Cari Blog Ini

Kamis, 12 Oktober 2017

Aksi Reaksi adalah pola pikir Semesta

Tajuk
by Wahyudi Pratama Suta

Semenjak kita dilahirkan ataupun semenjak alam semesta ini ada adalah bermula dari ketiadaan apapun yaitu kekosongan. Dimana kekosongan ini memiliki daya yg tak terbatas dan menembus batasan apapun melalui ruang dinamika gerak, dinamika sifat, serta dinamika kegunaannya. Begitulah daya semesta yg berawal dari kekosongan mengikat semua partikel dan unsur atomik untuk selalu bergarak dinamis sesuai sifat sifatnya sampai pada akhirnya membentuk faedah faedah hidup dalam wujud dan bentuk yg nyata sebagaimana kita dapat menyaksikannnya melalui panca indriya eksternal dan batiniyah secara utuh.

Yang secara bahasa filsafat religious bangsa arab menyebutnya dengan syahadatain, dimana Allah merupakan pemilik tunggal energy alias daya semesta yg selalu memiliki gerak, sifat alias karakter yg selalu berperan dan tak pernah terpisahkan dari sang daya itu sendiri, maka karena tak dapat terpisahkan dari sang daya itu sebagian dari mereka menyebutnya dengan gelar alias label Nur Muhammad saw yg artinya ruang cahaya kemuliaan yg berupa gerak, sifat dan karakter serta faedahnya yang tak mampu terpisahkan dari daya itu sendiri, sehingga layaknya sebuah kekasih, demikianlah Nur Muhammad sebagai kekesih Allah adalah gelar penyingkat kata yg menunjukkan ruang afal, sifat dan asma’ yg takkan terpisahkan dari ruang sang daya itu sendiri. Sebagian dari mereka menyebutnya dengan cahaya kristus sang penolong, cahaya atma percikan sang hyang Brahman, cahaya budi daya luhur sang budha, atak lain dan tak bukan merupakan Daya yg selalu bergerak, bersifat, berfaedah yg sinergis satu sama lain tanpa henti berproses dan bereaksi sehingga dikatakan HIDUP.

Perwujudan hidup yg memiliki eksistensi dari ruang gerak sifat dan faedah tersebut mengatakan kpd kita dengan cahaya ilmu lalu kita beri nama nama yg mulia atas varian faedah itu sendiri. Sinergistas partikel dan atomic tanpa henti mengakumulasi semua perhitungan secara akurat, sistematis dan teratur sebagaimana molekul molekul itu saling tunduk dan beradaptasi dari atas peran dan keadaannya.
Begitulah aksi dan reaksi itu menjadi hukum diatas semua hokum yg ada yg telah dikemas oleh beberapa manusia berjiwa yg menyelamatklan dan mengamankan dengan label sunnatullah alias karmaphala alias the Law of Attraction atau aksi reaksi tanpa henti yg mutlak diatas semua kemutlakan sebagai hukum tanam tuai yg nyata dan tak seorangpun mampu mengingkarinya dan terlepas dari hal tsb selama hayat masih dikandung badan.
Sebagaimana sebab lapar kita kena akibat untuk makan, dan sebab haus kita kena akibat untuk minum. Semua hal dialam dunia ini tak akan mampu menentangnya, bahkan Tuhan sendiri patuh pada hukum yg dibuatnya ini bersama tajali wujudnya.

Lalu bagaimanakah kita mampu terlepas dari semua hukum gravitasi bumi dan aksi reaksi tersebut selama kita hidup didunia?
Ini mungkin pertanyaan akan muncul dari sebagian orang yg ingin kembali kepadanya, bagaimana cara hidup terbias dualitas namun tak pernah terlekati oleh dualitas itu sendiri, sebuah hal yg jika dipikir mungkin akan sangat sulit, bagaimana kita tersengat matahari namun tidak merasa panas …? Bagaimana kita terguyur air hujan namun tidak merasa kedinginan….?? Suatu hal yg sulit dinalar bukan….???

Namun bagi sebagian orang hal itu menjadi mungkin jika mereka mau belajar untuk mendalami filsafat tersebut …..demikianlah manusia dilahirkan untuk mencipta dlm kreasi intuisinya dan mewujudkannya secara ilmu yg realitas.
Bukankah Allah itu maha gaib….??? Dan tidak butuh segalanya….???!!! Namun mengapa masih membuat berbagai perwujudan dirinya sendiri….???
Semata mata itu adalah kehendakNya sendiri dan kebijaksanaannya telah diamanatkan kepada kita manusia.

Kita tersinari panas namun tak terlekati panas…terguyur air hujan tak terlekati dingin…insting manusia terus tumbuh dari peradaban ke peradaban dengan pengetahuan dan kecerdasannya maka keilmuannya hadir mencipta PAYUNG untuk meringankan dualitas itu sendiri. Demikianlah mereka juga survival digua gua saat cuaca memburuk untuk berlindung dari dualitas alam itu sendiri.
Berlindung dari dualitas alam membuat mereka semakin kreatif untuk mencipta, ciptaan yg memfasilitasi hidup mereka itu agar terhindar dari serangan panas dingin terus berkembang yaitu dengan melawan panas dan dingin tsb. Dan saat ini bila kita kedinginan maka kita akan menciptakan perapian untuk menjaga suhu tubuh, jika kita kepanasan kita akan menciptakan alat penurun suhu seperti kipas angin dan Ac untuk mempertahankan kenyamanan diri kita dari nuansa dualitas yg telah tercipta semenjak alam ini digelar oleh gerak sifat dari sang daya tsb.

Namun itu hanyalah kulit luar yaitu untuk jasmani saja mampu untuk diatasi dengan penciptaan dan perwujudan ilmu dan pola pikir….lalu bagaimana dengan batiniyah kita saat kita menghadapi dualitas enak dan tidak enak…???
Apakah mampu pola pikir mencipta ruang kedamaian batiniyah atau psikis kita tersebut….???, maka hal ini akan berlaku sama saja, ketenangan batin dan psikis mampu kita ciptakan secara psikis yaitu membuka pintu pola pikir selebar lebarnya dengan penerimaan keadaan dan menimba ilmu dan wawasan untuk mendamaikan psikis kita sesuai keadaan yg kita hadapi dengan ikhlas tanpa melekatkan hal apapun perbuatan kita didalam psikis, menghilangkan keakuan thd segala hal yg kita perbuat adalah perbuatan kita, namun memahami semuanya adalah karya dari Sang Inti Daya itu sendiri yg memercik kpd kita, atau yg dititipkan kpd kita sebagai manusia yg realis sbg pengejawantahan percikan Daya Tuhan dan Kemuliaan Tuhan itu sendiri.


Tekstur peran dan guna kita tidaklah pernah sama, artinya kita sebagai manusia bergantung juga dari ruang wujud yg ada disekitar kita, demikianlah sinergisitas itu terjadi tanpa kompromi dan nyata, maka system inilah yg membuat pola pikir kita mengatakan Tuhan adalah Daya kesatuan Wujud Tunggal yg ada dialam semesta ini sbg kemutlakan tanpa dapat diganggu gugat oleh siapapun, maka Ruang inilah System ketergantungan yg difalsafahkan secara arif dgn PENGERAN yaitu system gerak, sifat yg berfaedah secara dinamis tanpa sekat.  

Tidak ada komentar: