Cari Blog Ini

Rabu, 26 Agustus 2015

Buku Ganachakra

TERATAI EMAS

Meditasi Ganesha

  1. Badan dalam keadaan bersih minimal cuci muka, tangan dan kaki, pakai pengharum badan/parfum

  1. Nyalakan dupa, kemenyan atau lilin aroma therapy.

  1. Point 1 dan 2 ini tidak mutlak (bisa diabaikan) akan tetapi lebih bagus dilakukan karena akan menambah keheningan/kesucian pikiran dan suasana

  1. Duduk tegak dan rileks
Rilekskan seluruh tubuh tanpa ada satu bagianpun yang tegang

  1. Ucapkan Ganesa Gayatri dan Guru Puja dalam hati sambil membayangkan Dewa Ganesa berdiri/duduk dihadapan kita

  1. Tarik napas panjang dan halus dari hidung sambil mengembungkan perut (ucapkan dalam hati ANG).
Rasakan energi Ibu Pertiwi/Durga Maheswari masuk bersama napas untuk memberi energi/makanan halus kepada seluruh tubuh.

  1. Keluarkan napas panjang dan halus dari hidung sambil mengempeskan perut  (ucapkan dalam hati AH).
Rasakan energi Bapa Akasa/Siwa Mahaguru keluar bersama segala kekotoran, karma negatif, kesialan hidup, penyakit, dsb. Energi Bapa Akasa bersifat melukat/membersihkan tubuh lahir batin .

  1. Lakukan Langkah 6-7 (pernapasan bayi/perut) selama kurang lebih 21-33 putaran (gunakan genitri/tasbih) atau sampai badan merasa rileks/melayang.
Bayangkan Dewa Ganesa memberi anugerah dari tangannya berupa sinar warna putih kekuningan seperti sinar matahari, yang menyinari seluruh tubuh, membersihkan segala kekotoran, penyakit, karma negatif, kesialan hidup, melenyapkan kemiskinan dan penderitaan hidup, melenyapkan semua rintangan, menghapus segala dosa.

  1. Bayangkan tubuh betul-betul bersih lahir batin oleh sinar suci Beliau. Bayangkan Dewa Ganesa masuk kedalam badan menempati seluruh ruang badan, karena pada hakekatnya Beliau menempati seluruh ruang ciptaannya baik makrokosmos maupun mikrokosmos.

  1. Bayangkan kekuatan Ibu Pertiwi/Ibu Dewi Kundalini berwujud sinar berwarna Kuning naik dari Muladhara Cakra menuju Ajna Cakra tempat bertemu dengan kekuatan Bapa Akasa/Siwa Mahaguru yang berwujud sinar berwarna Putih dari atas kepala.

  1. Bayangkan kedua kekuatan ini menyatu menjadi bulatan sinar berwara putih kekuningan/keemasan (ucapkan dalam hati AUM).

  1. Bayangkan sinar ini membakar/membersihkan segala kekotoran, penyakit, karma negatif, dosa-dosa, dll agar diri kita bersih lahir batin mulai dari kepala kemudian bergerak turun menuju leher, tangan kanan, kembali ke leher, tangan kiri, kembali ke leher, dada, ulu hati, perut, kemaluan, dubur, kaki kanan, kembali ke dubur, kaki kiri, kembali ke dubur, menuju tulang ekor naik melewati sepanjang tulang belakang menuju puncak kepala/sahasrara cakra.

  1. Bayangkan sinar itu memendar ke empat penjuru membentuk tanda (+)  atau tapak dara, perkecil sinar tapak dara itu lalu tempatkan di Ajna Cakra.

  1. Ucapkan dalam hati aksara suci AUM secara terus menerus sampai dalam keadaan sadar dan tidak (keadaan hening tanpa kata dan pikiran Samadhi)

  1. Sadarkan diri kepada keadaan semula sambil mengembangkan sinar itu menjadi semakin besar dengan ucapan AUM didalam hati. Biarkan sinar itu terus membesar sampai menutupi seluruh badan.

  1. Dengan tetap mengucapkan AUM sadari sinar itu terus membesar memenuhi alam semesta keempat penjuru lalu kesegala penjuru sampai tak terbatas. Sinar itu sekarang adalah diri sendiri dan diri sendiri adalah sinar itu. Sang Diri yang telah menyatu dengan sinar AUM, menyatu pula dengan alam semesta dan kekuatan asal dari Pranawa AUM yaitu Brahman Sang Pencipta yang meliputi segala ciptaan-Nya.

  1. Biarkan Sang Diri menyatu dengan kekuatan Maha Agung Sang Pencipta dengan sendirinya tanpa campur tangan pikiran. Yang ada hanyalah gema suara AUM memenuhi ruang dan waktu.

  1. Kembalikan kesadaran dengan dipenuhi rasa kebahagiaan, suka cita, kasih sayang, bebas dari dualisme baik-buruk, susah-senang, hati dan pikiran dalam keadaan netral ditengah hiruk pikuk kekotoran duniawi. Anggap Sang Diri seperti sebuah bunga teratai yang muncul jauh diatas permukaan air menyongsong kesucian sang Surya, berdiri diatas daun yang mengambang di air kehidupan yang kadang tenang kadang bergelombang, kadang npa kata dan pikiran Samadhi)

  1. Kembalikan kesadaran dengan dipenuhi rasa kebahagiaan, suka cita, kasih sayang, bebas dari dualisme baik-buruk, susah-senang, hati dan pikiran dalam keadaan netral ditengah hiruk pikuk kekotoran duniawi. Anggap Sang Diri seperti sebuah bunga teratai yang muncul jauh diatas permukaan air menyongsong kesucian sang Surya, berdiri diatas daun yang mengambang di air kehidupan yang kadang tenang kadang bergelombang, kadang keruh kadang jernih, dengan akarnya yang mencari makanan untuk menunjang hidup dengan menancap kokoh didasar kehidupan duniawi penuh lumpur dan kekotoran.


  1. Akhiri dengan ucapan Terimakasih Tuhan Aum Asthungkara ya namah

Tidak ada komentar: