Cari Blog Ini

Jumat, 04 November 2016

Esensi Maulid dan Makrifat Sempurna



Esensi Maulid dan Makrifat Sempurna
BY WAHYUDI PRATAMA SUTA

Perayaan Maulid Nabi Muhammad saw sungguh penuh ueforia baik dikampung -  kampung maupun pesantren di adab masyarakat Indonesia. Berbagai bentuk upacara manusia yg sangat beragam mulai dari tumpeng, upacara gerebek, sampai urik atau menabur uang receh yg diperebutkan oleh masyarakat saat ini.

Namun dari semua hal upacara peradaban masyarakat tersebut, tentunya kita perlu mengkaji secara lebih mendalam tentang esensi atau makna sejati dari kata MAULID NABI MUHAMMAD SALLALAHU ALAIHI WASALLAM.

KAJIAN MAKNA BAHASA ARAB KE INDONESIA

MAULID           adalah LAHIR / MELAHIRKAN / NATALITAS
NABI                adalah NABE / GURU / GUNA TIRTHA RUPA VARDJITA
MUHAMMAD  adalah KETERPUJIAN / CAHAYA TERANG / BUDI DAYA LUHUR / ADI LUHUNG
SALLALAHU     adalah JALAN KESELAMATAN / MENYELAMATKAN
ALAIHI             adalah DI DALAM SANG KOSONG / DI DALAM TUHAN
WASSALAM     adalah SEBAGAI AKHIRAN KESELAMATAN YG SEMPURNA DAN PEMBERI PENOLONG

Setelah kajian bahasa yg telah sinergi antara ilmu dan nurani, maka dapat ditemukan sebuah titik temu yaitu bahwa manusia yg ingin memiliki derajat kemuliaan bersama Tuhan bahwa kita wajib dan mutlak melahirkan sifat dan prilaku seorang yg berguna dan bermanfaat dengan prilaku budi daya luhur atau akhlaqul karimah sbg bentuk cahaya terang yg penuh kebijaksanaan yg menyelamatkan diri pribadi, keluarga dan komunitas dalam kehampaan diri sejati ( ruhul quddus ) sebagai akhiran dan pemberi pertolongan tentang keselamatan.

Memuhammadkan diri pribadi merupakan bentuk mengaktifkan ruhul quddus di dalam diri kita, sehingga Alloh berkarya dengan diri kita sendiri disebut juga kedudukan MAKRIFAT SEMPURNA.
MAKRIFAT SEMPURNA menafikan diri sejati kita dalam berbagai prilaku harian adalah bentuk prilaku tauhid yg berposisi tiada rasa senang saat mendapatkan berbagai bentuk kenikmatan dan tiada rasa susah saat menerima berbagai bentuk duka, dalam jiwa kita.
Menafikan Hawa Nafsu kita kepada Ruhul Quddus didalam diri merupakan hal FANA BAQO FILLAH disebut juga ILMU LADUNI.

ILMU LADUNI adalah ilmu hikmah/ manfaat dimana saat kita berprilaku harian sangat mempribadi dalam konteks situasi, kondisi, toleransi, pandangan dan jangkauan ( SIKONTOL PANJANG ) yg benar benar kita mengindahkan HUKUM SEBAB AKIBAT ( SUNNATULLOH ) sbg KUNCI UTAMA HUKUM MAKRIFAT dan PRILAKU INILAH DISEBUT AF’AL AKMALIYAH ( PRILAKU SEMPURNA ) menuju derajat MANUSIA SEMPURNA ( INSAN KAMIL ) BERJIWA MUTTAQIN ( JIWA TUNDUK DAN PATUH KEPADA RUHUL QUDDUS ) dalam bentuk SABDA SUARA HATI. ( wps )

Tidak ada komentar: