Cari Blog Ini

Senin, 09 November 2009

POSITIVE MIND SET (POLA BERPIKIR POSITIF)



Hubungan Jiwa dan Raga adalah suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari diri kita, layaknya siang dan malam, air, udara, bumi (tanah), api. Suatu kesatuan yang merupakan suatu kebutuhan pokok yang kita perlukan sehari-hari. Terkadang kita berpikir sangatlah komplek untuk memenuhi kebutuhan rutinitas kita.

Mengapa kita harus berpikir Positif & menciptakan Pola Pikir Positif......???

Perbedaan karakter, watak & pola pikir setiap personal komunitas kita sangatlah beragam, dengan berbagai kemampuan dan kekurangan yang mereka miliki sering kali bersebrangan dengan keinginan, tujuan dalam berproses untuk meraih sesuatu.

Berpikir Positif yaitu Taktis/ Akal/ Strategi yang menunjang ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang ada.

Menciptakan Pola pikir yaitu menentukan bentuk atau pattern taktis/ akal/ strategi yang sesuai dengan karakter watak, wawasan ilmu pengetahuan yang kita miliki.

Tentulah untuk melakukan hal tersebut diatas membutuhkan pengkajian diri yang sungguh-sungguh terhadap diri kita atau yang sering kita sebut dengan Intropeksi Diri, dengan berbagai macam ragam cara & proses.
Bilamana telah ber-intropeksi diri, kita akan mengalami titik kesadaran & selanjutnya akan menarik suatu kesimpulan terhadap kesadaran tersebut dengan membentuk suatu prinsip hidup kita, agar kita memiliki eksistensi & bermanfaat terhadap social society yang ada.

Apakah kita sudah Berpola Pikir Positif.....???

Jumat, 06 November 2009

Pengertian ILMU JAWA

ILMU JAWA
memiliki pengertian yang sederhana atau simpel
ILMU adalah cara atau pedoman umtuk mempelajari sesuatu.
JAWA adalah Normal/ Wajar/ Ngerti/ Mbeneh/ Genah.

Keilmuan Jawa berarti Pedoman yang bersifat wajar/ normal dan tidak berbenturan dengan adat-istiadat apapun dan mampu mengayomi Tabiat Lingkungan yang Ada. Berarti pula Ilmu Jawa tersebut memiliki makna saling harga menghargai, santun, mengedepankan norma-norma yang ada, saling asah-asih-asuh, dan saling bergantung antara satu sama lain sebagai komunitas yang saling melengkapi.

Wajar bilamana budaya Jawa lebih mengedepankan Tepo Sliro yang mempunyai Makna Tepo adalah Tepat ( Tepak ) dan Sliro adalah Diri ( badan ). Sehingga orang - orang Jawa yang masih memakai Budaya ini Lebih mengedepankan Menempatkan Diri di berbagai keadaan & kondisi Lingkungan yang ada dengan menggunakan bahasa-bahasa yang Santun yang lebih kita kenal dengan Krama Inggil.

Masyarakat modern sekarang sudah banyak terlena dengan budaya-budaya asing yang notabene budaya tersebut dikatakan lebih "Up To Date" atau tidak ketinggalan jaman sehingga muda-mudi sekarang jarang sekali yang memperhatikan Budaya Jawa ini.

Sehingga Adat-Istiadat Jawa ini perlahan-lahan mulai ditinggalkan, dan perlahan-lahan pula generasi sekarang banyak yang tidak memiliki Tepo Sliro atau tidak dapat menempatkan diri dengan baik, sehingga melanggar rambu-rambu larangan yang ada.

Tepo Sliro merupakan pula pengejawantahan dari Budi Pekerti Luhur atau Budi Dharma atau Akhlakul Karimah.

Apakah kita sudah Tepo Sliro.......???

Kamis, 05 November 2009

PITUTUR ISLAM / NASEHAT ISLAM



Era modernisasi telah membuat sebagian dari kita lupa akan sesuatu yang sangat penting untuk membuat hidup kita damai, tentram dan mampu menyelesaikan problem-problem kehidupan.
Apakah itu.........???

ISLAM.

ISLAM memiliki falsafah yang dalam terhadap nilai Jasmani & Ruhani
Dimana setiap hari kita selalu terbelenggu oleh kegiatan rutinitas yang hanya melibatkan kemampuan untuk mencapai materi.
Terkadang kita merasa lelah, gelisah, gundah, dan tak tahu apa yang kita khawatirkan, sampai terkadang kita berpikir apa yang kita cari dalam kehidupan ini ???  Harta ???  Tahta ??? atau Wanita ???

Seyogyanya kita berpikir ke dalam sejenak dengan perenungan hati yang tenang dan berusaha untuk selalu membersihkan diri kita dari berbuat aniaya.

ISLAM memiliki pengertian sebagai berikut
             Isyak     = Isyak-isyakno nembah marang GUSTI
             Subuh    = ojo keSUsu laBUH nganti weruh arane Ning, 
             Luhur     = supaya duwe budi pakarti Luhur, 
             Ashar     = ben Ora nganti kesasar, 
             Maghrib = kanggo mageri urib....

( Arti : Usahakan dengan sungguh-sungguh untuk menghadap kepada kebagusan Hati dan janganlah Engkau terburu-buru bersembah sampai Engkau merasakan ketenangan sehingga engkau akan memiliki perbuatan yang baik disetiap langkah dan perkataaanmu, dengan demikian engkau tidak akan salah jalan atau terperosok perbuatan aniaya terhadap dirimu dan orang lain, sehingga akan menyelamatkan hidupmu)


Makna tersebut membuat kita berpikir sejenak & Logika kah itu ???   Tentu...!!!


Tuhan adalah Juru Selamat Kita, yang memberikan kita rambu- rambu agar supaya kita selalu mengingat Diri-Nya karena Allah sangat dekat, seperti Nadi yang menempel di Urat Leher kita.
Akankah kita lupa kepada Sang Khalik/ Sang Penguasa Jagat Raya hanya untuk kepentingan materi saja???
Dekatkanlah Raga kita kepada Hati Nurani yang paling dalam akankah kita selalu merengek akan Pahala bilamana kita melakukan sesuatu kebaikan???


Allah Maha Esa, Allah Maha Berkehendak dan Tidak Ada Sesuatupun Yang Setara dengan NYA.


Maka Satukanlah Raga dan Jiwa (Hatimu) untuk mencapai sesuatu apapun dengan melakukan Sesuatu Kebaikan yang bersifat Damai dan Mampu Mermanfaat Terhadap tingkat Socialmu, karena dengan demikianlah sebaik-baik istiqomah yang harus kamu jalankan.
Sehingga Engkau Akan ditinggikan Derajat dan didamaian hatimu beserta kesucian-Nya.  Amin...3x