Cari Blog Ini

Minggu, 04 September 2016

Ilmu Pengetahuan Sarana Tauhid

SURAT (= SLOKA ) NJANAYOGA
40 AYAT :-) :-) :-) :-) :-)
BHAGAVAD GITA
MENCERITAKAN
RUH AL QUDS SBG RUH AL AQAL PERSEMBAHAN KURBAN MENUJU TAUHID / MOKSA / KALEPASAN
===========================

Sri Bhagavan bersabda:
Ajaran abadi itu aku turunkan kepada Vivasvan, Vivasvan menurunkan kepada Manu, dan Manu menurunkan kepada Ikscaku. (BG IV - 1)
...
Wahai Arjuna, demikianlah diteruskan turun temurun, para raja resi mengetahuinya; ajaran ini lengyap di dunia bersamaan dengan berlalunya masa yang amat panjang. (BG IV - 2 )
....
Yoga yang tua itu pulalah yang Ku-ajarkan kepadamu sekarang sebab engkau adalah pengikut dan kawan Ku, sesungguhnya ini sangat rahasia ( BG IV - 3 )
...
Arjuna berkata:
KelahiranMu baru belakangan kini sedang kelahiran Visvavan adalah lebih dahulu, bagaimana aku dapat mengerti Engkau mengajarkannya pada mulanya?
( BG IV - 4 )
...
Sri Bhagavan bersabda:
Banyak kelahiran-Ku dimasa lalu demikian pula kelahiranmu Arjuna; semua ini Aku mengetahuinya tetapi Engkau sendiri tidak, wahai Arjuna.
( BG IV - 5 )
...
Walau Aku tak terlahirkan, kekal, Aku adalah Isvara dari semua mahluk, aku menjadikan diriku sendiri dan menjadi ada dengan kekuatan maya-Ku. ( BG IV - 6 )
...
Sesungguhnya dikala dharma berkurang kekuasaannya dan tirani hendak merajalela, wahai Arjuna, saat itu aku ciptakan diriku sendiri. ( BG IV - 7 )
...
Untuk melindungi orang-orang baik dan untuk memusnahkan orang yang jahat, Aku lahir ke dunia dari masa ke masa untuk menegakkan Dharma. ( BG IV - 8 )
...
Dia yang mengetahui sifat ilahi-Ku ini dan bekerja dengan sifat kebenaran, tak akan menjelma lagi setelah meninggalkan badan jasmaninya dan datang kepada-Ku, wahai Arjuna. ( BG IV - 9 )
....
Terlepas dari hawa nafsu, rasa takut dan kemarahan, selain memikirkan-Ku dan berlindung pada-Ku, disucikan oleh pengetahuan, banyak yang telah mencapai sifat-Ku. ( BG IV - 10 )
....
Bagaimanapun (jalan) manusia mendekati-Ku, aku terima wahai Arjuna. Manusia mengikuti jalan-Ku pada segala jalan. ( BG IV -11 )
...
Mereka yang menginginkan keberhasilan yang timbul dari karma, ber-yajna didunia untuk para dewa, karena keberhasilan manusia segera terjadi dari karma, yang lahir dari pengorbanan. ( BG IV - 12 )
...
Caturvarna (empat tatanan manusia) adalah ciptaan-Ku menurut pembagian kualitas dan kerja; tetapi ketahuilah bahwa walaupun aku penciptanya, Aku tak berbuat dan merubah diri-Ku.
( BG IV - 13 )
....
Karma tidak menodai-Ku, aku juga tidak mengharapkan pahala kerja. sesungguhnya mereka yang mengetahui hal seperti itu, ada pada-Ku, ia tidak lagi terikat oleh karma. ( BG IV - 14 )
.....
Jadi dengan mengetahui ini, orang pada jaman dahulu telah melaksanakan perbuatan itu untuk #mencapai_moksa, karena itu engkau hendaknya bekerja seperti mereka kerjakan pada jaman dahulu. ( BG IV -15 )
...
Apakah karma itu dan apakah Akarma itu? para cendekiawanpun bingung. Ini akan Aku nyatakan dan setelah Engkau mengetahuinya, akan terbebas dari kejahatan.
( BG IV - 16 )
....
Orang harus mengerti tentang karma, demikian pula untuk membedakan tentang karma terlarang, demikian pula makna tidak ber-karma, karena sesungguhnya tidak jelas jalannya karma itu. ( BG IV - 17 )
...
Dia yang melihat tanpa kegiatan pada kegiatan kerja, kerja (karma) dalam tak kerja (akarma), ia sesungguhnya orang bijaksana diantara manusia, ia dikendalikan dan bekerja dengan sempurna.
( BG IV - 18 )
.....
Ia yang bekerja dalam semua kerjanya tidak terikat oleh motif atau karma, yang karmanya terbakar oleh apinya pengetahuan, sesungguhnya orang bijaksana menamakannya pendeta. ( BG IV - 19 )
.....
Menjauhkan diri dari keterikatan akan hasil perbuatan, selalu gembira, tak terikat kepada siapapun juga, walaupun ia tekun terus menerus bekerja, sesungguhnya ia tidak melakukan apa-apa. ( BG IV -20 )
.....
Tanpa mengharapkan sesuatu apa dengan pikiran dan hati terkendalikan dan rela melepaskan segala miliknya, walaupun sibuk dalam kegiatan kerja jasmani, dia tidak berdosa.
( BG IV - 21 )
.....
Ia yang puas akan apa-apa yang diperoleh seadanya, bebas dari pertentangan dualisme; tidak iri hati, seimbang dalam keberhasilan dan kegagalan walaupun bekerja, ia tidak terikat.
( BG IV - 22 )
....

Yang bebas, terlepas dari ikatan pikiran, terpusat pada ilmu pengetahuan, melaksanakan kerja demi pengabdian, segala kerjanya akan luluh dengan sendirinya. ( BG IV - 23 )
......
Brahman adalah persembahan itu, Brahman adalah mentega, yang dipersembahkan kepada api Brahman, hanya kepada Brahmanlah ia yang mengetahui Brahman menghadap dalam kegiatan kerjanya. ( BG IV - 24 )
....
Beberapa orang yogi hanya mempersembahkan kurban kepada para dewa, yang lain mempersembahkan sang diri sebagai kurban oleh sang diri kedalam api Brahman.
( BG IV - 25 ).
.....
Beberapa orang mempersembahkan pendengaran dan indra lain sebagai kurban dalam api pengekangan, sementara yang lain mempersembahkan suara, obyek indra lainnya pada api indra. ( BG IV - 26 )
.....
Dan yang lain mengurbankan segala fungsi indra dan fungsi vitalitas (pernafasan), dalam api yang dinyalakan oleh pengetahuan dari yoga pengendalian diri. ( BG IV -27 )
.....
Namun, ada yang ber yajna harta, beryajna tapa, beryajna yoga, dan yang lainnya ada pula yang beryajna dengan pengekangan diri, svandyaya, dan yajna dalam ilmu pengetahuan, demikianlah orang yang taat dalam tapanya dan terkendali. ( BG IV - 28 )
....
Adapula yang melakukan persembahan dengan pranayama, dengan mengendalikan keluar dan masuknya nafas, dengan tujuan mengendalikan arus prana dan apana, mereka berbuat sebagai kebaktian. ( BG IV -29 )
.....
Lainnya, ada yang dengan mengendalikan makanan, mempersembahkan prana dalam prana, mereka ini semua yang mengetahui yajna itu, dengan yajna mereka melenyapkan dosa mereka. ( BG IV - 30 ).
....
Mereka yang makan sisa persembahan, sebagai amrta, mencapai Brahman yang kekal abadi, dunia ini bukan bagi yang tidak beryajna apa pula dunia yang lain, wahai arjuna. ( BG IV - 31 )
....
Banyak yang beraneka warna persembahan yajna bhakti dihaturkan kepada Brahman, semuanya itu berasal dari kerja; mengetahui ini, engkau akan mencapai moksa. ( BG IV -32 )
...'
Persembahan berupa pengetahuan, wahai Arjuna, lebih mulia dari persembahan materi, dalam keseluruhannya semua kerja ini akan mendapatkan apa yang diinginkan dalam ilmu pengetahuan, wahai Partha.
( BG IV - 33 )
..
Pelajarilah itu dalam sujud disiplin, dengan bertanya dan dengan pelayanan; orang bijaksana, yang melihat kebenaran, akan mengajarkan kepadamu pengetahuan itu.
( BG IV - 34 )
....
Setelah mengetahui segalanya ini, engkau tak kebingungan lagi, wahai Pandava, dengan demikian engkau melihat, tanpa kecuali, segala ciptaan dalam atmanmu, kemudian dalam Aku.
( BG IV - 35 )
......
Walau seandainya engkau paling berdosa diantara manusia yang memikul dosa, dengan perahu ilmu pengetahuan ini, lautan dosa akan engkau seberangi.
( BG IV - 36 )
....
Bagaikan api menyala, wahai Arjuna yang membakar kayu api menjadi abu, demikian pula api ilmu pengetahuan membakar segala karma menjadi abu.
( BG IV - 37 )
....
Tak ada sesuatupun didunia ini yang dapat menyamai kesucian ilmu pengetahuan; mereka yang sempurna dalam yoga akan memenuhi dirinya sendiri dalam jiwanya pada waktunya.
( BG IV - 38 )
....
Ia yang memiliki kepercayaan, mengabdi dan menguasai panca indranya, memperoleh ilmu pengetahuan; dengan memiliki ilmu pengetahuan ia menemui kedamaian abadi. ( BG IV - 39 )
....
Tetapi mereka yang dungu dan tidak percaya dan bersifat ragu, akan hancur binasa, baginya tidak ada kebahagiaan, tak ada dunia ini, demikian juga tak ada di dunia sana, ( BG IV - 40 )
.....
Ia yang melepaskan kegiatan kerja dalam yoga, yang keragu-raguannya telah disirnakan oleh ilmu pengetahuan, wahai Dhananjaya (Arjuna) yang bersandar pada sang diri, sesungguhnya kegiatan kerja tidak lagi membelenggunya.
( BG IV - 40 )
.....
Olehh karena itu, setelah memotong keraguan dalam hatimu karena ketidaktahuan dengan pedangnya ilmu pengetahuan, berpegang teguh pada yoga, bangkitlah, wahai Bharata.( BG IV - 41 )

Tidak ada komentar: