Penulis : Wahyudi Pratama Suta
Leluhur Jawadwipa
memberikan tetenger dan falsafah yg tinggi dengan kearifan lokal mereka saat
itu, sebuah jejak napak tilas perjalanan spiritualpun diungkapkannya dengan
membuat prasasti makam siti inggil di desa bejijong, Trowulan, Jawa Timur. Namun sebagian masyarakat awam mempercayai
bahwa siti inggil merupakan tempat peristirahatan terakhir leluhur mereka.
Namun tidak bagi saya, saya membaca kearifan lokal
leluhur jawa terutama leluhur Majapahit hendak memberikan sebuah peringatan,
kabar gembira dan petunjuk tentang ruang kesejatian hidup manusia seutuhnya
melalui Prasasti Siti Inggil.
Siti Inggil merupakan bahasa jawa, dimana Siti berarti
Tanah dan Inggil berarti Tinggi dlm bahasa indonesia, dan hal ini memiliki
korelasi yg benar benar seksama tentang awal penciptaan manusia didalam kitab
suci umat muslim, bahwa Adam terbuat dari tanah dan Adam adalah derajat makhluk
yg lebih tinggi daripada makhluk lain karena diberikannya daya Tuhan yg mampu
menilai dualitas baik buruk dan menimbangnya mana yg lebih bermanfaat yg dalam
bhs arab adalah Ruh Al Aqal dan Ruh Al Furqon.
Maka bisa diidentikkan bahwa Siti Inggil merupakan
filsafat adab budaya Majapahit yg menunjuk bahwa manusia diciptakan derajatnya
lebih tinggi dari pada makhluk lain.
Siti adalah Tanah ; Adam adalah
Tanah
Inggil adalah Tinggi ; Ruh Al aqal
dan Ruh Al Furqon adalah Tinggi
Tinggi merupakan sebuah derajat yg
diberikan kepada manusia alias Derajat insan kamil, sempurna diatas semua
makhluk, karena disinari kemampuan Tuhan untuk mrnggunaka dan memutuskan asas
faedah dlm pelayanan hidupnya.
Di dalam petilasan Siti Inggil terdapat 5 makam utama
diantaranya adalah
1.
Berziarah
Makam Kertarajasa Jayawardana I alias Raden Wijaya alias Brawijaya I
Berziarah adalah menghadiri
tempat / menghadirkan diri pada tempat
Gelar ini menujukkan pada daya
utama manusia untuk menuju kemakmuran dan kejayaan hendaklah berbakti kpd
pengaktifan Daya Gerak, Daya Sifat dan Daya Faedah.
Maknanya :
Raden Wijaya I adalah kalimat lain ( tetenger versi leluhur jawa )
untuk menunjuk kpd ruang kesejatian Ruh Suci atau Titisan Ruh Tuhan pada setiap
diri manusia yg hidup disemesta bumi ini.
2. Berziarah Makam Garwo Padmi Gayatri
Berziarah
adalah menghadirkan diri pada tempat;
Garwo (beristrikan/menikahi/kawin)
;
Padmi (terate/kemuliaan
pembeda dualistik /Al furqon) ;
Gayatri (
Jiwa Keibuan yg welas asih) makna sejati dari mantram gayatri atau makna sejati
dari al fatehah dikitab muslim;
Maknanya :
bahwa kita
menghadirkan diri dengan menikahi kemuliaan Tuhan di Ruang dualistik dan mampu
membedakan baik dan buruk untuk diambil asas faedah yg terbanyak dengan kasih
sayang dlm aktifitas harian.
3. Berziarah Makam Garwo Selir Ndoro Pethak
Berziarah
adalah menghadirkan diri pada tempat;
Garwo (beristrikan/menikahi/kawin)
;
Selir (
meminjam ); Ndoro ( juragan ); Pethak (
putih )
Maknanya :
bahwa kita
menghadirkan diri dengan menikahi yg meminjam ajaran sang juragan yg putih
yaitu ajaran putih, ajaran kesucian alias jiwa mutmainah yg merupakan jiwa
kedamaian di dalam diri sebagai ajaran terdepan manusia.
4. Berziarah
Makam Garwo Selir Ndoro Jinggo
Berziarah
adalah menghadirkan diri pada tempat;
Garwo (beristrikan/menikahi/kawin)
;
Selir (
meminjam ); Ndoro ( juragan ); Jinggo
(orange/oranye/nilai budi daya luhur);
Maknanya :
bahwa kita
menghadirkan diri dengan menikahi yg meminjam ajaran sang juragan yg orange
yaitu nilai budi daya luhur yg membumi alias nilai nilai kebudaan dlm era
majapahit dan dalam bahasa muslim adalah nilai - nilai akhlaqul karimah atau
memuhammadkan diri
5. Berziarah
Makam Abdi Kinasih Kaki Regel
Berziarah
adalah menghadirkan diri pada tempat;
Abdi adalah
pelayan
Kaki adalah langkah perjalanan
Regel adalah bilah bambu sbg dinding vertikal alias
hubungan vertikal pelayan dan tuhan
Maknanya :
Bahwa kita menghadirkan diri pada jiwa
pelayan(hamba/abdi) sbg langkah perjalanan hidup hubungan vertikal hamba dengan
Tuhannya dalam suatu harmoni kesemestaan
Prasasti Siti Inggil merupakan perjalanan napak tilas ( jejak
perjalanan yg ditinggalkan ) sbg tetenger ( pengingat ) anak cucu sungguh
sangat dalam akan makna untuk menuju sebuah Kehidupan Umat Manusia dlm
peradaban yg makmur dan sentausa.
@wps23082017/10.15wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar