Cari Blog Ini

Selasa, 27 Maret 2018

Wahyu Sirno Ilang KertaningBumi
By Wahyudi Pratama Suta

Filsafat Majapahit dimana saat Prabu Brawijaya V berkuasa, yg ditulis dlm sastra Mpu Prapanca merupakan sastra tinggi penuh makna substansial dan berdasar ilmu candra sengkala ( metodologi pembacaan tahun jawa ) Sirno(0) Ilang(0) Kertaning(4) Bumi(1) merupakan hakikat nilai yaitu 0041 dan dibalik menjadi tahun +1400 yg menjadi tanda Keruntuhan Kerajaan Adi Daya Majapahit yg konon menguasai berbagai Kerajaan sepanjang asia tenggara.

Didalam makna subtansi jaman yang selalu mengikuti garis perputaran alami RODA WAKTU SEMESTA, Raja Brawijaya V tak kuasa menolaknya, mengerti tak mampu berbuat banyak karena itu adalah Kehendak Hyang Widhi Wasa. Berbagai keadaan dimasa itu merupakan suratan takdir yg harus dijalani oleh segenap masyarakat dijamannya.
Dimana jaman edanpun berlaku disaat itu yg difilsafatkan anak anak sang prabu brawijaya V yg tega durhaka melawan ayahnya sendiri dengan memberontak dengan adanya Perang paregreg yg mereka hanya disibukkan oleh adanya ambisi dan kekuasaan. Mereka lupa akan hakikat dirinya menjadi manusia ksatria yg memelihara semesta.

Tak banyak yg dilakukan oleh Sastrawan Mpu Prapanca untuk mencatat semua kejadian dijaman Sirno Ilang Kertaning Bumi sebagai manifestasi terbaliknya keadaan mental dan psikis beserta evolusinya keadaan pola pikir dan jiwa yg selalu trus berkembang.
Bagi saya Pribadi Mpu Prapanca merupakan gelar filsafat bagi seseorang yg belum menemukan kesejatiannya yaitu manusia yg masih dalam penempaan (MPU) sedangkan PRA (sebelum) PANCA ( lima hakikat) seorang bergelar brawijaya V ( mekarnya 4 elemen dalam 1 Pancer ) sehingga mampu mendengarkan suara hatinya yg dipersonifikasikan dengan Sabdo Palon Noyo Genggong.

Perubahan Jaman Ke Jaman adalah Mutasi secara sistemik terhadap Minda dan Kecerdasan beserta tingkat intelektual secara macro dan micro serta sistemik, sebagaimana perubahan itu trus berlangsung tanpa dapat dikendalikan oleh siapapun, bahkan oleh Seorang Raja sekelas Brawijaya V diera terakhirnya.

Wahyu Sirno(0) Ilang(0) Lebur(0) Dwijabumi(2) berlaku kembali ditahun 2000 yg ditandai dengan adanya Y2K perubahan system kalender global terhadap komputerisasi dunia dan juga ditandai 2 adanya kekuatan besar yg saling Pro dan Kontra dijamannya yaitu Orde Baru vs Reformasi dan berbagai pertikaian perang Saudara yg sangat memilukan dengan beberapa perang mengatasnamakan demokrasi seperti korban semanggi dan penculikan mahasiswa.
Krisis moneter dibeberapa Negara berkembang dan Negara adidaya menjadi pemicu keadaan krisis kepercayaan dan ekonomi global yg benar-benar membuat segala sesuatu menjadi carut marut.
Bahkan setiap tahun - tahun yg mengandung nol kembar dibelakangnya merupakan hal hal yg bersifat kehancuran menuju keadaan baru 1600, 1800, 1900 adalah transisi seratus tahunan perkembangan jiwa dan proses minda dengan sistemik.

Dan itu bukanlah hal yg bersifat maya ataupun gaib namun suatu hal yg realistis dimana sejarah akan selalu mencatat transisi peradaban itu dengan berbagai bentuk sastra yg bersifat tulisan ataupun prasasti sebagaimana kejadian Bom Bali 12 oktober2002 yg terjadi dikuta yg sangat memilukan.
Bencana alam yg terjadi dimana mana banjir, gunung meletus, tsunami dll merupakan karakteristik alamiah yg harus kita lewati bersama, inilah jaman kaliyuga atau jaman edan atau jaman kwalik atau jaman Adil atau jaman Rojo Kembar dan berbagai sebutan lainnya, sebagaimana yg pernah terjadi di era kerajaan majapahit dan kerajaan lainnya.
Dua kekuatan besar saling bertemu untuk memperebutkan benar dan salah sebagaimana filsafat lemah jowo kepunggel dadi loro ( tanah jawa terbelah jadi dua) merupakan filsafat yg sangat dalam makna dimana sistemik keadaan kesadaran pola pikir kita terbelah menjadi dua dan itu terbukti saat pilpres 2014 lalu dimana kedua Calon menyatakan diri adalah Pemenang. Bahkan Hampir semua Organisasi Partai politik terpecah menjadi 2 begitu juga dengan Organisasi Sosial Masyarakat yg ada. Dimana dua keadaan yg dibenturkan seperti moda online vs moda konvensional, dagang online vs dagang offline, inilah hakikat perang 2 saudara itu sendiri, dimana 2 pola pikir beda dipertemukan utk berebut benar dan salah.

Inkonsistensi dan konsistensi menjadi ajang perdebatan panjang dengan saling menghujat disana sini saling mendiskreditkan sisi satu dan lainnya. Inilah Jaman Arya Dwipangga jaman Pemurnian terhadap Energy Air dan Energy Panas secara global dan ini bukan hanya terjadi ditanah air Indonesia saja, dan ini melanda seluruh dunia dengan perebutan ambisi dan kekuasaan.

Bondan kejawan demikianlah sastra yg hendak menegur dengan halus anak anak bangsa ini untuk dapat berpikir lebih bijaksana agar 2 arus yg saling mendewakan kepentingan akan baik dan buruk tidak menjadi bumerang terhadap mereka sendiri, Om Santih Santih Santih Om dumugi Langgeng Memayu Hayuning Bawono.

Tulisan ini bersifat wacana dan pola pandang saya pribadi, mohon maaf bila ada ketersinggungan dan kekurangan atas penyampaiannya, karena saya sadar, saya tidaklah sempurna, namun hatiku tulus untuk menyampaikannya, Salam Rahayu

Tidak ada komentar: