya terang yg penuh kebijaksanaan yg menyelamatkan diri pribadi, keluarga
dan komunitas dalam kehampaan diri sejati ( ruhul quddus ) sebagai akhiran dan
pemberi pertolongan tentang keselamatan.
Memuhammadkan diri pribadi
merupakan bentuk mengaktifkan ruhul quddus di dalam diri kita, sehingga Alloh
berkarya dengan diri kita sendiri disebut juga kedudukan MAKRIFAT SEMPURNA.
MAKRIFAT SEMPURNA
menafikan diri sejati kita dalam berbagai prilaku harian adalah bentuk prilaku
tauhid yg berposisi tiada rasa senang saat mendapatkan berbagai bentuk
kenikmatan dan tiada rasa susah saat menerima berbagai bentuk duka, dalam jiwa
kita.
Menafikan Hawa Nafsu kita
kepada Ruhul Quddus didalam diri merupakan hal FANA BAQO FILLAH disebut juga
ILMU LADUNI.
ILMU LADUNI adalah ilmu
hikmah/ manfaat dimana saat kita berprilaku harian sangat mempribadi dalam konteks
situasi, kondisi, toleransi, pandangan dan jangkauan ( SIKONTOL PANJANG ) yg
benar benar kita mengindahkan HUKUM SEBAB AKIBAT ( SUNNATULLOH ) sbg KUNCI
UTAMA HUKUM MAKRIFAT dan PRILAKU INILAH DISEBUT AF’AL AKMALIYAH ( PRILAKU
SEMPURNA ) menuju derajat MANUSIA SEMPURNA ( INSAN KAMIL ) BERJIWA MUTTAQIN (
JIWA TUNDUK DAN PATUH KEPADA RUHUL QUDDUS ) dalam bentuk SABDA SUARA HATI. (
wps )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar