Cari Blog Ini

Sabtu, 25 April 2020

MENGUPAS RAHASIA BRAWIJAYA V MASUK ISLAM..???

DITANDAI PERTEMUAN SEGITIGA...???  BENARKAH...???!

BY WPS

Benarkah Prabu Brawijaya V masuk Islam dgn ditandai pertemuan segitiga Brawijaya V, Sunan Kalijaga, dan Hyang Semar Sabdo Palon Noyo Genggong di tlatah Banyuwangi seperti yg tertulis didalam kitab pararaton...???
...
Jika Bacaan Karya Empu Prapanca itu ditelen mentah, tanpa mengupas nilai filsafat yg terkandung didalamnya, kita tak ubahnya seperti kadrun yg fanatik kolot dlm memahami al qur'annya 😁😁😁.
...
Prabu Brawijaya V alias Sunan Lawu memberikan peninggalan terakhirnya di Puncak Lawu dgn Candi Sukuh yg berasitektur mirip Candi Suku Maya (meksiko), Suku Inca (peru) dan  Piramida (mesir) namun ini adalah komplek Candi Siwa Buda yg khas.
.....
Pertemuan segitiga antara
1. Brawijaya V
2. Sunan Kalijogo
3. Semar Sabdo Palon Noyo Genggong

Ketiga nama tersebut adalah #SANEPAN alias #SIMBOLIK dimana Brawijaya V itu menyatunya kelima indriya ke dalam satu Pancer dgn cara mengutamakan MENJAGA ALIRAN AIR (sembilan lubang air dlm diri pribadi) yg simboliskan Sunan Kalijogo utk menuju kpd PAMOMONG SATRIO TANAH JOWO yaitu Semar yg bergelar sabdopalon noyo genggong, dimana itu adalah Suara hati Kecil yg Suci, yg selalu membawa kpd nilai nilai Keselamatan (islam jika dlm bhs arab) .
....
Nilai Nilai yg menuju Keselamatan itulah yg disebut agama Rasul dan bukan #lembaganya_islamnya yg spt sekarang ini.
....
Disimbolkan sbg pertemuan ditlatah BANYUWANGI yg artinya AIR WANGI itu simbolik thd semua yg kita lakukan meninggalkan BEKAS YG  WANGI... kata wangi juga majas yg merujuk nyaman dan enak di indra penciuman, maka itulah LELAKU YG WELAS ASIH...!!!

Semar Sabdo Palon Noyo Genggong alias Suara Hati Kecil sbg pengejawantahan Tuhan didalam diri pernah Berkata kpd Brawijaya V, Wong Hurip kui Ojo koyo pari rondo nunut, yg maknanya hanya ikut ikut tanpa mengetahui maknanya.

#Jika_kita_tidak_berpolitis dlm memahami filsafat luhur maka peleburan siwa buda itu identik dgn moksa, yg bemakna sama dgn ikhlas jika dlm bhs arab dan atau Zero mind Processing in actions dlm bhs inggris. Dimana mati sajroning hurip itu adalah Patuh kpd Suara Hati kita sendiri dlm menjalani Hidup sbg jalan Moksa bersama Jasad.
....
Moksa bersama Jasad itu moksartam jagadhita ya ca iti darma yg dlm bhs arab ikhlas bi akhlaqul karimah itulah JALAN MENUJU KESELAMATAN alias ISLAM.
...
Islam disini bukan KELEMBAGAANNYA...!!!
ISLAM BUKAN LEMBAGANYA...!!!!
ISLAM BUKAN ORMASNYA....!!!!!
ISLAM disini adalah PERWUJUDAN dari TRIKAYA PARISUDA yaitu
1. Berpikir Bersih
2. Berucap Bersih
3. Bertindak Bersih
.....
Pertemuan Segitiga yg telah disederhanakan dari model cerita yg ribet spt diatas😁😁😁

Brawijaya V dulu berkata CIPTAKU AKAN MENEMPEL DI MANUSIA YG LEBIH PENGETAHUANNYA .....!!

Jumat, 13 April 2018

HAKIKAT KITAB SUCI FIKSI-KAH ?
Oleh Wahyudi Pratama Suta
Pasuruan, Jawa Timur
Jum’at, 14 April 2018
Pukul 9:45 WIB


Perubahan dinamika pola pikir dan mutasinya kadang membuat sebagian melupakan subtansi yg sejati, kita ada kecenderungan hanya membahas dan memandang topik masalah hanya dengan serangkaian pandangan yg berbasis literasi yg sempit. Hari ini saya berkehendak hati untuk membuat ruang deskripsi tentang pemahaman nilai kitab suci.

Kitab Suci memiliki definisi umum adalah literasi teks dalam sebuah buku yg dimiliki kaum lembaga agamis seperti Literasi Teks Alqur’an, Injil, Bhagavad Gita, dan sloka sloka kebudhaan, namun kita harus dapat berpikir yg luas dan berkembang secara makna riil dari Kitab Suci.

Kitab adalah segala sesuatu yg dapat dibaca dan diambil pemahaman ilmu dan hikmahnya
Suci adalah bebas dualitas penilaian baik dan buruk
Jadi kitab suci memiliki pemahaman segala sesuatu yg dapat dibaca dan diambil ilmu dan hikmahnya tanpa dualitas penilaian baik dan buruk.

Saya mencermatinya tak jauh dari Ruang syadahat penyaksian diri saya pribadi bahwa Allah yg kekuatannya ( energynya ) meliputi segala wujud alam semesta adalah kitab suci yg absolute dan abadi serta tak tergantikan, tak diketahui sumbernya dia ada dimana mana dan meliputi apapun, demikianlah Energy itu dapat dibaca baik melalui perasaan kita sebagai manusia yg dibekali Energy Tuhan itu sendiri yg mampu membaca keadaan dirinya sbg kitab yg terbuka.
Maka kitab Suci yg absolute dan mutlak adalah ENERGY HIDUP ITU SENDIRI.

ENERGY HIDUP itu selalu Bergerak alias beraf’al, berkarakter alias bersifat, berguna diruang perannya sehingga dinamai nama nama yg baik sbg pengejawantahan Sang Hidup itu sendiri, maka gerak sifat dan faedah itulah Utusan Sang Hidup dan merupakan Kitab yg terbuka.

Kitab yg Terbuka adalah segenap wujud dialam semesta ini yg mampu dipelajari manusia sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir dan skill yg telah ternanam sejak manusia dilahirkan. Batu, tanaman, hewan, matahari, bulan amuba dan bakteri adalah kitab suci yg terbuka, yg mampu dipelajari model geraknya, karakter sifatnya dan kegunaannya atau fungsinya dialam semesta raya ini sehingga dinamai nama nama yg baik dengan aneka ruang bahasa di peradaban manusia dimana mereka tinggal.

Kitab suci yg terbuka inilah setelah dipelajari melahirkan suatu keilmuan dan harmonisasi synergy yg utuh setiap wujud saling terkait dan saling kompromi utk mengikat suatu hubungan mutlak dlm ruang ruang dan konteks-konteks fungsinyax sehingga manusia menuliskannya didalam bentuk literasi literasi tekstual dengan berbagai model. Kitab Suci yg Terbuka yg dipelajari dgn harmoni menjadikan hikmah hidup dan panduan hidup di semesta raya ini yg merupakan hasil ESQ manusia yg Seimbang antara Intuisi Daya khayal ( Fiksi) dan imaginasi Otak kanannya ( EQ) yg diseimbangkan dengan logisitik bahasa, adat istiadat, norma pada penyampaian di peradaban manusia itu sendiri (IQ).
Kitab Suci yg terbuka adalah selalu berubah dari masa ke masa dan disetiap peradaban alam semesta, sebagaimana contoh hewan purba seperti Wujud dinosaurus telah punah dari peradaban manusia, adaptasi kehidupan reptile yg dialam bebas mulai berubah ditaman taman suaka margasatwa dan kadang mereka berduet hidup berdampingan dengan manusia dengan foto bersama ular piton, foto bersama lumba2, bergurau dengan singa dalam sebuah pertunjukan misalnya itulah perubahan perubahan pola adaptasi hidup yg dahulunya dirimba belantara sekarang tinggal dikota kota besar dan taman hiburan.

Semua yg tersurat adalah kitab suci termasuk jiwa raga manusia ini, manusia adalah miniatur kitab suci terbesar alam semesta dimana semua pola biologis, kimiawi, fisika, dan potensial kejiwaannya memiliki pola pola atomic yg sama.

Lalu bagaimanakah Hakikat Kitab Suci Fiksikah….? Jika anda cermat memahami tulisan ini maka kesimpulannya terletak dipola paham anda sendiri….
Salam rahayu… Om Darma Santih Om






Sabtu, 07 April 2018

HAKIKAT BRAWIJAYA V dan SABDO PALON NOYO GENGGONG

BY WAHYUDI PRATAMA SUTA
07 April 2018

Penjabaran Samudra Batin Pribadi yg Harmoni antara perjalanan niskale pribadi dgn data literasi ilmiah terakhir yg ada, saya menyuratkan suatu hal singkronisasi tentang keadaan Raja Majapahit ke V yg bergelar Prabu BRAWIJAYA V dengan abdi kinasihnya yg bergelar Sabdo Palon Noyo Genggong, semata mata agar kita terbebas dari delusi dan ilusi maya yg kerap menghimpit batasan akal pikiran dan tak dapat dicerna secara seimbang. Semoga dgn adanya tulisan saya ini mampu memberi penggambaran dan penjelasan kesastraan kepada subtransi (pesan sastra) yg semestinya.

Gelar Brawijaya V sbg Raja Majapahit terakhir yg memiliki nama asli Aryo Wiro Aji bertrah NgestiNingrat (nama ini didapat dari pengalaman niskale pribadi), sosok Raja ini pun secara tersurat memang ada.
Namun secara tersirat Prabu Brawijaya V merupakan gelar yg disematkan atas pencapaian karakter spiritual beliau secara niskale yg diwujudkan melalui bentuk sastra di eranya.

Prabu berasal dari kata Prabuan dimana seorang Raja memakai kata ini dimaksudkan bahwa Raja telah memiliki Jiwa Kelembutan seorang ibu dan telah melewati berbagai macam peristiwa yg dilalui olehnya sehingga dikatakan prabuan seperti kayu yg terbakar sampai menjadi abu, dan itu merupakan bahasa metafora penyingkat kalimat dan keadaan di tingkat kualitas ilmu dan intelektual dijamannya (output ESQ dijamannya). Kata prabuan tak beda jauh dengan makna kata ya latifah dlm sastra kata bahasa arab yg juga memiliki arti kelembutan.

Brawijaya V berasal dari kata Bhre atau Bhra yang brarti terbuka dan telanjang, sedangkan wijaya V merupakan nama bunga yg telah mekar dengan indah berdaun V, filsafat ini memiliki hakikat makna pencapaian spiritualitas seseorang yg telah mampu mengerti akan kehidupan yg tercipta atas 4 elemen (air, api, tanah, udara) menjadi 1 kesatuan yg utuh pada dirinya.
Dan didalam prilakunya seseorang telah mampu mengendalikan 4 elemen terpenting dalam 1 pancer yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman dan perkataan dalam 1 kesadaran pola pikirnya dengan utuh. Atau 4 sisi yg menyatu ibarat symbol ka’bah dimekkah, begitu juga 5 hari pasaran jawa yg mengadopsi 5 unsur yaitu legi, pahing, pon, wage, kliwon, atau timur, selatan, barat, utara dan tengah. Dan masih banyak lagi detail dari makna filsafat Prabu brawijaya V itu sendiri.

Sedangkan Sabdo Palon Noyo Genggong yg disimbolkan dengan personifikasi Abdi dari Prabu Brawijaya V itu sendiri menegaskan ruang subtansi pada keadaan jiwa beliau sendiri yg selalu mengabdi kepada SABDA NURANI HATINYA SEBAGAI KETETAPAN DAN TITAH YG LANGGENG DAN ABADI. Dimana kata Sabda berarti Keadaan Rahsa Nurani, sedangkan Palon adalah ketepatan dan ketetapan serta akurasi titah yg harus dilakukannya dengan cermat, Naya berarti abdi didalam jiwa kepatuhan dan ketaatan yg Langgeng selamanya. Filsafat pesan yg terkandung didalam sastra sosok sabdo palon nooyo genggong ini tak beda jauh dengan sastro jendro hayuningrat pangruwataning diyu ataupun al quran qodim didldm sastra bahasa arab, yaitu suara hati nurani yg memiliki presisi ketepatan dan ketetapan yg mutlak dan abadi TERHADAP DUALITAS HUKUM AKSI REAKSI. Dan dapat dikatakan juga bahwa Sabdo Palon Noyo Genggong merupakan Sabda Nurani yg cermat mengambil setiap keputusan dengan memperhitungkan hokum sebab akibat alam semesta yg ada sehingga selalu hasilnya adalah kemanfaatan yg mayoritas pada keadaan yg sedang terjadi.

SABDO PALON dan NAYA GENGGONG yang pertama kali ada adalah di era kepemimpinan SRI TRIBHUWANATUNGGADEWI MAHARAJASA JAYAWISNUWARDHANI.

Bisa dibuktikan di petilasan beliau (Situs BHRE KAHURIPAN) di dusun Klinterejo, Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, disana selain petilasan Maha Rsi MAUDARA juga akan anda temukan petilasan (berupa "palInggIhan" atau batu tempat duduk) dari dua abdi kinasih : SABDO PALON dan NAYA GENGGONG ini.

Sabdo Plaon noyo genggong merupakan konsep struktural kenegaraan di era itu, dan hal yang sama juga di warisi oleh raja-raja era berikutnya di Majapahit, itulah sebabnya banyak sekali tersebar petilasan yang berkonotasi SABDO PALON dan NAYA GENGGONG.  

Bila didekati secara spiritual, ada pertanyaan :
Apakah dapat diasumsikan bahwa SABDO PALON dan NAYA GENGGONG adalah mahluk superior pilihan Tuhan guna menjadi PAMOMONG RAJA MAJAPAHIT ???
Jawabannya
MUNGKIN DAPAT DIANGGAP DEMIKIAN,KARENA INI HAMPIR MIRIP DENGAN SISTEM LEADERSHIP YG DIKISAHKAN NABI DAN ROSUL (UTUSAN MULIA TUHAN)
Alasannya :
JUJUR(amanah), BENAR(shidiq), CERDAS(fathonah), MAMPU MENYAMPAIKAN DENGAN TEPAT DAN AKURAT(tabligh), MEMAHAMI HUKUM SEMESTA, TEGUH MENYUARAKAN KEBENARAN, PANDAI WALAUPUN BUTA HURUF(ummiyun), BERASAL DARI RAKYAT KEBANYAKAN, TIDAK SILAU HARTA BENDA MAUPUN JABATAN MESKIPUN DEKAT PENGAMBIL KEPUTUSAN .....
jelas hanya mahluk pilihan yang mampu menduduki derajat ini, dan hal ini merupakan esensi yg sama agar kita melahirkan jiwa jiwa Raja(khalifah) yg merahmati sekalian alam (memayu hayuning bawono langgeng/rohmatan lil’alamin)

Tapi kalau didekati secara MISTIS, bahwa SABDO PALON dan NAYA GENGGONG adalah tokoh sekaliber SEMAR atau Kanjeng Gusti Ratu Ayu KENCANASARI ......

Jawabannya tidak seperti itu kedudukannya dalam tata krama keghaiban .....
Bahkan Seseorang yang telah mencapai posisi karakter Hyang SABDO PALON dan NAYA GENGGONG itu bisa disifati gerak dan karakter spiritual SEMAR atau Kanjeng Gusti Ratu Ayu KENCANASARI dan Roh- Roh Suci yg lain untuk dapat selalu melakukan harmonisasi utk menjaga kesemestaan. Dan hal semacam ini merupakan posisi Purna Mukti Jiwatman yaitu bilamana seseorang telah mencapai derajat spiritual Suwung tan Isi memargi hayuning bawono alias posisi fana baqo billah, karena roh didalam jiwa orang yg telah mencapai derajat spiritual yg demikian akan selalu menarik semua mekanisme peran nya yg terhampar disemesta utk ikut menjadi satu kesatuan utuh tanpa gerak pikiran sang pribadi namun atas kuasa keadaan yg spontan dan utk selalu mencairkan suasana menuju kemanfaatan yg maksimal.

Om awignam Astu namo sidham
Semoga semua makhluk berbahagia

Semoga kita dapat kembali kepadaNya dgn utuh tanpa kemelekatan rahsa, karena rahsa harus benar benar dikorbankan untuk menuju hakikat suwung yg sejati, amin ya robbal alamin

Selasa, 27 Maret 2018

Wahyu Sirno Ilang KertaningBumi
By Wahyudi Pratama Suta

Filsafat Majapahit dimana saat Prabu Brawijaya V berkuasa, yg ditulis dlm sastra Mpu Prapanca merupakan sastra tinggi penuh makna substansial dan berdasar ilmu candra sengkala ( metodologi pembacaan tahun jawa ) Sirno(0) Ilang(0) Kertaning(4) Bumi(1) merupakan hakikat nilai yaitu 0041 dan dibalik menjadi tahun +1400 yg menjadi tanda Keruntuhan Kerajaan Adi Daya Majapahit yg konon menguasai berbagai Kerajaan sepanjang asia tenggara.

Didalam makna subtansi jaman yang selalu mengikuti garis perputaran alami RODA WAKTU SEMESTA, Raja Brawijaya V tak kuasa menolaknya, mengerti tak mampu berbuat banyak karena itu adalah Kehendak Hyang Widhi Wasa. Berbagai keadaan dimasa itu merupakan suratan takdir yg harus dijalani oleh segenap masyarakat dijamannya.
Dimana jaman edanpun berlaku disaat itu yg difilsafatkan anak anak sang prabu brawijaya V yg tega durhaka melawan ayahnya sendiri dengan memberontak dengan adanya Perang paregreg yg mereka hanya disibukkan oleh adanya ambisi dan kekuasaan. Mereka lupa akan hakikat dirinya menjadi manusia ksatria yg memelihara semesta.

Tak banyak yg dilakukan oleh Sastrawan Mpu Prapanca untuk mencatat semua kejadian dijaman Sirno Ilang Kertaning Bumi sebagai manifestasi terbaliknya keadaan mental dan psikis beserta evolusinya keadaan pola pikir dan jiwa yg selalu trus berkembang.
Bagi saya Pribadi Mpu Prapanca merupakan gelar filsafat bagi seseorang yg belum menemukan kesejatiannya yaitu manusia yg masih dalam penempaan (MPU) sedangkan PRA (sebelum) PANCA ( lima hakikat) seorang bergelar brawijaya V ( mekarnya 4 elemen dalam 1 Pancer ) sehingga mampu mendengarkan suara hatinya yg dipersonifikasikan dengan Sabdo Palon Noyo Genggong.

Perubahan Jaman Ke Jaman adalah Mutasi secara sistemik terhadap Minda dan Kecerdasan beserta tingkat intelektual secara macro dan micro serta sistemik, sebagaimana perubahan itu trus berlangsung tanpa dapat dikendalikan oleh siapapun, bahkan oleh Seorang Raja sekelas Brawijaya V diera terakhirnya.

Wahyu Sirno(0) Ilang(0) Lebur(0) Dwijabumi(2) berlaku kembali ditahun 2000 yg ditandai dengan adanya Y2K perubahan system kalender global terhadap komputerisasi dunia dan juga ditandai 2 adanya kekuatan besar yg saling Pro dan Kontra dijamannya yaitu Orde Baru vs Reformasi dan berbagai pertikaian perang Saudara yg sangat memilukan dengan beberapa perang mengatasnamakan demokrasi seperti korban semanggi dan penculikan mahasiswa.
Krisis moneter dibeberapa Negara berkembang dan Negara adidaya menjadi pemicu keadaan krisis kepercayaan dan ekonomi global yg benar-benar membuat segala sesuatu menjadi carut marut.
Bahkan setiap tahun - tahun yg mengandung nol kembar dibelakangnya merupakan hal hal yg bersifat kehancuran menuju keadaan baru 1600, 1800, 1900 adalah transisi seratus tahunan perkembangan jiwa dan proses minda dengan sistemik.

Dan itu bukanlah hal yg bersifat maya ataupun gaib namun suatu hal yg realistis dimana sejarah akan selalu mencatat transisi peradaban itu dengan berbagai bentuk sastra yg bersifat tulisan ataupun prasasti sebagaimana kejadian Bom Bali 12 oktober2002 yg terjadi dikuta yg sangat memilukan.
Bencana alam yg terjadi dimana mana banjir, gunung meletus, tsunami dll merupakan karakteristik alamiah yg harus kita lewati bersama, inilah jaman kaliyuga atau jaman edan atau jaman kwalik atau jaman Adil atau jaman Rojo Kembar dan berbagai sebutan lainnya, sebagaimana yg pernah terjadi di era kerajaan majapahit dan kerajaan lainnya.
Dua kekuatan besar saling bertemu untuk memperebutkan benar dan salah sebagaimana filsafat lemah jowo kepunggel dadi loro ( tanah jawa terbelah jadi dua) merupakan filsafat yg sangat dalam makna dimana sistemik keadaan kesadaran pola pikir kita terbelah menjadi dua dan itu terbukti saat pilpres 2014 lalu dimana kedua Calon menyatakan diri adalah Pemenang. Bahkan Hampir semua Organisasi Partai politik terpecah menjadi 2 begitu juga dengan Organisasi Sosial Masyarakat yg ada. Dimana dua keadaan yg dibenturkan seperti moda online vs moda konvensional, dagang online vs dagang offline, inilah hakikat perang 2 saudara itu sendiri, dimana 2 pola pikir beda dipertemukan utk berebut benar dan salah.

Inkonsistensi dan konsistensi menjadi ajang perdebatan panjang dengan saling menghujat disana sini saling mendiskreditkan sisi satu dan lainnya. Inilah Jaman Arya Dwipangga jaman Pemurnian terhadap Energy Air dan Energy Panas secara global dan ini bukan hanya terjadi ditanah air Indonesia saja, dan ini melanda seluruh dunia dengan perebutan ambisi dan kekuasaan.

Bondan kejawan demikianlah sastra yg hendak menegur dengan halus anak anak bangsa ini untuk dapat berpikir lebih bijaksana agar 2 arus yg saling mendewakan kepentingan akan baik dan buruk tidak menjadi bumerang terhadap mereka sendiri, Om Santih Santih Santih Om dumugi Langgeng Memayu Hayuning Bawono.

Tulisan ini bersifat wacana dan pola pandang saya pribadi, mohon maaf bila ada ketersinggungan dan kekurangan atas penyampaiannya, karena saya sadar, saya tidaklah sempurna, namun hatiku tulus untuk menyampaikannya, Salam Rahayu

Minggu, 24 Desember 2017

CERDAS BAHASA ANTARA PENGALAMAN GAIB DAN NYATA YG MENYATU

Reinkarnasi Di Dalam Alquran Dan Hadis

Pada hakikatnya kita hidup di dunia ini bukan hanya sekali. Kita telah mengalami mati-hidup, mati-hidup berulang kali. Kehidupan yang kita jalani sekarang adalah bagian dari kehidupan masa lalu. Sebelum hidup yang sekarang, kita pernah hidup dikehidupan masa lalu di dunia ini. Hidup yang sekarang ini adalah balasan atas perbuatan dari kehidupan yang lalu. Dan kini kita kembali lagi ke dunia dengan membawa jasad baru. Peristiwa menitisnya jiwa dari kehidupan yang lalu biasa disebut dengan reinkarnasi.

Paham reinkarnasi mungkin masih asing di telinga sebagian kita. Atau mungkin juga kita tidak mau tahu, karena yang kita tahu itu bukan ajaran Islam.
Namun, sebenarnya jika kita jeli membaca kitab suci Alquran, maka banyak kita temui ayat yang bicara tentang reinkarnasi. Di sini saya akan jelaskan secara ringkas ayat-ayat yang bicara tentang reinkarnasi tersebut.

"Mengapa kalian kafir kepada Allah? Padahal tadinya kalian itu MATI, lalu Dia MENGHIDUPKAN kalian. Kemudian Dia MEMATIKAN kamu, dan DIHIDUPKANNYA kembali. Baru setelah itu DIKEMBALIKAN kepada-Nya!" Al-Baqarah: 28.

Coba perhatikan dengan seksama ayat tersebut.
Ayat tersebut bercerita tentang orang kafir, yang diberikan kesempatan untuk hidup. Mengalami kematian dan mengalami kehidupan yg berulang, lalu setelah itu dikembalikan kepada-Nya.

Banyak tafsir yang menyebutkan bahwa DIHIDUPKAN KEMBALI itu sama dgn bangkit dari kubur. Padahal di situ ada ayat mati-hidup, mati-hidup.
Sedangkan DIKEMBALIKAN KEPADANYA disamakan dgn kembali ke surga atau neraka. Yg namanya dikembalikan kpd-Nya atau kembali kpd-Nya, ya betul - betul kembali kepada Tuhan. Bukan ke surga atau neraka.

Kemudian perhatikan ayat berikutnya,
"Dan, Allah telah MENCIPTAKAN kamu, kemudian MEMATIKAN kamu, di antara kamu ada yg DIKEMBALIKAN kpd tingkatan HIDUP yang paling LEMAH, sehingga tidak mengetahui lagi apa-apa yg PERNAH diketahuinya." Al-Nahl: 70.

Ayat tersebut sangat jelas! Di antara kamu ada yg DIKEMBALIKAN kpd tingkatan hidup yg paling lemah!
Tetapi, banyak penafsir yang memberi catatan kecil atau dalam kurung "dikembalikan ketingkatan hidup yg paling lemah" sama dengan tua renta. Sudah tahu ayatnya berbunyi DIKEMBALIKAN, yg namanya dikembalikan itu berarti sudah melalui proses "pulang". Kalau orang tua renta itu belum pulang. Masih proses berjalan hidup.
Dan mana ada orang tua renta itu mengalami tahap kehidupan yg paling lemah! Yang paling lemah itu ya bayi!

Lalu banyak penafsir juga mengartikan "tidak mengetahui sesuatu terhadap apapun yang pernah diketahui" disebut pikun.
Mana ada orang yang pikun tidak mengetahui sesuatu pun?
Tidak tahu sesuatu pun ya bayi! Sementara bahasa Arab untuk "pikun" yaitu "mukharrif" atau "kharif". Lemah akal.

Bahkan dalam surat Yasin: 68. Diungkapkan lebih gamblang lagi,

"Barang siapa yang kami PANJANGKAN umurnya, niscaya kami KEMBALIKAN dia ke penciptaan awal. Apakah mereka tidak memikirkan?"

Lihat, betapa tegasnya ayat tersebut! Orang yang dipanjangkan umurnya, pasti DIKEMBALIKAN pada penciptaan awal atau kejadiannya.
Penciptaan awal itu bukan tua! Penciptaan awal itu bayi!

Jika dipanjangkan umurnya itu tua, tidak ada jaminan menjadi lemah. Tidak ada keniscayaan nantinya dia pikun. Banyak orang yang sudah tua renta masih kuat dan tidak pikun.

Coba simak surat An-Nahl: 78.
"Dan,Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak MENGETAHUI sesuatu pun. Kemudian Allah menjadikan pendengaran, penglihatan, dan fuad agar kamu bersyukur".

Jelas sudah, yang tidak mengetahui sesuatu pun itu ya bayi. Bukan orang yang sudah tua renta!

Kemudian suar An-Nisa: 56.
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan kami masukan mereka ke dalam api. Setiap kulit mereka hangus, kami ganti dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana."

Ini ayat metafor atau ayat penuh misteri. Setiap ayat di dalam kitab suci Alquran diartikan sesuai dengan tinggi rendahnya pemikiran spiritual seseorang. Karena banyak ayat di dalam Alquran itu penuh dengan kiasan! Dan tidak bisa diartikan sesuai dengan abjad bahasa Arab. Dan untuk mencapai peningkatan spiritual tidak cukup dengan menghafal ayat dan hadis saja. Tetapi pengetahuan spiritual bisa meningkat bila seseorang mau melakukan perjalanan hidup sejati. Perjalanan hidup yang telah diwariskan oleh para Nabi utusan Allah. Yaitu, makrifatullah.

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat kami", artinya bukan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat di dalam kitab suci Alquran. Atau orang yang di luar agama Islam. Tetapi orang-orang yang tersesat yang tidak mau berbuat kebenaran dan menolak perjumpaan dengan Tuhan.

"Sehingga kelak akan kami masukan mereka ke dalam api". Api atau biasa diartikan sebagai neraka, hanyalah sebuah kiasan atau perumpamaan dari perasaan yang tidak pernah tenang. Orang yang berada di neraka itu tidak pernah tenang, selalu gelisah, dan penuh dengan penderitaan.

"Setiap kali kulit mereka hangus, kami ganti dengan kulit yang lain, atau yang baru, supaya mereka merasakan azab!" Ini juga ayat metafor.
Tuhan tidak membuat sebuah kesimpulan yang sederhana. Setiap firman yang disampaikan Tuhan selalu mengandung makna yang sangat dalam dan penuh pesan MENDIDIK.
Tuhan memberi hukuman atau pelajaran kepada hambaNya tidak sama seperti orang yang bermain sulap. Dibakar kulit mereka lalu diganti lagi dengan yang baru. Dibakar lagi, diganti lagi dengan yang baru. Dibakar lagi, lalu diganti lagi. Tidak demikian!
Ayat di atas menjelaskan orang yang hidup kembali dengan kulit yang baru. Atau dikembalikan menjadi bayi. Reborn atau reembodiment.

Kemudian ayat berikutnya ditutup dengan kalimat, "Sesungguhnya Allah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana".
Nah, apanya yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana kalau cara Tuhan memberi pelajaran kpd hambaNya sama dgn cara-cara manusia?

Ketika Tuhan memberi hambaNya azab tidak berarti Tuhan memberi penyiksaan yg terus menerus. Tidak demikian! Tuhan bukan tukang siksa. Tetapi siksaan dan penderitaan tersebut datang dari diri orang itu sendiri. Makanya setiap ayat yg berhubungan dgn hukuman atau azab selalu menggunakan kalimat KAMI. Bukan AKU. Itu menunjukan bahwa orang yang tersiksa itu dihukum oleh dirinya sendiri.
Tuhan itu Maha Bijaksana, sehingga Beliau tahu bagaimana memberi pelajaran dan mendidik kpd hamba-hambaNya yg tersesat.

Perhatikan surat Al-Mulk: 1-2.
"Maha Suci Tuhan yg memiliki segala kerajaan. Dan, Dia berkuasa atas segala sesuatu. Dialah yg telah menciptakan mati dan hidup bagimu. Dgn cara itu Dia melakukan PEMBELAJARAN terhadapmu, utk memberi nilai bagi siapa yg lebih baik amalannya. Tuhan Maha Perkasa dan Maha Melindungi."

Sengaja kalimat "pembelajaran" saya tulis dgn hurup tebal. Sering kata ini diterjemahkan oleh penafsir secara sederhana menjadi "menguji". Kata "menguji" menunjukkan bahwa Tuhan belum mengetahui kualitas hambaNya. Maha Suci Tuhan dari terjemahan yg demikian ini.
Padahal Tuhan itu Maha Mengetahui sebelum menciptakan hambaNya. Dia Maha Mengetahui kesudahan hambaNya. Lalu buat apa "diuji" segala.
Memang salah satu kata "liyabluwakum" dlm ayat tersebut diartikan adalah supaya Dia menguji kalian, mengetes, tetapi ada makna lain dlm kata tersebut, yaitu to make someone experienced, membuat seseorang berpengalaman. Tujuannya utk meningkatkan derajat spiritualnya, termasuk peningkatan kemampuan dirinya. Jika seseorang tdk pernah mengalami mati dan hidup, dia tdk akan mengalami kemajuan. Dunia pun tak akan mengalami perubahan.

Bagi agama-agama di Timur, non Arab, agama-agama yg tumbuh di India, Tibet, Cina, Jepang, dan di Kepulauan Nusantara, reinkarnasi bukan lagi sebagai hal yg aneh. Reinkarnasi bukan dipahami sebagai kepercayaan atau keimanan, tapi sebagai HUKUM ALAM.  Pemahaman terhadap hukum alam ini membuat masyarakat tdk berani utk berbuat merugikan orang lain.

Kemudian kepercayaan terhadap reinkarnasi itu mulai menghilang seiring munculnya ajaran Islam yg dari Arab. Umumnya, saat ini kita yg beragama Islam, Kristen, atau Yahudi, tdk percaya bahwa manusia mengalami siklus hidup dan mati berulang-ulang. Lain halnya di dunia Barat. Sumber dasar filsafat Barat adalah budaya Yunani dan Romawi. Pada kedua budaya tersebut, reinkarnasi diterima sebagai kepercayaan. Di Amerika Serikat, meskipun 90% mereka beragama Kristen. Lebih dari 50% warganya mempercayai kelahiran kembali. Kepercayaan itu tumbuh karena pesatnya kemajuan dibidang kedokteran di sana. Majunya bidang kedokteran mendorong adanya riset, penelitian, tentang pengalaman menjelang ajal, atau pengalaman di balik kematian. Juga mendorong tumbuhnya terapi psikologi dgn membangkitkan pengalaman - pengalaman dlm beberapa kali kehidupan sebelumnya.

Beberapa filsuf Yunani kuno Plato yg hidup pada abad ke 5-4 SM percaya bahwa jiwa tdk pernah mati, dan mengalami reinkarnasi berkali-kali. Termasuk Socrates dan Voltaire, mempercayai adanya kelahiran kembali.

Pertanyaannya, kapan reinkarnasi itu berakhir?
Segala sesuatu pasti berakhir. Menurut agama Hindu, reinkarnasi berakhir bila sang manusia mengalami moksa. Menurut agama Budha kelahiran kembali tak akan terjadi lagi bila roda "samsara" telah berhenti. Sang Jiwa selanjutnya ke alam Nirwana.
Dlm kajian Islam, seseorang yg telah "berislam" tdk akan kembali reinkarnasi. Seseorang yg telah berislam di sini berbeda dgn orang yg beragama Islam. Orang yg beragama Islam itu banyak. Tapi yg benar-benar telah sampai keislaman sejati itulah yg dipertanyakan.

Kemudian umumnya, umat beragama Islam merasa bahwa reinkarnasi itu tdk diajarkan dlm Islam. Bahkan pandangan tentang reinkarnasi dianggap bidah atau sesat. Hal ini dapat dimengerti, karena reinkarnasi tdk dijelaskan secara eksplisit di dlm Alquran seperti beberapa ayat yg ditulis di atas.

Reinkarnasi itu ayat mutasyabihat. Kelahiran kembali itu diungkapkan dlm Alquran secara tersamar. Ayat-ayatnya harus dipikirkan dan direnungkan dlm-dlm. Kalau tdk dipikirkan dgn teliti, pasti akan terjerumus pada penerjemahan atau penafsiran yg menyimpang. Termasuk memahami reinkarnasi dlm hadis.

Selain ayat-ayat Alquran, petunjuk reinkarnasi itu dapat kita temukan dlm beberapa hadis. Di antaranya,

"Demi Tuhan yg jiwaku dlm genggamanNya, seandainya seseorang gugur di jln Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu gugur lagi, kemudian dihidupkan lagi, lalu gugur lagi, niscaya ia tdk dapat masuk surga sebelum melunasi utangnya," (HR Nasai)

Meskipun gugur berkali-kali, tapi bilamana belum melunasi utangnya, ia tak akan masuk surga. Perhatikan kata "gugur berkali-kali dan utang". Secara sederhana umat Islam menerjemahkan utang itu dlm arti utang harta benda. Tdk sepenuhnya benar! Yg jelas, utang harta benda itu bagian dari utang lerbuatan (karma).
Pada kalimat di atas tdk dinyataka "kecuali jika ada utang, keluarganya melunasi". Kalimat ini tdk ada. Yg ada, justru menegaskan bahwa yg gugur itulah yg melunasinya. Karena seseorang tdk menanggung beban atau dosa orang lain. Setiap orang akan menanggung dosanya sendiri. Itulah yg dijelaskan di berbagai ayat Alquran.

"Orang yg berutang itu dibelenggu dlm kuburnya, tiada yg dapat melepaskannya selain ia membayar utangnya," (HR Dailami)

"Sesungguhnya di antara dosa-dosa ada yg tdk dapat ditutupi oleh salat, puasa, haji, dan umrah. Yg dapat menutupinya hanyalah duka-cita (kesulitan) dlm hidup mencari rezeki," (HR Ibnu Asakir).

Hidup susah dlm mencari rezeki adalah cara utk menutupi dosa-dosa. Coba, dosa dari mana? Kalau hidup sekarang ini merupakan hidup yg pertama kali, maka tdk adil kiranya bila ada orang yg dilahirkan menderita, sengsara di kolong jembatan. Padahal Tuhan sudah menyatakan dgn tegas bahwa Beliau tdk menzalimi hamba-hambaNya.

Banyak sekali di dunia ini orang yg hidupnya menderita semenjak dilahirkan di bumi ini. Menurut hadis di atas, penderitaan itu sebenarnya utk menutupi dosa - dosanya. Dan dosa-dosa itu sendiri tdk dapat ditutupi oleh ibadah formal. Dosa yg tdk bisa dihapus dgn cara salat, puasa, umrah, dan haji. Ini tentu saja dosa yg berat. Sehingga perbuatan ibadahnya pun tdk bisa menghapusnya. Dosanya hanya terhapus bila dia dilahirkan kembali di bumi ini sebagai orang yg hidup menderita!

Di sinilah kita harus pandai memahami hakikat hidup kita di dunia ini dgn ayat-ayat yg telah disampaikan di dlm Alquran. Ayat-ayat Tuhan bukan yg ada hanya di dlm kitab suci semata. Tetapi juga ayat-ayat Tuhan merupakan perjalanan hidup manusia yg terhampar di alam semesta dari dunia sampai akhirat. Dan memahami berbeda dgn mengartikan tulisan ayat-ayat tersebut. Memahami bermakna keterampilan dlm menyikapi sesuatu dgn spiritual. Sedangkan mengartikan sebuah tulisan tergantung seberapa luas pengetahuan bahasa seseorang. Bahasa Tuhan adalah bahasa universal. Mengartikan bahasa Tuhan hanya dgn bahasanya sendiri, tdk selalu tepat.

Bahasa Tuhan adalah bahasa pemahaman. Orang yg selalu bersama-sama Tuhan maka ia akan bisa menangkap semua informasi yg datang dari Tuhan. Kemudian informasi tersebut dibahasakan sesuai dgn bahasa yg ia kuasai.
Dan setiap pemahaman selalu berkembang sesuai tingkat tinggi rendahnya pemikiran spiritual seseorang.

Salam bahagia.

Kamis, 21 Desember 2017

SEMAR ADALAH INTI ENERGY SEMESTA

SEMAR memiliki arti Samar atau tersamar tidak jelas yg adalah Energy Hidup inilah laisa kamislihi syaiun atau tak dapat diserupakan dengan apapun  alias Inti Energy

Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya
Bebadra = Membangun sarana dari dasar alias DASAR SEMUA KEHIDUPAN
Naya = Nayaka = Utusan mangrasul

Artinya :
Mengembani sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia.

Filosofi Javanologi, Biologis Semar
Semar = Haseming samar-samar (Fenomena harfiah makna kehidupan Sang Penuntun).

Semar tidak lelaki dan bukan perempuan, tangan kanannya keatas dan tangan kirinya kebelakang. Maknanya : “Sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbul Sang Maha Tumggal”. Sedang tangan kirinya bermakna “berserah total dan mutlak serta selakigus simbul keilmuaan yang netral namun simpatik”.

Domisili semar adalah sebagai Lurah KarangDempel
Lurah = Luhuring Rah/Luhurnya Roh
Karang = gersang/gurun pasir
Dempel = menempel/keteguhan jiwa.
Rambut semar
Kuncung”  ( jarwadasa / pribahasa jawa kuno) maknanya: AKU/runcing/ mengkerucut
Akuning Sang Kuncung = sebagai kepribadian pelayan.

Semar sebagai pelayan mengejawantah melayani umat, tanpa pamrih, untuk melaksanakan ibadah amaliah sesuai dengan sabda Ilahi. Semar berjalan menghadap keatas maknanya : “dalam perjalanan anak manusia perwujudannya ia memberikan teladan agar selalu memandang keatas (sang Khaliq ) yang maha pengasih serta penyayang umat”. Semar merupakan Ratu Dhang Hyang yang memelihara Tanah Jawa.
Kain semar Parangkusumorojo: perwujudan Dewonggowantah (untuk menuntun manusia) agar MEMAYUHAYUNING BAWONO : mengadakan keadilan dan kebenaran di bumi.

Dalam cerita Pewayangan SEMAR adalah Putra dari Sang Hyang Wisesa, dan diberi Anugrah Mustika Manik Astagina, yang memiliki 8 Daya kekuatan, yaitu:

1.     Tidak pernah Lapar
2.     Tidak pernah Mengantuk
3.     Tidak pernah Jatuh Cinta
4.     Tidak Pernah Bersedih
5.     Tidak Pernah Merasa Capek
6.     Tidak Pernah Menderita Sakit
7.     Tidak Pernah Kepanasan
8.     Tidak Pernah Kedinginan

Inilah sifat sifat malaikat yg menguasai arasy
Al-Haqqoh ( kebenaran sejati ) ayat 17 didalam al quranul karimah ( bacaan yg mulia )
“Dan para malaikat berada pada penjuru langit. Pada hari itu delapan malaikat menjunjung arasy(singgasana) Tuhan diatas kepala mereka”
Dan disimbolkan secara persis dengan Logo Wilwatikta Majapahit

Ke-8 Daya kekuatan tersebut diatas, diikat Pada Rambut di ubun - ubun atau kuncung,
SEMAR atau ISMAYA diberi gelar :

1.         Batara Ismaya atau Sang Wujud
2.       Batara Iswara atau Sang Pencerah Pembuka Kesadaran
3.       Batara Samara atau Sang Samar
4.       Sang Hyang Jagat Wungku atau Sang pemelihara Tanah Jawa
5.       Sang Hyang Jati Wisesa atau Sang Pemelihara atau Pemomong SaptaArga
6.       Sang Hyang Suryakanta atau Sang pemberi wejangan

Ia diperintahkan untuk menguasai Alam Gaib Sunya Ruri, atau disebut juga Alam Kosong, Alam Wening.
Di alam Sunya Ruri dijodohkan dengan Dewi Sanggani Putri dari Sang Hyang Hening, maka lahirlah 10 anak dari perkawinan mereka yaitu:

1.         Batara Wungkuam atau Batara Sang Hyang Bongkokan
2.       Batara Siwah
3.       Batara Wrahaspati
4.       Batara Yamadipati
5.       Batara Surya
6.       Batara Candra
7.       Batara Kwera
8.       Batara Tamburu
9.       Batara kamajaya
10.     Dewi Sarmanasiti

Sari-pati
Batara Wungkuam (=sari) mempunyai Anak berkulit Hitam Cebol (=pati), yang bernama SEMARASANTA, yang diperintahkan turun ke dunia, tunggal dipadepokan Pujangkara.
Semarasanta ditugaskan mengabdi pada Resi Kanumanasa dipertapan SaptaArga.

Makna:
Semarasanta merupakan Simbol manusia yang cebol berpikiran kerdil kurang ilmu, berkulit hitam yang berada didunia dan tinggal dalam Pujangkara atau Memuja kepada Angkara atau Nafsu yang berada pada diri manusia yang disimbolkan Resi Kanumanasa(=Sejati Manusia) dipertapan SAPTA ARGA(=martabat 7) atau Tujuh Lapisan Badan Manusia mulai dari:
1.         Sum-sum
2.       Balung atau Tulang
3.       Daging
4.       Otot
5.       Getih atau darah
6.       Kulit
7.       Kuku & Rambut

Dikisahkan dalam pewayangan munculnya Semarasanta di pertapan Saptaarga diawali ketika Semarasanta dikejar oleh 2 harimau (dualitas baik dan buruk), ia berlari sampai ke SaptaArga dan ditolong oleh Resi Kanumanasa, kedua harimau tersebut akhirnya di RUWAT oleh Sang Resi dan keduanya berbah menjadi bidadari yang Cantik jelita.

Yang tua bernama Dewi KENESTREN ( EQ / Intuisi) dan
Yang muda bernama Dewi RETNAWATI ( IQ/ Ilmu Intelek).
Dewi KENESTREN dipersunting oleh SEMARASANTA (hubungan Vertikal) dan
Dewi RETNAWATI disunting oleh RESI KANUMANASA (hubungan Horisontal).
Yang artinya adalah symbol positif alias symbol salib.

Mulai saat itu Semaratanta mengabdi di Sapta Arga dan diberi sebutan Janggan Semarasanta.
Sebagai Pamong dan Abdi Semarasanta sangat setia kepada tuannya, ia selalu menganjurkan untuk laku prihatin dengan berpantang, berdoa, mengurangi tidur dan bertapa, agar mencapai kemuliaan.