PENGERTIAN PENYAKSIAN ADANYA TUHAN YME
PERJALANAN DIRI PRIBADI
OLEH : WAHYUDI
PRATAMA SUTA
PASURUAN – JAWA TIMUR
Sejak
kapan manusia menyaksikan Tuhan YME
Sejak kapan manusia menyaksikan adanya kekuatan yg
sangat besar, yang meliputi atas segala sesuatu yg mereka sebut Tuhan YME, begitulah
dalam benakku saat awal aku mulai menyadari dan merasa bahwa ada kekuatan
diluar kekuatan pikiran secara utuh. Itulah pertanyaan yg terus kugali hari
demi hari dan saat demi saat.
Lalu sempat aku berpikir darimana adanya tenaga
berasal yg dapat mengaktifkan seluruh organ didalam tubuhku. Ya mungkin dengan
meditasi ku mampu menemukannya begitulah saat aku memulainya sebuah pencarian
tentang diriku ini.
Saat itu aku merasakan semua aliran darahku bergerak
dinamis dan stabil, semuanya seperti ada aliran sungai didalam tubuhku, denyut
jantung yg saat awal berdetak kasar menjadi sangat halus dan lembut dan semua
nafasku seperti terhenti dan aku tak merasakan adanya tubuh kasar ini, aku
hanya merasakan ada sebuah vibrasi penuh yg terpusat di jantung dan semuanya
dikirim ke seluruh tubuhku.
Disinilah aku merasakan
sebuah kesadaran bahwa jantung adalah pusat inti kehidupan diriku. Jantung inilah semuanya berpusat sbg titik
utama penggerak vibrasi dan seluruh organ didalam diriku namun aku tak
menemukan darimana kekuatan ini berasal.
Gerak dan sifat jantung yg berdenyut seperti air yg
sangat lembut kadang terasa dan kadang tidak membuat kesadaranku mulai timbul,
inilah pusat Tuhan dalam diriku inilah rumah Tuhan didalam diriku, lalu aku
membuka mataku perlahan dan kabur saat awal tak menutup rasa denyut halus
jantung itu didalam ingatanku.
Oh inilah Baitul Muharram
rumah Tuhan didalam jasadku itulah
saat awal kurasakan dlm pikiranku. Lambat laun pola pikirku mulai mencermati
dengan seksama kanan kiriku dengan semua penciptaannya lalu kesadaran pola
pikirku mengatakan Oh ternnyata semua adalah daya, Oh Tuhan itu ternyata adalah
daya, bahkan setiap wujud apapun memiliki daya seperti meja yg kupakai menaruh
sebuah pc itupun berdaya begitu pula kursi yg kududuki ini semua berdaya dan
tak sesuatupun terlepas dari daya atau kekuatan.
Kekuatan atau daya yg disebut dalam bahasa sekarang merupakan Energy itu selalu tak
terlepas dari gerakan, karakter dan kegunaannya ….. oh inikah af’al
dan sifat serta asma’ dari sang Daya ….??? Oh ternyata daya ini memiliki kemuliaan dan kemuliaan
itu selalu memiliki faedah secara tertib sesuai genetika dan peruntukkannya, oh
inilah Cahaya Muhammad, cahaya gerak yg berkarakter dan berfaedah setiap
wujudnya dengan patuh sehingga kecerdasan diriku memberi nama nama yg baik
sesuai peruntukkannya, Oh Sang Daya – Guna yg telah tajali Aku menyaksikannya
tanpa sekat apapun, dan logika kupun tak membantah saat tautan tautan pelajaran
agamis teringat di benakku dgn tautan tautan kalimat laisa kamislihi syaiun
atau tan keno kinoyo ngopo, begitulah Daya memang tak serupa dengan apapun dan
manusia hanya mempu menggunakan daya daya itu secara proporsional sesuai
kebutuhannya.
Daya – Guna itulah ternnyata Allah – Muhammad dlm bahasa
religius ternyata terdapat di dalam setiap Wujudnya, oh beginikah kenapa sifat
20 terdapat wujud di urutan pertama dan tentunya ini sangat harmony dengan
surat al alaq ayat 1 yaitu bacalah..! bersamaku yg menciptakan, dan ternyata
itu memang sebuah fakta yg tak dapat ditolak logika sama sekali. Tak dapatnya
logika menolak logika hati inilah sebuah Ruang Kesadaran Kesejatian Titik yg
tak dapat diganggu gugat bagi saya pribadi dan inilah ruang Penyaksian Haqqul
Yakin diriku atas sebuah makna syahadat sejati.
Bahkan secara kesadaran berpikir ini ilmu logika tak
mampu menolak bahwa setiap sel dan genetikanya memiliki daya – guna yg utuh dan
semuanya bersinergi satu sama lain dengan faedahnya secara harmony sehingga
membuat keseimbangan hidup dalam jasmani diriku ini.
Oh inilah Tuhan dan kemulyaannya atas diriku yaitu
daya – guna keabadian, yg tak akan lekang oleh jaman apapun tak akan pernah
mati dan tidur bahkan daya guna ini terus berproses tanpa logika pikiran saat
diriku tertidur pulas.
Daya – guna inilah alam bawah sadar diriku, dan itulah penyaksian mutlak diatas kemutlakan
secara menyeluruh. Bahwa daya – guna hanya dapat dibuktikan didalam ruang rasa
jiwa psikologis bahwa daya guna itu tulus tanpa upah mengerjakan sesuatunya dan
selalu mematuhi hukum aksi reaksi atasnya, maka saya katakan daya – guna itu
patuh kpd hukum hidupnya sendiri yaitu aksi
dan reaksi dan ikhlas adalah Pola Hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar