Cari Blog Ini

Jumat, 12 Agustus 2016

Hakikat Dualistik dan Poligami Sufistik

PANDANGAN POLIGAMI
KAUM SUFISTIK
=======================


SALAM BUNGA SEPASANG,
Setiap ayat yang terdapat dalam Al Qur’an, selalu mengandung pengertian yang berpasangan baik lahir maupun batin serta mengandung banyak perumpamaan atau amtsal.

DASAR DUALITAS SIFAT PASANGAN

ALLOH SHAKTINYA NUR MUHAMMAD
BRAHMAN SHAKTINYA PARAMASIWA
SHIVA SHAKTINYA PARVATI
DAT SHAKTINYA PERANAN DAT ITU SENDIRI
Kata Shakti hanya menunjukkan PASANGAN / MANIFESTASI.

“Maha Suci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu berpasangan-pasangan diantara yang tumbuh di bumi dalam pada diri mereka dan dari apa yang mereka yang tidak diketahui” (QS Yasin 36 :36)

“Dan Kami ciptakan segala sesuatu berpasangan-pasangan supaya kamu mendapatkan pengajaran”. (Ad Dzariyat 51 : 49)

DASAR PERUMPAMAAN . METAFORA, AMTSAL

“Dan sesungguhnya telah Kami buat dalam Al Qur’an ini bermacam-macam perumpamaan untuk manusia. Dan sesungguhnya jika kamu membawa kepada mereka suatu bukti, pastilah orang-orang yang kafir itu akan berkata : “Kamu tidak lain hanyalah orang-orang yang membuat kebohongan belaka”.
(QS Ar Rum 30 : 58)

“Sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulangkali kepada manusia dalam Al Qur’an ini bermacam perumpamaan tetapi kebanyakan manusia enggan menerimanya kecuali ingkar”.
(QS Al Isra 17 : 89)

“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”.
(QS Al Ankabut 29 : 43)


LINGGA YONI DALAM AL QUR’AN



”Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untuk kamu istri dari anfusmu sendiri……..”.
(QS Ar Rum 30 : 21)

“Dia menciptakan kamu dari diri yang satu, kemudian Dia menjadikan daripadanya istrinya……”.
(QS Az Zumar 39 : 6)

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kamu kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Allah menciptakan istrinya….”.
(QS An Nisa 4 : 1)

Diri kita yang bersifat jasmani pasangannya bersifat ruhani.
Secara Jasmani / Lahiriyah
Diri jasmani kita juga mempunyai pasangan secara jenis kelamin, yaitu pria dan wanita.
Secara Ruhani / Batiniyah
Dalam pandangan ahli hakikat, pada diri setiap manusia, terdapat syimbol kelakian dan kewanitaan, baik secara genital maupun secara sifat.
Genital Pria diberi tanda dengan organ vital berbentuk huruf/aksara ALIF/LINGGA/ALU bhs arab organ vital pria ini disebut Ad-Dzakar sifatnya Ar-Rizal atau kebapakan maskulin
Genital Wanita diberi tanda dengan organ vital yang berbentuk huruf/ aksara BA’/ YONI/LUMPANG bhs Arab organ vital ini disebut Al-Untsa sifatnya An-Nisa atau jiwa keibuan feminim.



Diri manusia juga mempunyai dua syimbol kelakian dan kewanitaan sekaligus (aprodite), yaitu :
Tujuh lubang inderawi yang ada di kepala dan tiga lubang yang ada di badan sebagai syimbol kewanitaan, dan
sepuluh jari tangan sebagai syimbol kelakian.

Inilah makna syimbolis dari hakikat istri, yang di isyaratkan dalam Al Qur’an :

JALAN YG LURUS (SIROTOL MUSTAKIM ) LAKSANA RAMBUT DIBELAH 7



Tujuh lubang inderawi yang ada dikepala manusia merupakan tempat berkumpulnya empat rasa inderawi yaitu

pendengaran,
penglihatan,
penciuman dan
pengucapan,

Dan ahli hakikat merasakannya hal ini sebagai syimbol “empat istri” yang harus dinikahi secara keseluruhan atau poligami, agar ke empat hawa nafsu yang ada pada lubang-lubang telinga, mata, hidung dan mulut dapat dipimpin dan dikendalikan oleh sang suami ( kesadaran roh al quds)

“Dan jika kamu takut tidak dapat berlaku adil terhadap perempuan yatim, hendaklah kamu menikahi siapa saja di antara perempuan-perempuan yang kamu sukai dua, tiga, atau empat tetapi jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka nikahilah seorang saja atau kamu mengambil budak-budak perempuan yang kamu miliki………”. (QS An Nisa 4 : 3)

Seorang lelaki yang dapat mempunyai empat istri dan dapat mengendalikan dan memimpin ke empat istrinya adalah type seorang muslim yang terbaik, sesuai hadits rasululloh :

“Dari Sa’id bin Jubair, ia berkata : Ibnu Abbas berkata kepadaku : “Apakah engkau telah menikah?” Aku menjawab : “Belum”. Ia berkata : “Menikahlah, karena sesungguhnya sebaik-baiknya orang Islam adalah yang lebih banyak istrinya”. (HR Bukhari dan Ahmad)

Secara syimbolis dalil tersebut menjelaskan tentang hakikat dari keberadaan hawa nafsu yang berada disetiap lubang telinga, mata, hidung dan mulut.

Ke empat inderawi (telinga-mata-hidung-mulut) merupakan syimbol dari perempuan yatim, artinya perempuan yang hidup sendirian (yatim=sendiri, satu-satunya atau tidak berbapak).

Aktifitas mendengar, melihat, mencium dan mengucap, mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan sendirinya (yatim), karena mereka sudah diprogram oleh Allah untuk menjalankan fungsinya sesuai dengan perintah-Nya.

Telinga hanya berfungsi untuk mendengar, mata hanya berfungsi untuk melihat, hidung hanya berfungsi untuk mencium dan mulut hanya berfungsi untuk mengucap dan mengecap saja.
Singkatnya fungsi inderawi mereka tidak akan tertukar diantara mereka.
Hal ini yang diisyaratkan dalam firman-Nya :

“Dan sungguh Kami telah mencptakan di atas (kepala) kamu tujuh (lubang) jalan (aktifitas inderawi).Dan tidaklah Kami lalai memelihara (fungsi inderawi) yang Kami ciptakan itu”. (QS Al Mu’minun 23 : 17)

Setiap inderawi mempunyai kebutuhan yang sangat fithrah yang harus dipenuhi. Apabila kebutuhan itu terpenuhi dengan baik maka ia akan bahagia atau sebaliknya ia akan tidak bahagia apabila kebutuhannya tidak terpenuhi.

Kebutuhan mata adalah melihat.
Kebutuhan telinga adalah mendengar.
Kebutuhan hidung adalah mencium dan
Kebutuhan mulut adalah mengucap dan mengecap.

Semua kebutuhan itu harus dipenuhi dengan adil, tetapi kadang kita tidak bisa berbuat adil, misalnya kita hanya mendahulukan kepentingan salah satu inderawi saja dibandingkan kebutuhan inderawi lainnya atau kita hanya mempercayai salah satu inderawi saja dibandingkan mempercayai inderawi lainnya.

Inilah yang diisyaratkan secara syimbolis dalam firman-Nya :

“Dan kamu tidak akan dapat berlaku adil diantara istri-istrimu walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, maka janganlah kamu terlalu cenderung kepada istri yang kamu cintai sehingga engkau biarkan isrtri yang lain seperti tergantung (terlupakan)……….”. (QS An Nisa 4 : 129)

Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, kadang para istri atau wanita menjadi sumber fitnah dan dosa, karena mereka banyak menuntut kebutuhannya secara berlebihan, sehingga Nabi Muhammad Saw pernah bersabda :

“Perempuan adalah perangkap syeitan”. (Al Hadits)

“Aku tidak meninggalkan umatku fitnah yang kebih berbahaya buat lelaki lebih dari fitnah yang dibawa kaum wanita”. (Al Hadits)

“Bumi ini subur dan indah. Dan Tuhan telah menyerahkan amanah kepada kalian di muka bumi ini. Jika muncul godaan di dunia, berhati-hatilah kalian. Dan berhati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah pertama yang menimpa bangsa Isarail adalah fitnah wanita”. (HR Muslim)

Secara syimbolis, hadits tersebut menjelaskan bahwa keinginan dari hawa nafsu yang ada di lubang inderawi kita, bisa juga menjadi perangkap syeitan (syeitan adalah sifat menjauh atau merenggang dari kebenaran) yang seringkali menimbulkan permasalahan karena kita akan terus mengikuti kemauannya dan selalu memenuhi kebutuhannya, sehingga kita akan menjauh dari nilai-nilai kebenaran.

Misalnya, kita selalu menuruti apa saja yang yang diinginkan oleh mulut, sehingga kita makan secara berlebihan tanpa mempedulikan apakah makanan itu baik atau tidak.

SOLUSI PENGENDALIAN HAWA NAFSU
----------------------------------------------------------------
Untuk mengatasi masalah tersebut Allah telah memberikan jalan keluarnya yaitu agar setiap lelaki atau suami selalu mengendalikan dan memimpin wanita atau istri-istrinya atau hawa nafsunya yang terdapat pada telinga, mata hidung dan mulut.

“Lelaki adalah pemimpin atas para wanita karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita)…..”. (QS An Nisa 4 : 34)

Siapakah sang suami atau lelaki secara hakikat ?

Secara hakikat syimbol “suami atau lelaki” adalah jari-jari tangan kita.
Hanya jari-jari tangan kitalah yang dapat mengendalikan hawa nafsu atau keinginan yang berlebihan yang timbul dari ke empat istri kita yaitu telinga, mata, hidung dan mulut, dengan cara meng-IKROM-kan (melarang) mereka untuk beraktifitas seperti yang diisyaratkan dalam gerakan takbiratul ihram dalam setiap awal ibadah shalat.

Ketika keinginan untuk mendengar, melihat, mencium dan mungucap atau mengecap sudah sangat berlebihan, maka satu-satunya cara untuk menghentikannya adalah dengan menutup lubang-lubang inderawi tersebut dengan jari-jari tangan kita, dengan gerakan takbiratul ihram (takbir larangan).
Dengan tertutupnya lubang-lubang inderawi kita maka secara berangsur-angsur keinginan hawa nafsu dari para istri mulai menghilang.

Gerakan takbiratul ihram secara syimbolis juga mengisyaratkan hubungan antara “pernikahan atau perkawinan” syimbol kelakian yaitu jari-jari tangan, dengan syimbol kewanitaan yaitu lubang-lubang inderawi, dengan proses pertemuan dengan Allah.
Gerakan takhiyat dengan menunjukkan jari telunjuk dan menggenggan 4 jari yg lain juga simbolis dari penyatuan 4 hawanafsu istri istri kita menuju jalan PERSATUAN DGN TUHAN
Wps.

Tidak ada komentar: