MUSAFIR
SPIRITUALITAS
DRAFT BY : WAHYUDI PRATAMA SUTA
Daftar
Isi
Semoga berbahagia dalam damai,
Pergeseran
pola pikir dan tingkah laku dalam era modern membuat nurani saya tergerak untuk
membuat buku ini, dimana segala konsep tindakan telah mencapai ambang batas
lisan saja tanpa dibuktikan dengan tindakan nyata.
Buku
Musafir Spiritualitas semata mata bagi mereka yg tergerak hati nuraninya agar
mampu mengendalikan segala bentuk sifat sifat yg telah dileburkan Oleh Tuhan
YME dalam diri manusia agar mampu lahir menjadi bhakta yg mumpuni utk
mengarungi samudra kehidupan.
Manusia
telah memiliki adi kodrati yg sempurna dari Sang Maha Kuasa agar mampu
melakukan pemeliharaan semesta secara mandiri dan sinergi dengan tujuan
pemeliharaan dan seimbang baik dalam pribadi dan komunitas serta ekosistem yg
telah menjadi penopang segala bentuk kehidupan dalam realitas yg ada.
Berbagai
kajian pemahaman dalam bentuk bentuk sederhana akan dikemas dengan tujuan
kebijaksanaan pola pikir agar mampu mendapatkan asas kasih sayang murni dibalik
semua penciptaan alam semesta.
Pengkajian
baik secara ilmiah dan psikis tersajikan dalam buku ini agar terjadi semua peleburan
mampu terbaca dengan baik dan bijaksana dalam khasanah diri.
Semoga
buku ini dapat menjadikan panduan sederhana untuk menemukan sebuah kesejatian
manusia yg beradab dan berbudaya adi luhung.
Penulis,
Pasuruan,
27 Januari 2016
BAB
I
Gelap
dan Terang, Atas dan Bawah, Laki- laki dan Perempuan, Kanan dan Kiri, Depan dan
Belakang, Baik dan Buruk, Jiwa dan Raga merupakan tatanan Universal yg dibuat
oleh Tuhan YME inilah berlakunya hukum sebab akibat sebagai daya
kuasa tarik menarik alam semesta melalui molekul molekulnya dan
menjadikan Hukum ini berjalan sesuai Adi Kodrati sebagai takdir yg mutlak.
Hukum
Dualitas adalah sariat tatanan murni Sang Pencipta untuk mewujudkan isi alam
semesta raya dalam tatanan bima sakti. Dan adapula sebagian kelompok
mensimbolkan hukum ini dengan “Simbol Bunga Sepasang”
Sebagaimana
para Filosof Yunani Kuno seperti Plato dan Aristoteles yg mengemukakan bentuk
kaidah Hukum Universalitas Alam Semesta.
Plato
dilahirkan dikalangan Famili Athena sekitar 427-428 SM, dimasa remaja dia
berkenalan dengan filosof tersohor bernama Socrates yg jadi guru sekaligus
sahabatnya. Sedangkan Plato memiliki murid Aristoteles.
Manusia
era sekarang menamai hukum ini dengan THE
LOA (LAW OF ATTRACTION), atau sering juga disebut sebagai Karmaphala, seperti yg pernah diulas
dalam buku the secret yg mengajarkan tentang satu hukum alam yg bisa menjadi
kunci ampuh pembuka segala macam jenis kesuksesan manusia dalam kehidupannya.
The
law of attraction
adalah sebuah Hukum alamiah yg usianya sudah setua alam raya yg kita nikmati
sekarang, selama ribuan tahun pula sebagian manusia merasa butuh untuk
mempelajarinya dan sebagian yg lain tak memahaminya.
Hukum
Alam atau Universal
Laws atau Sunnatulloh memiliki esensi atau makna yg sama, singkatnya
sebagai Software Operating Sistem jagat raya ini, inilah yg disebut syariat alam semesta sebagai Standar
Operating Procedure Macro Cosmos.
Dalam
pandangan Filosofi peradaban leluhur tanah jawa Hukum ini merupakan hukum
mutlak dan sering disampaikan dalam kalimat metafora
“ SIAPA MENANAM DIA MEMANEN
TANAMANNYA “
Maka
secara gamblang dan sederhana dalam tindakan keseharian kita siapapun menanam
kebaikan maka dia akan memanen kebaikannya dan siapapun menanam keburukan
diapun akan memanen keburukannya.
Hal yang
sama sekali tak dapat dipungkiri dan ditolak oleh setiap makhluk Tuhan YME
selama mereka hidup diatas bumi pertiwi yg beratapkan angkasa…bukan..???
Sebagian
manusia yg mencoba memahami Hukum Alamiah ini disebut The Seekers ( Para
Pencari ) dan mereka memposisikan diri dengan mencari asal usul kelahirannya
dan asal usul manusia, sebagai titik tolak awal untuk menemukan keberadaan yg
sesungguhnya.
Charles
Robert Darwin (lahir di Shrewsbury, Shropshire, Inggris, 12 Desember 1809 –
meninggal di Downe, Kent, Inggris, 19 April1882 pada umur 72 tahun) adalah
seorang naturalis Inggris yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi
teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent)
dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya.
Bukunya On
the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The Preservation of Favoured
Races in the Struggle for Life (biasanya disingkat menjadi The Origin of
Species) (1859) menjelaskan evolusi melalui garis keturunan yang sama
sebagai penjelasan ilmiah yang dominan mengenai keanekaragaman hayati.
Evolusi melalui mutasi dan seleksi alam
pada saat ini adalah teori sentral dalam biologi, yang memberikan kerangka
penjelasan bagi berbagai fakta dalam catatan fosil, keragaman hayati, pewarisan
sifat, adaptasi, penyebaran, dan anatomi makhluk hidup. Teori evolusi yang
sekarang diterima para ilmuwan biologi pertama kali dirumuskan oleh Charles
Darwin.
Pada
1940-an para ilmuwan dari tiga cabang biologi yaitu genetika, paleontologi, dan
taksonomi menyempurnakan teori Darwin dengan melakukan sintesis antara
konsep-konsep dan fakta-fakta yang ditemukan di ketiga bidang tersebut,
menghasilkan Neo-Darwinisme yang kini menjadi dasar penjelasan pada hampir
semua bidang dalam biologi.
Teori
Darwin yang menyatakan bahwa semua makhluk hidup bersaing di alam ini melalui
seleksi alam, membuat semua manusia terutama ras-ras tertentu merasa terancam.
Sejak teori ini dihembuskan, sejak itu pula secara signifikan manusia semakin
berlomba untuk dapat bertahan dengan berbagai cara, terutama melalui
peperangan.
Pernyataan Darwin mendukung bahwa
manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses
evolusi yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu,
dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia modern dan
nenek moyangnya yang ditetapkan menjadi empat kelompok dasar sebagai berikut:
Australophithecines (berbagai bentuk
yang termasuk dalam genus Australophitecus)
Homo habilis
Homo erectus
Homo sapiens
Para
evolusionis menggolongkan tahapan selanjutnya dari evolusi manusia sebagai
genus Homo, yaitu “manusia.” Menurut pernyataan evolusionis, makhluk
hidup dalam kelompok Homo lebih berkembang daripada Australopithecus,
dan tidak begitu berbeda dengan manusia modern.
Manusia
modern saat ini, yaitu spesies Homo sapiens, dikatakan telah terbentuk
pada tahapan evolusi paling akhir dari genus Homo ini. Fosil seperti
“Manusia Jawa,” “Manusia Peking,” dan “Lucy,” yang muncul dalam media dari
waktu ke waktu dan bisa ditemukan dalam media publikasi dan buku acuan
evolusionis, digolongkan ke dalam salah satu dari empat kelompok di atas.
Setiap
pengelompokan ini juga dianggap bercabang menjadi spesies dan sub-spesies,
mungkin juga. Beberapa bentuk peralihan yang diusulkan dulunya, seperti Ramapithecus,
harus dikeluarkan dari rekaan pohon kekerabatan manusia setelah disadari
bahwa mereka hanyalah kera biasa.
Dengan menjabarkan hubungan dalam
rantai tersebut , evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap
jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya.
Akan tetapi, penemuan terbaru ahli
paleoanthropologi mengungkap bahwa australopithecines, Homo habilis dan Homo
erectus hidup di berbagai tempat di bumi pada saat yang sama.
Lebih jauh lagi, beberapa jenis
manusia yang digolongkan sebagai Homo erectus kemungkinan hidup hingga
masa yang sangat moderen.
Dalam sebuah artikel berjudul “Latest
Homo erectus of Java: Potential Contemporaneity with Homo sapiens
ini Southeast Asia,” dilaporkan bahwa fosil Homo erectus yang ditemukan
di Jawa memiliki “umur rata-rata 27 ± 2 hingga 53.3 ± 4 juta tahun yang lalu”
dan ini “memunculkan kemungkinan bahwa H. erectus hidup semasa dengan
manusia beranatomi moderen (H. sapiens) di Asia tenggara”.
Lebih jauh lagi, Homo sapiens
neanderthalensis (manusia Neanderthal) dan Homo sapiens sapiens
(manusia moderen) juga dengan jelas hidup bersamaan. Hal ini sepertinya
menunjukkan ketidakabsahan pernyataan bahwa yang satu merupakan nenek moyang
bagi yang lain.
Pada dasarnya, semua penemuan dan
penelitian ilmiah telah mengungkap bahwa rekaman fosil tidak menunjukkan suatu
proses evolusi seperti yang diusulkan para evolusionis.
Fosil-fosil, yang dinyatakan sebagai
nenek moyang manusia oleh evolusionis, sebenarnya bisa milik ras lain manusia
atau milik spesies kera.
Adnan
Oktar (lahir pada tahun 1956 di Ankara, Turki), juga dikenal sebagai Harun
Yahya (diambil dari nama nabi Harun dan Yahya) atau Adnan Hoca, adalah seorang
penulis dan kreasionis Islam. Ia merupakan penentang teori evolusi, Darwinisme
dianggapnya sebagai sumber terorisme.
Harun
Yahya mengajukan usul untuk menggantikan teori evolusi Darwin. Teori Harun
Yahya berhak menerima pertimbangan serius dari kalangan ilmuwan biologi. Teori
ini menjelaskan berbagai penemuan dalam biologi dengan lebih baik daripada
kerangka penjelasan evolusi yang sekarang berlaku.
Meski Harun Yahya belum memberikan
deskripsi sistematis atas teori yang mereka ajukan. Harun Yahya menjelaskan
kajiannya melalui buku Keruntuhan Teori Evolusi yang berisi:
Jenis-jenis makhluk hidup tak bisa
berubah. Tidak mungkin terjadi perubahan dari satu bentuk makhluk hidup ke
bentuk lainnya, misalnya dari ikan menjadi amfibi dan reptil, reptil ke burung,
atau mamalia darat ke paus.
Tiap jenis makhluk hidup tidak
bekerabat satu sama lain dan diturunkan dari leluhur yang sama. Masing-masing
merupakan hasil dari suatu tindakan penciptaan tersendiri.
Seleksi alam sebagaimana ditemukan
Darwin adalah kaidah yang berlaku di alam, namun tidak pernah menghasilkan
spesies baru. Tidak ada mutasi yang memberikan keuntungan berupa peningkatan
kelestarian makhluk hidup.
Selain itu, mutasi tak menambah
kandungan informasi dalam materi genetis makhluk hidup.
Catatan fosil tak menunjukkan adanya
bentuk transisional, serta menunjukkan penciptaan tiap kelompok makhluk hidup
secara terpisah.
Abiogenesis (kemunculan makhluk
hidup dari materi tak-hidup) tak mungkin terjadi.
Kerumitan dan kesempurnaan yang
ditemukan pada tubuh dan DNA makhluk hidup tak timbul karena kebetulan, namun
merupakan bukti bahwa ada yang merancang kerumitan tersebut.
Materi dan persepsi kita adalah
ilusi; yang nyata adalah Allah, yang meliputi segalanya.
Teori Harun Yahya dan fakta Teori
Harun Yahya menggunakan desain sebagai pengganti evolusi untuk menjelaskan
kerumitan struktur dan keragaman kehidupan.
Bila teori mereka lebih baik
daripada evolusi, maka penjelasan desain seharusnya bisa diterapkan pada tiap
peristiwa pada sejarah kehidupan di Bumi.
Tentunya tidak logis bila penjelasan
desain hanya diterapkan pada beberapa kasus (misalnya kejadian manusia) namun
pada kasus lain penjelasannya diserahkan pada evolusi.
Asal-usul dari tiap jenis makhluk
hidup harus bisa dijelaskan sebagai tindak penciptaan terpisah.
Menurut Harun Yahya, kerumitan yang
ditemukan pada tubuh makhluk hidup harus merupakan hasil ciptaan Sang Pencipta.
Jelas bahwa kerumitan tersebut bisa ditemukan di berbagai makhluk hidup.
Dalam menyerang teori evolusi
Darwin, Harun Yahya menyatakan bahwa mutasi dan seleksi alam tidak mungkin
menghasilkan spesies baru. Tidak ada mutasi menguntungkan, menurut mereka;
semua mutasi hanya menghasilkan cacat pada makhluk hidup yang mengalaminya.
Bagaimana menilai klaim ini?
Mudah saja ditunjukkan bahwa ada
mutasi yang bisa meningkatkan kelestarian (mutasi ‘menguntungkan’), seperti
timbulnya kekebalan pada bakteri, kemampuan mencerna laktosa pada sebagian
manusia, dan lain-lain.
Namun penulis lebih tertarik
membahas konsekuensi dari klaim tersebut bila memang benar, seperti yang
diyakini para pendukung teori Harun Yahya.
Mutasi adalah sesuatu yang selalu
terjadi dalam proses perkembangbiakan makhluk hidup.
Setiap makhluk hidup adalah mutan,
karena memiliki DNA yang berbeda dengan induknya. Bila tidak ada mutasi
menguntungkan, maka makhluk hidup tidak bisa berbuat apa-apa apabila menghadapi
perubahan lingkungan.
Tidak akan ada adaptasi yang timbul,
karena tiap mutasi hanya menghasilkan cacat. Digabungkan dengan penjelasan
teori Harun Yahya bahwa tiap jenis makhluk hidup adalah hasil dari tindakan
penciptaan terpisah, maka konsekuensinya adalah bahwa setiap hasil ciptaan
tersebut tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menunggu punah, entah karena kalah
bersaing ataupun karena pengumpulan efek buruk mutasi.
Entah apa niat Sang Desainer yang
dibayangkan Harun Yahya berbuat demikian.
Poin
terakhir dari teori Harun Yahya yang bisa ditanggapi adalah pernyataan bahwa
segala sesuatu adalah ilusi.
Penulis
berpendapat bahwa apabila segala sesuatu adalah ilusi, maka tidak ada gunanya
kita berargumen menggunakan fakta-fakta yang ada di alam karena segalanya tidak
nyata.
Semua
pernyataan, baik oleh evolusionis maupun Harun Yahya, didasarkan pada
fakta-fakta yang sebenarnya hanya ilusi. Manusia hidup dalam dunia tak nyata
yang ada dalam pikirannya sendiri.
Dan
menurut teori Harun Yahya, pencipta dari segala ilusi tersebut adalah Tuhan,
Sang Desainer. Tuhan menciptakan dunia ilusi di mana kita merasa hidup dan
beraktivitas sehari-hari di dalamnya, dan apabila kita mati, kita dipindahkan
dari dunia ilusi tersebut ke akhirat yang juga ilusi.
Segalanya
tidak nyata dan kita tak bisa lolos dari ilusi tersebut. Dan sekali lagi
penulis bertanya, mengapa Sang Desainer perlu menipu kita. Sang Desainer
menciptakan berbagai fakta yang seolah-olah menunjukkan bahwa telah terjadi
evolusi, padahal sebenarnya tidak. Sang Desainer menciptakan dunia yang seolah-olah
nyata, padahal sebenarnya ilusi.
Teori Harun
Yahya sebagai suatu teori ilmiah bisa saja diajukan untuk menggantikan evolusi.
Akan tetapi, sebagaimana telah ditunjukkan dalam tulisan ini, bila fakta-fakta
di alam dijelaskan dengan teori Harun Yahya (desain cerdas dan penciptaan
terpisah), maka ada beberapa kesimpulan mengenai Sang Desainer yang tak bisa
dihindari, seperti bahwa ‘desain’ Sang Desainer tidak sempurna, Sang Desainer
tidak bisa langsung menciptakan makhluk hidup seperti yang ada sekarang tanpa
menciptakan pendahulu yang mirip dengan makhluk hidup jenis lain, Sang Desainer
suka menyertakan hal-hal yang tak perlu dalam desainnya, bahkan bahwa Sang
Desainer bermaksud menipu kita agar percaya bahwa sebenarnya terjadi evolusi
dan sebenarnya ada dunia nyata yang bukan ilusi, padahal sebenarnya tidak!
Yang
demikian bukanlah pernyataan yang dibuat-buat untuk menjelekkan teori Harun
Yahya, melainkan adalah konsekuensi logis dan teologis dari mempercayai teori
Harun Yahya.
Harun
Yahya berusaha mengidentifikasi Sang Desainer yang dibayangkannya dengan Allah;
tetapi apakah Allah suka menipu makhluk-Nya?
Mengapa
mereka berusaha menjadikan Allah sebagai Sang Desainer yang mereka bayangkan? QS-29:20
Katakanlah: “Berjalanlah di bumi dan lihatlah bagaimana Allah memulai
penciptaan!
Pada
akhir tulisannya, Harun Yahya menyimpulkan 4 hal yaitu:
Sejak langkah pertamanya, teori
evolusi telah gagal.
Buktinya, evolusionis tidak mampu
menjelaskan proses pembentukan satu protein pun. Baik hukum probabilitas maupun
hukum fisika dan kimia tidak memberikan peluang sama sekali bagi pembentukan
kehidupan secara kebetulan.
Bila satu protein saja tidak dapat
terbentuk secara kebetulan, apakah masuk akal jika jutaan protein menyatukan
diri membentuk sel, lalu milyaran sel secara kebetulan pula menyatukan diri
membentuk organ-organ hidup, lalu membentuk ikan, kemudian ikan beralih ke
darat, menjadi reptil, dan akhirnya menjadi burung? Begitukah cara jutaan
spesies di bumi terbentuk?
Meskipun tidak masuk akal bagi Anda,
evolusionis benar-benar meyakini dongeng ini.
Evolusi
lebih merupakan sebuah kepercayaan – atau tepatnya keyakinan – karena mereka
tidak mempunyai bukti satu pun untuk cerita mereka.
Mereka tidak pernah menemukan satu
pun bentuk peralihan seperti makhluk setengah ikan-setengah reptil, atau
makhluk setengah reptil-setengah burung.
Mereka
pun tidak mampu membuktikan bahwa satu protein, atau bahkan satu molekul asam
amino penyusun protein dapat terbentuk dalam kondisi yang mereka sebut sebagai
kondisi bumi purba.
Bahkan dalam laboratorium yang
canggih, mereka tidak berhasil membentuk protein. Sebaliknya, melalui seluruh
upaya mereka, evolusionis sendiri malah menunjukkan bahwa proses evolusi tidak
dapat dan tidak pernah terjadi di bumi ini.
Menghadapi kenyataan ini,
evolusionis hanya dapat menghibur diri dengan khayalan bahwa suatu saat nanti,
entah bagaimana caranya, ilmu pengetahuan akan menjawab semua dilema ini.
Mengharapkan ilmu pengetahuan akan
membenarkan semua pernyataan tidak berdasar dan tidak masuk akal ini adalah hal
yang mustahil, sampai kapan pun.
Sebaliknya, sejalan dengan kemajuan
ilmu pengetahuan, kemustahilan pernyataan evolusionis akan semakin terbuka dan
semakin jelas.
Begitulah yang terjadi sejauh ini.
Semakin terperinci struktur dan fungsi sel diketahui, semakin jelas bahwa sel
bukan susunan sederhana yang terbentuk secara acak, seperti pemahaman biologis
primitif masa Darwin.
Rasa percaya diri berlebihan dalam
menolak fakta penciptaan dan menyatakan bahwa kehidupan berasal dari
kebetulan-kebetulan yang mustahil, lalu berkeras mempertahankannya, kelak akan
berbalik menjadi sumber penghinaan.
Ketika wajah asli dari teori evolusi
semakin tersingkap dan opini publik mulai melihat kebenaran, para pendukung
evolusi yang fanatik buta ini tidak akan berani lagi memperlihatkan wajah
mereka.
Banyak
spesies di bumi ini yang mirip satu sama lain.
Misalnya,
banyak makhluk hidup yang mirip dengan kuda atau kucing, dan banyak serangga
mirip satu dengan lainnya.
Kemiripan
seperti ini tidak membuat orang heran.
Sedikit kemiripan antara manusia dan
kera, entah bagaimana terlalu banyak menarik perhatian.
Ketertarikan ini kadang menjadi
sangat ekstrem sehingga membuat beberapa orang mempercayai tesis palsu evolusi.
Sebenarnya, kemiripan tampilan
antara manusia dan kera tidak memberikan arti apa-apa.
Kumbang tanduk dan badak juga
memiliki kemiripan tampilan, namun menggelikan sekali jika mencari mata rantai
evolusi di antara keduanya hanya berdasarkan kemiripan tampilan saja; yang satu
adalah serangga dan yang lainnya mamalia.
Selain kemiripan tampilan, kera
tidak bisa dikatakan berkerabat lebih dekat dengan manusia dibandingkan dengan
hewan lain.
Jika tingkat kecerdasan
dipertimbangkan, maka lebah madu dan laba-laba dapat dikatakan berkerabat lebih
dekat dengan manusia karena keduanya dapat membuat struktur sarang yang
menakjubkan. Dalam beberapa aspek, mereka bahkan lebih unggul.
Terlepas dari kemiripan tampilan ini,
ada perbedaan sangat besar antara manusia dan kera.
Berdasarkan tingkat kesadarannya,
kera adalah hewan yang tidak berbeda dengan kuda atau anjing.
Sedangkan manusia adalah makhluk
sadar, berkeinginan kuat dan dapat berpikir, berbicara, mengerti, memutuskan,
dan menilai. Semua sifat ini merupakan fungsi jiwa yang dimiliki manusia.
Jiwa merupakan perbedaan paling
penting yang jauh memisahkan manusia dari makhluk-makhluk lain. Tak ada satu
pun kemiripan fisik yang dapat menutup jurang lebar di antara manusia dan
makhluk hidup lainnya.
Di alam ini, satu-satunya makhluk
hidup yang mempunyai jiwa adalah manusia.
Apakah akan menjadi masalah jika
skenario yang diajukan evolusionis benar-benar telah terjadi?
Sedikit pun tidak, karena setiap
tahapan yang diajukan teori evolusioner dan berdasarkan konsep kebetulan, hanya
dapat terjadi karena suatu keajaiban.
Bahkan jika kehidupan benar-benar
muncul secara berangsur-angsur melalui tahapan-tahapan demikian, masing-masing
tahap hanya dapat dimunculkan oleh suatu keinginan sadar.
Kejadian kebetulan bukan hanya tidak
masuk akal, melainkan juga mustahil.
Jika dikatakan bahwa sebuah molekul
protein telah terbentuk pada kondisi atmosfir primitif, harus diingat bahwa
hukum-hukum probabilitas, biologi dan kimia telah menunjukkan bahwa hal itu
tidak mungkin terjadi secara kebetulan.
Namun jika kita terpaksa menerima
bahwa hal tersebut memang terjadi, maka tidak ada pilihan lain kecuali mengakui
bahwa keberadaannya karena kehendak Sang Pencipta.
Logika serupa berlaku juga pada
seluruh hipotesis yang diusulkan oleh evolusionis.
Misalnya, tidak ada bukti paleontologis
maupun secara pembenaran fisika, kimia, biologi atau logika yang membuktikan
bahwa ikan beralih dari air ke darat dan menjadi hewan darat.
Akan tetapi, jika seseorang membuat
pernyataan bahwa ikan merangkak ke darat dan berubah menjadi reptil, maka dia
pun harus menerima keberadaan Pencipta yang mampu membuat apa pun yang
dikehendaki-Nya dengan hanya mengatakan “jadilah”.
Penjelasan lain untuk keajaiban
semacam itu berarti penyangkalan diri dan pelanggaran atas prinsip-prinsip akal
sehat.
Kenyataannya telah jelas dan
terbukti. Seluruh kehidupan merupakan karya agung yang dirancang sempurna.
Ini selanjutnya memberikan bukti
lengkap bagi keberadaan Pencipta, Pemilik kekuatan, pengetahuan, dan kecerdasan
yang tak terhingga.
Pencipta itu adalah Allah, Tuhan
langit dan bumi, dan segala sesuatu di antaranya.
Kesimpulan Konsep Darwin dan Harun
Yahya
Darwin
menjelaskan bahwa evolusi makhluk hidup terjadi melalui mutasi dan seleksi
alam. Setiap makhluk hidup bersaing dalam lingkungannya untuk tetap hidup dan
melestarikan populasinya. Di sisi lain, teori tersebut menunjukan bahwa makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya, yang saya nilai menjadi sisi
imajinatif yang ditawarkan oleh Darwin sendiri.
Darwin
pula menyimpulkan bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk hidup
mirip kera, yang dijelaskan berawal dari species Pilopithecus yang berevolusi
hingga menjadi Homo Sapiens.
Teori
ini memberi perspektif imajinatif terhadap asal-usul manusia. Pula menyimpulkan
bahwa manusia dan kera berhubungan sebagai suatu keturunan yang sama dari satu
spesies.
Tetapi,
teori evolusi manusia Darwin menurut saya kurang sesuai dengan pemahaman agama
yang jelas menyebutkan bahwa manusia adalah satu spesies utuh dari awal
penciptaannya.
Tidak
mungkin ada hubungan kekerabatan yang terjalin antara dua spesies; manusia dan
kera.
Meski
begitu, keanekaragaman hayati bisa saja terbentuk karena hasil adaptasi
terhadap lingkungannya. Perbedaan antar ras manusia mungkin terjadi sebagai bentuk
adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Seperti perbedaan warna kulit, postur
tubuh, dan hal lainnya bisa terbentuk dari adaptasi tersebut.
Selanjutnya,
mengenai teori yang dipaparkan Harun Yahya. Harun Yahya menjelaskan bahwa
setiap makhluk hidup telah didesain sedemikian rupa oleh Sang Desainer, yaitu
Sang Pencipta.
Setiap
jenis makhluk yang telah diciptakan tidak bisa berubah, tidak berkerabat satu
sama lain, dan diturunkan dari leluhur yang sama.
Jelas
menyanggah teori Darwin mengenai seleksi alam yang dapat menimbulkan suatu
spesies baru.
Manusia
hanya berasal dari satu keturunan yaitu Adam dan Hawa. Bukan berasal dari kera.
Dan makhluk-makhluk mirip kera lainnya. Hal ini ditunjukkan melalui perbedaan
struktur tulang dan otot dari berbagai temuan yang dijelaskan Harun Yahya.
Meskipun
teorinya bersifat kreasionis.
Harun Yahya memandang bahwa
Darwinisme sebagai teorisme. Hal ini terlihat dari beberapa tulisannya yang
berusaha mematahkan teori-teori Darwin melalui fakta-fakta penciptaan yang ditulis
dalam bukunya.
Teori Darwin menurutnya memberikan
pemikiran materialistis terhadap alam semesta. Juga berusaha memberikan suatu
pandangan bahwa alam ini tidak hanya bersifat materiil tetapi juga memiliki
sisi spiritual yang harus diilhami oleh setiap umat beragama.
Persamaan yang saya dapatkan dari
kedua konsep tersebut adalah seleksi alam bisa saja menimbulkan suatu
keanekaragaman hayati.
Selain itu, perbedaan ras yang
terjadi di antara manusia adalah bentuk adaptasi manusia terhadap lingkungannya.
Perbedaan yang terlihat, jelas
konsep Harun Yahya menentang konsep Darwin.
Harun Yahya memberikan suatu
perspektif kreatif bahwa makhluk hidup diciptakan dengan desainnya
masing-masing oleh Sang Pencipta. Setiap manusia diberikan kelebihan dan kekurangan
adalah konsep manusia yang disampaikan oleh Harun Yahya.
Namun konsep Darwin menjelaskan
bahwa antara manusia dan kera memiliki hubungan kekerabatan. Secara tidak
langsung konsep Darwin menunjukkan bahwa tidak ada batas yang jelas antara
manusia dan makhluk hidup lainnya.
Hal inilah yang ditentang oleh Harun
Yahya. Manusia memiliki martabat yang lebih baik daripada hewan. Memiliki suatu
kelebihan yang jelas membedakan antara manusia dan hewan, yaitu Akal
dan Kesadaran
Logika menimbang baik dan Buruk.
Pada akhirnya, semua jawaban dari
pertanyaan manusia kembali kepada-Nya, Sang Desainer, Sang Pencipta yang Maha
Tahu.
Asal-usul manusia yang disampaikan
oleh kedua tokoh tersebut kembali kepada pembacanya menjadi seperti apakah
manusia selanjutnya…!!!
Apakah manusia menjadi sama saja
seperti hewan ?, ataukah
harus menjalani hakikatnya sebagai manusia yang utuh.
Asal Usul Manusia menurut ajaran Islam
Firman
Alloh swt :
"Kitab (Al Qur’an) in tidak ada
keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang
beriman kepada yang ghaib....."
(QS. Al Baqarah (2) : 2-3)
Dengan
memperhatikan ayat tersebut maka kita seharusnya tidak perlu berkecil hati
menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran keterangan mengenai asal usul
manusia.
Hal ini
dikarenakan mereka tidak memiliki unsur utama yang dijelaskan dalam Al Qur’an
yaitu Iman kepada yang Ghaib. Ini sebenarnya tampak pula dalam
pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh mereka dalam menguraikan masalah
tersebut yaitu selalu diawali dengan kata kemungkinan, diperkirakan,
dsb.
Jadi
sebenarnya para ilmuwanpun ragu-ragu dengan apa yang mereka nyatakan.
Di dalam
Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering
kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah
sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup.
Hal ini
ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan
sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As
Sajdah (32) : 7)
"Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al
Hijr (15) : 26)
Disamping
itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu
dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 .
Di dalam
sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
"Sesunguhnya manusia itu
berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah". (HR. Bukhari)
Pada
dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam
keadaan berpasang-pasangan.
Demikian
halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan
kawan hidup (isteri).
Hal ini
dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya :
"Maha Suci Tuhan yang telah
menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh
bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS.
Yaasiin (36) : 36)
Adapun
proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An
Nisaa’ ayat 1 yaitu :
"Hai sekalian manusia,
bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan
dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS.
An Nisaa’ (4) : 1)
Di dalam
salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :
"Maka sesungguhnya perempuan
itu diciptakan dari tulang rusuk Adam" (HR. Bukhari-Muslim)
Apabila
kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan
manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk
menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam
bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan
meneruskan generasinya.
Kejadian
manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa Dalam proses ini
disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau
secara medis.
Di dalam
Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci
melalui firman-Nya :
"Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami
jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling
Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).
Kemudian
dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
"Telah bersabda Rasulullah SAW
dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu
dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama
empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan
segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong
daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya
(untuk menuliskan / menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal
(umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan
ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi bahan penelitian
bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ jasad
manusia.
Selanjutnya
yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan "saripati berasal dari tanah"
sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan
yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui
proses metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon
(sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah
pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim.
Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti
dijelaskan dalam ayat diatas).
Para
ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara bertahap pada
tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan
Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum. Ini sangat
mengagumkan bagi salah seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr.
Keith Moore, beliau mengatakan :
"Saya
takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan pada abad
ke-7 M itu".
Selain
itu beliau juga mengatakan, "Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak
mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui
perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang
terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin
jantan).
Kesemuanya
itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan eksperimennya pada abad
ke-18, demikian pula ide tentang perkembangan yang dihasilkan dari perencanaan
genetik dari kromosom zygote belum ditemukan sampai akhir abad ke-19.
Tetapi
jauh sebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah Dia (Allah)
menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah) menentukan
sifat-sifat dan nasibnya."
Sebagai
bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama
embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu :
“dinding
abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic
(kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput
yang menutup/membungkus anak dalam rahim)”.
Hal ini
ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an
:
"...Dia menjadikan kamu dalam
perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut,
kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam
rahim)..."
(QS. Az Zumar (39) : 6).
“Agama
Masa Depan adalah Agama Kosmik (berkenaan dengan Alam Semesta atau Jagad Raya).
Melampaui Tuhan sebagai suatu pribadi serta menghindari Dogma dan Teologi (ilmu
ketuhanan). Meliputi yang Alamiah maupun yang Spiritual, Agama yang seharusnya
berdasarkan pada Pengertian yang timbul dari Pengalaman akan segala sesuatu
yang Alamiah dan Perkembangan Rohani, berupa kesatuan yang penuh arti. Buddhism
sesuai dengan Pemaparan ini. Jika ada agama yang sejalan dengan kebutuhan Ilmu
Pengetahuan Modern, maka itu adalah Ajaran Buddha.” (Albert Einstein)
“Namo Tassa
Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa“
Sang Buddha yang berhubungan dengan awal mula terjadinya
alam semesta ini, yaitu Agganna-sutta, yang merupakan Sutta ke-27 dari Digha
Nikaya. Sutta /
khotbah Sang Buddha tersebut dalam bentuk alur proses, sebagai berikut ini :
“Vasetha, terdapat suatu saat, cepat atau lambat, setelah
suatu masa yang lama sekali, ketika dunia ini hancur ( kiamat ). Dan ketika hal ini terjadi, umumnya makhluk-makhluk
terlahir kembali di Abhassara ( alam cahaya, surga ke-12 dalam kosmologi
Buddhis ); disana mereka hidup dari ciptaan batin ( mano maya ), diliputi kegiuran
batin, memiliki tubuh yang bercahaya, melayang-layang di angkasa, hidup dalam
kemegahan.
Mereka hidup demikian dalam masa yang lama sekali.
“ Pada waktu itu ( bumi kita ini ) semuanya terdiri dari
air, gelap gulita. Tidak ada matahari atau bulan yang nampak, tidak ada
bintang-bintang maupun konstelasi-konstelasi yang kelihatan, siang maupun malam
belum ada, laki-laki maupun wanita belum ada. Makhluk-makhluk hanya dikenal
sebagai makhluk-makhluk saja. “
Khotbah Sang Buddha tersebut ternyata senada dengan
pendapat para ilmuwan modern, bahwa pada awal-mulanya, permukaan bumi ini
tertutup oleh air.
Merujuk pada khotbah tersebut, Sang Buddha tidak
menyatakan bahwa matahari dan bintang-bintang belum ada atau tercipta setelah
bumi.
Yang dinyatakan Sang Buddha adalah, bahwa matahari dan
bintang-bintang belumlah nampak, atau dengan kata lain ada sesuatu yang lain
yang menghalangi penampakan mereka.
Bisa diartikan, yang menghalangi terlihatnya cahaya
matahari dan bintang-bintang adalah karena makhluk-makhluk yang ada waktu itu
semuanya adalah makhluk cahaya, yang memancarkan sinar kemilau yang megah, yang
karenanya menutupi sinar matahari, bulan dan bintang. Makhluk hidup yang ada
pertama kali adalah “aseksual”, tidak berjenis kelamin, tidak ada laki-laki,
tidak ada perempuan. Hal ini senada dengan temuan para ilmuwan modern.
“ Vasetha, cepat atau lambat setelah masa yang lama
sekali bagi makhluk-makhluk tersebut, tanah dengan sarinya muncul keluar dari
dalam air. Sama seperti bentuk-bentuk buih ( busa ) di permukaan nasi susu masak yang mendingin,
demikianlah munculnya tanah itu.
Tanah itu memiliki warna, bau dan rasa. Sama seperti
dadih susu atau mentega murni, demikianlah warna tanah itu; sama seperti madu
tawon murni, demikianlah manis tanah itu. “
“ Kemudian Vasetha,
diantara makhluk-makhluk yang memiliki sifat serakah ( lolojatiko ) berkata : “O
apakah ini ? “, dan mencicipi sari tanah itu dengan jarinya. Dengan
mencicipinya, maka ia diliputi oleh sari itu, nafsu keinginan masuk dalam
dirinya.
Makhluk-makhluk lainnya mengikuti contoh perbuatannya,
mencicipi sari tanah itu, dengan jari-jari…makhluk-makhluk itu mulai makan sari
tanah, memecahkan gumpalan-gumpalan sari tanah tersebut dengan tangan mereka.”
“ Dan dengan melakukan hal ini, cahaya tubuh
makhluk-makhluk itu lenyap. Dengan lenyapnya cahaya tubuh mereka, maka
matahari, bulan, bintang-bintang dan konstelasi-konstelasi nampak… siang dan
malam terjadi.”
“ Demikianlah Vasetha,
sejauh itu bumi terbentuk kembali. Vasetha,
selanjutnya makhluk-makhluk itu menikmati sari tanah, memakannya, hidup
dengannya, dan berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali.”
“ Berdasarkan atas takaran yang mereka makan itu, maka
tubuh mereka menjadi padat, dan terwujudlah berbagai macam bentuk tubuh.
Sebagian makhluk memiliki bentuk tubuh yang indah dan sebagian makhluk memiliki
bentuk tubuh yang buruk.”
“ Dan karena keadaan ini, maka mereka yang memiliki
bentuk tubuh yang indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh yang
buruk…maka sari tanah itupun lenyap…ketika sari tanah lenyap…muncullah tumbuhan
dari tanah ( bhumipappatiko ).
Cara tumbuhnya seperti cendawan…mereka menikmati,
mendapatkan makanan, hidup dengan tumbuhan yang muncul dari tanah tersebut, dan
hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali…( seperti diatas )…”
Sementara mereka bangga akan keindahan diri mereka,
mereka menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan yang muncul dari tanah itupun
lenyap.
“ Selanjutnya tumbuhan menjalar ( badalata ) muncul…warnanya seperti dadih susu atau mentega
murni, manisnya seperti madu tawon murni. Mereka menikmati, mendapatkan makanan
dan hidup dengan tumbuhan menjalar itu…maka tubuh mereka menjadi lebih padat;
dan perbedaan tubuh mereka nampak lebih jelas, sebagian nampak indah dan
sebagian nampak buruk.
Dan karena keadaan ini, maka mereka yang memiliki bentuk
tubuh indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh buruk…
Sementara mereka bangga akan keindahan tubuh mereka
sehingga menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan menjalar itupun lenyap. “
“ Kemudian Vasetha, ketika tumbuhan menjalar
lenyap…muncullah tumbuhan padi ( Sali ) yang masak di alam terbuka, tanpa dedak
dan sekam, harum, dengan bulir-bulir yang bersih. Pada sore hari, mereka
mengumpulkan dan membawanya untuk makan pada waktu malam, pada keesokan paginya
padi itu telah tumbuh dan masak kembali. Bila pada pagi hari mereka
mengumpulkan dan membawanya untuk makan siang, maka pada sore hari padi
tersebut telah tumbuh dan masak kembali, demikian terus menerus padi itu
muncul.
Vasetha, selanjutnya makhluk-makhluk itu menikmati padi (
masak ) dari alam terbuka, mendapatkan makanan itu dan hidup dengan tumbuhan
padi tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali.”
“ Berdasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan
itu, maka tubuh mereka tumbuh lebih padat, dan perbedaan bentuk tubuh mereka
nampak lebih jelas. Bagi wanita nampak jelas kewanitaannya ( itthilinga ) dan bagi laki-laki
nampak jelas kelaki-lakiannya (
purisalinga ).”
“ Kemudian wanita sangat memperhatikan tentang keadaan
laki-laki, dan laki-lakipun sangat memperhatikan keadaan wanita. Karena mereka
saling memperhatikan keadaan diri satu sama lain terlalu banyak, maka timbullah
nafsu indria yang membakar tubuh mereka. Dan sebagai akibat adanya nafsu indria
tersebut, mereka melakukan hubungan kelamin.
Vasetha, ketika makhluk-makhluk lain melihat mereka
melakukan hubungan kelamin…dst…dst… “.
Menurut Sang Buddha, alam semesta ini tidak berawal ;
tidak ada awal yang benar-benar awal, karena daur-hidup semesta ini, dari
awal-mula terjadi hingga kiamat, dan mulai dari awal evolusi lagi, telah
berlangsung sangat lama, tidak hanya sekali saja.
Keberadaan dan berlangsungnya alam-semesta itu ditunjang
oleh hukum alam semata. Hukum alam itu sendiri, sesungguhnya bersifat relatif,
hanya berlaku di alam fenomena, dan muncul “secara khayal” / “delusif” dari
dalam tathagatagarbha ( “rahim Tathagata” ).
Sang Buddha juga mengajarkan bahwa ada banyak planet lain
yang juga dihuni makhluk hidup, jauh sebelum tata-surya kita terbentuk. Mungkin
inilah yang saat ini oleh ilmuwan dan masyarakat modern dikenal dengan “alien”.
Tidak mengherankan bila makhluk luar angkasa ini
mempunyai teknologi dan peradaban yang jutaan tahun lebih maju daripada
manusia, karena ternyata menurut Sang Buddha sendiri, sebelum tata-surya kita
terbentuk, diluar sana telah ada tata-surya yang juga telah dihuni oleh
makhluk-makhluk hidup.
Menurut kepercayaan Hindu, manusia pertama adalah
Swayambu Manu.
Nama ini bukan nama seseorang, melainkan nama spesies.
Swayambu Manu secara harfiah
berarti “makhluk berpikir “.
Bhagavad-gita 4.1
Kepribadian
Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krsna, bersabda; Aku telah mengajarkan ilmu
pengetahuan yoga ini yang tidak dapat dimusnahkan kepada dewa matahari ,
vivasvan, kemudian vivasvan mengajarkan ilmu pengetahuan ini kepada Manu, ayah
manusia, kemudian Manu mengajarkan ilmu pengetahuan itu kepada iksvaku.
Bhagavad-gita 10.6
Tujuh
resi yang mulia, dan sebelum mereka empat resi lainnya serta para Manu [leluhur
manusia], berasal dari-Ku. Mereka dilahirkan dari pikiran-Ku, dan semua makhluk
hidup yang menghuni berbagai planet adalah keturunan dari mereka.
Kata “Man” dalam Bahasa Inggris
berasal dari kata Manu.
Kata “Manusia” berarti keturunan Manu.
Kata Nabi Nuh dan Noah juga berasal
dari kata Manu.
Kalau tentang “banjir besar” itu
berhubungan dengan Vaivasvata Manu dan jelas bahwa Manu ini adalah yang ke-7,
jadi sebelumnya telah ada Manu-Manu yang lain.
Jadi sampai saat ini kita berada pada
generasi Vaivasvata Manu, atau manu yang ke 7. Jadi di dunia
ini menurut Hindu sudah tercipta 7 jenis manusia pertama yang pada akhirnya
melakukan perkawinan silang dan menghasilkan banyak ras-ras manusia yang
berbeda.
Sebagaimana disebutkan dalam Bhagavata Purana 3.13.14 -16
bahwasanya di dalam 1 Kalpa, akan tercipta 14 generasi manusia (Manu).
Masing-masing dari ke-14 manu tersebut adalah:
Swayambhu Manu
Swarochisha Manu
Auttami Manu
Támasa Manu
Raivata Manu
Chakshusha Manu
Vaivasvata Manu
Savarni Manu
Daksa Savarni Manu
Brahma Savarni Manu
Dharma Savarni Manu
Rudra Savarni Manu
Raucya / Deva Savarni Manu
Bhauta / Indra Savarni Manu
Demikianlah manusia pertama menurut Hindu.
TEKS
AL-KITAB
Kejadian
1:26-31, 2:1-20
AYAT
KUNCI
Kejadian
1:26
Dalam
pelajaran pertama, kita telah mempelajari bahwa Tuhan adalah Pencipta segala
sesuatu - alam ini dan segala yang ada di dalamnya. Ia menciptakan semua
makhluk hidup seperti burung, ikan dan binatang danmemberi kemampuan kepada
mereka untuk berkembang biak menurutketetapan-Nya yaitu "berkembang biak
menurut jenisnya masing-masing."Tidak ada binatang yang dapat berganti
jenis menjadi jenis binatangyang lain. Ketetapan ini masih berlaku hingga hari
ini. Setiap makhlukhidup melahirkan keturunan atau anak menurut jenisnya.
Tuhan
adalah Pencipta Manusia
Keberadaan
manusia di atas bumi ini bukanlah muncul dengan sendirinya atau hasil proses
evolusi dari binatang. Dengan tegas Alkitab mengatakan bahwa Tuhan sendirilah
yang menciptakannya.
"Berfirmanlah
Tuhan: "Baiklah Kita menjadikan manusia ... maka Allah menciptakan manusia
itu ...." Kejadian 1:26, 27
"Yesus
berkata,"Sebab pada awal dunia, Tuhan menjadikan mereka laki-laki dan
perempuan." Markus 10:6
Bagaimana
Tuhan Menciptakan Manusia?
Alkitab melaporkan bahwa manusia
diciptakan Tuhan pada hari ke enam dari seluruh rangkaian penciptaan yang ada.
Manusia itu diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
"Maka Tuhan menciptakan manusia
itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Tuhan diciptakan-Nya dia; ... itulah
hari keenam." Kejadian 1:26-31
Apa artinya manusia diciptakan
menurut gambar dan rupa Allah?
Diciptakan
menurut gambar dan rupa Allah berarti adanya unsur- unsur tertentu yang Allah
ciptakan di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia itu menjadi makhuk
mulia melebihi ciptaan Allah lainnya.
Unsur-unsur
tertentu tersebut adalah pikiran, spiritualitas dan lain-lain yang menyebabkan
manusia bisa berpikir, memiliki hikmat, mengasihi, bersekutu dengan Tuhan dan
lain-lain.
Namun
demikian, walaupun manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, perlu
diingat bahwa terdapat perbedaan kualitas antara ciptaan dan Penciptanya.
Bagaimanakah manusia pertama itu
diciptakan?
Ia
diciptakan dari tanah, lalu Allah menghembuskan nafas-Nya ke dalam hidung.
Kejadian
2:7 menyatakan:
"Kemudian Tuhan Allah mengambil
sedikit tanah, membentuknya menjadi seorang manusia, lalu menghembuskan nafas
yang memberikan hidup ke dalam lobang hidungnya" (BIS).
Manusia
pertama yang diciptakan-Nya itu bernama Adam. Setelah menciptakan Adam, Tuhan
memandang tidak baik jika Adam sendirian, maka diciptakan-Nya-lah seorang
penolong yang sepadan dengan Adam.
Bagaimana penolong Adam itu
diciptakan?
Ketika Tuhan membuat Adam tidur
nyenyak. Tuhan mengambil salah satu dari rusuk Adam, kemudian menutup tempat
itu dengan daging. Dari rusuk Adam itulah dibangun Allah seorang perempuan. Ia
bernama Hawa.
Kejadian 2:18-22; 3:20.
Demikianlah
kisah Tuhan menciptakan manusia.
Pada
umumnya terdapat tiga teori pembagian natur manusia dalam teologis, yaitu trikotomi,
dikotomi dan monokotomi.
Trikotomi
Trikotomi
adalah pandangan yang percaya bahwa natur manusia terdiri dari tiga bagian,
yaitu tubuh, jiwa dan roh.
Menurut
teori ini ketika Allah menciptakan manusia, Allah memberikan tiga unsur utama
di dalam diri manusia yaitu tubuh, jiwa dan roh.
Tubuh adalah
unsur
lahiriah manusia yang dapat dilihat yang melaluinya manusia dapat melihat,
mendengar, menyentuh dan sebagainya.
Jiwa adalah
unsur
batiniah manusia yang tidak dapat dilihat. Jiwa manusia terdiri dari tiga unsur
utama yaitu pikiran, emosi (perasaaan) dan kehendak. Dengan pikirannya, manusia
dapat berpikir, Dengan perasaannya manusia dapat mengasihi dan dengan
kehendaknya, manusia dapat memilih.
Roh adalah
unsur
yang paling dalam dari manusia yang memungkinkannya untuk bersekutu dengan
Tuhan.
Kebanyakan
para penganut teori ini mendasarkan pandangannya pada perkataan Paulus dalam I
Tesalonika 5:23 dan penulis Ibrani dalam Ibrani 4:12 yang secara jelas
menyebutkan tiga unsur tersebut yang berbunyi demikian:
"Semoga
Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya, dan semoga roh, jiwa dan
tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus,
Tuhan kita." I Tes. 5:23
"Sebab
firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua
manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan
sumsum,; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." Ibr.
4:12
Dikotomi
Dikotomi
adalah pandangan yang percaya bahwa natur manusia terdiri dari dua bagian saja,
yaitu tubuh dan roh (jiwa termasuk di dalamnya). Kebanyakan para penganut teori
ini mendasarkan pandangannya pada argumentasi berikut ini:
Ketika
Allah menciptakan manusia, Allah menghembuskan ke dalam manusia hanya satu
prinsip saja, yaitu jiwa/napas yang hidup. Kej. 2:7
Para
penganut dikotomi memandang istilah jiwa dan roh di dalam Alkitab bukan sebagai
dua substansi yang berbeda, tetapi merupakan istilah yang sering dipakai secara
bergantian/bisa dipertukarkan oleh penulis Alkitab, misalnya dalam Mat. 6:25;
10:28 (Manusia disebut dengan istilah tubuh dan jiwa) dan Pkh. 12:7; I Kor.
5:3,5 (manusia disebut dengan istilah tubuh dan roh). Contoh lainnya adalah
Kej. 41:8; Maz. 42:6; Mat. 20:28; 27:50; Yoh. 12:27; Ibr. 12;23; Why. 6:9.
Penyebutan
jiwa dan roh secara bersamaan seperti dalam I Tesalonika 5:23 dan Ibrani 4:12,
tidak harus ditafsirkan sebagai adanya dua substansi yang berbeda.
Sebab
jika ditafsirkan demikian, maka manusia tidak hanya dibagi dalam tiga substansi
saja, melainkan lebih, misalnya dalam Mat. 22:37 menyebutkan secara bersamaan
hati, jiwa dan akal budi (pikiran).
Pada
umumnya kesadaran manusia hanya menunjukkan adanya dua bagian dalam diri
manusia, yaitu unsur yang badaniah/ jasad (yang dapat dilihat) dan unsur
rohaniah (yang tidak dapat dilihat).
Monokotomi
Monokotomi
adalah pandangan yang percaya bahwa manusia merupakan pribadi yang utuh yang
tidak dipisah-pisahkan.
Manusia
tidak akan bisa ada/hidup tanpa tubuh atau jiwa/rohnya. Tubuh tidak akan bisa
hidup tanpa jiwa/roh, demikian juga sebaliknya. Menurut teori ini, istilah
Alkitab "jiwa" dan "roh" hanyalah ekspresi lain dari
pribadi/hidup manusia itu sendiri.
Kita
telah mempelajari bahwa Adam diciptakan oleh Allah. Lalu bagaimana kondisi Adam
pada waktu diciptakan?
Alkitab
menyatakan bahwa ketika Allah menciptakan Adam, ia dalam kondisi yang sangat
baik.
Kejadian
1:31
mengatakan:
"Maka
Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu SUNGGUH AMAT BAIK."
Jadi,
kondisi Adam pada waktu itu adalah dalam keadaan sempurna dan suci atau tanpa
dosa.
Mengapa
Tuhan menciptakan manusia?
Ia
menciptakan manusia untuk kemuliaan-Nya.
Tuhan ingin
manusia yang dibentuk menurut gambar dan rupa-Nya dapat bersekutu dengan-Nya
dan memuliakan-Nya.
Alkitab
menyatakan: "...yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku...." Yesaya 43:7
ANASIR
/ UNSUR (API, ANGIN, AIR, TANAH) YG ADA PADA DIRI MANUSIA
Diri kita terdiri dari sesuatu yg kelihatan (jasad) atau dalam istilah komputer
disebut perangkat keras atau Hardware, dan sesuatu yg tidak kelihatan
(Software/perangkat lunak).
Jasad
manusia memiliki (mengandung) 4 anasir atau 4 unsur yaitu :
Api
Udara
Air
Tanah
Yang
kemudian diikat oleh Proses Energi Biologis hukum tarik menarik molekul dan zat
zat dalam reaksi kimia dalam ilmu pengetahuan modern yg sebenarnya itu adalah
Energi Roh Sang Maha Pencipta.
QS. Al
Baqarah (2):24.
Maka
jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat
membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan
batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
Dari
ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jasad manusia mengandung unsur api,
karena isi neraka adalah serba panas (serba api) yg bahan bakarnya dari batu
dan orang kafir.
Selain
itu setiap makanan yang kita makan jika prosesnya dimasak dulu tentu pasti
menggunakan api.
Contohnya
memasak sayuran, nasi dll tentu menggunakan api. Dengan demikian makanan yang
kita makan tsb mengandung anasir api.
Anasir/unsur
api tidak dapat berdiri sendiri, dia untuk bisa hidup perlu anasir lain yaitu
anasir angin/udara (oksigen).
Dan dalam
pergeserannya dalam aliran vena pembuluh darah kita anasir api menimbulkan suhu
tubuh agar tetap normal dan mampu bertahan hidup.
QS.Shaad
(38):71-72
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku
akan menciptakan manusia dari tanah".
“Maka
apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya Roh Ku; maka
hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya."
Sebagian
ayat diatas terdapat kalimat ".............dan Kutiupkan kepadanya roh
(ciptaan)Ku.............."
Dari ayat diatas terdapat sebuah kata yg perlu digaris bawahi, yaitu kata "tiup" .
Tiup biasanya ada hubungannya dengan angin atau udara.
Selain
itu sesuatu yang hidup (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan) tentu membutuhkan
udara (mungkin Oksigen atau CO2).
Kita juga membutuhkan udara (oksigen) untuk bernafas.
Ini
berarti tubuh kita juga mengandung anasir angin/udara.
QS.Al
Furqaan (25):54.
Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu
(punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.
Yang
dimaksud air tersebut adalah air mani dan mengandung unsur air.
Selain
itu badan kita juga mengandung 60% air, darah mengandung 90% air, makanan kita
juga mengandung air.
Itu semua artinya bahwa jasad kita mengandung anasir air atau unsur air.
Dan air
merupakan penunjang kehidupan Utama dalam Planet Bumi.
Unsur Tanah.
QS.Shaad
(38):71-72
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku
akan menciptakan manusia dari tanah".
“Maka
apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya Roh Ku; maka
hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya."
Selain
itu makanan yang kita makan sebetulnya adalah berasal dari tanah (saripati
tanah)
Dengan demikian berarti bahwa badan/jasad kita mengandung tanah.
Analogi
Sepeda
motor untuk bisa dinyalakan harus ada prasarat 4 anasir:
Anasir
air = bahan bakar ( zat cair )
Anasir api = busi + kelistrikannya
Anasir udara/angin = karburator sbg pengubah zat zair ke uap
Anasir tanah = Body motor.
Keempat
anasir ini disatukan dalam gerak mekanis yg berulang ulang dan menjadi hidup
mesinnya dan terjadi vibrasi atau getaran dan inilah yg disebut berdzikir atau
bertasbih.
Pohon/tumbuh-tumbuhan untuk bisa
hidup juga harus ada prasarat 4 anasir:
Anasir air
Anasir api = sinar/panas matahari/untuk foto sintesa
Anasir udara/angin = O2 dan CO2
Anasir tanah.
Keempat
anasir ini disatukan oleh Hidup Hayati sehingga tumbuh dan berkembang serta
berbuah.
Telah
kita ketahui bersama bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan dibumi dan
segala sesuatu yang ada diantaranya bertasbih kepada Allah SWT.
Dalil Alqur’an bahwa benda mati dan
benda hidup bertasbih:
QS. Al Israa (17) : 44
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah.
Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu
sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun
lagi Maha Pengampun.
Dari
ayat diatas dijelaskan bahwa benda hidup dan benda mati bertasbih kepada Allah
SWT.
QS.Saba/34:10
Dan sesungguhnya
telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): "Hai
gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama
Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya,
Dalil
hadist bahwa benda mati juga bertasbih:
‘Abdullah
bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sungguh dahulu kami mendengar makanan
bertasbih dalam keadaan sedang dimakan.” [HR.Bukhari:3579]
Abu Dzar
radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Sesungguhnya
aku menyaksikan Rasulullah SAW dalam sebuah halaqoh; ditangannya ada batu
kerikil, lalu batu kerikil itu bertasbih di telapak tangannya.
Bersama
kami ada Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman dan ‘Ali radhiyallahu ‘anhuma, maka
orang-orang yang berada dalam halaqoh semua mendengar tasbihnya.
Kemudian
(batu itu) diberikan kepada Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu; lalu batu tersebut
bertasbih ditelapak tangannya , semua yang berada di halaqoh mendengar
tasbihnya.
Kemudian
diberikan kembali kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertasbih
lagi ditangannya.
Kemudian
diberikan kepada ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, lalu bertasbih ditelapak tangannya,
semua yang berada di halaqoh mendengar tasbihnya. Kemudian diberikan kepada
‘Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, lalu bertasbih ditangannya. Kemudian
diberikan kepada kami, tetapi batu tersebut tidak bertasbih ketika berada di
tangan salah seorang dari kami”. [HR.ath Thabrani]
Dalil Secara Ilmu Fisika :
Kita
tahu bahwa setiap benda itu kalau dipecah-pecah menjadi bagian yang lebih kecil
disebut MOLEKUL dan molekul ini masih dpt dilihat.
Molekul
jika dipecah pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi disebut ATOM.
Atom terdiri dari INTI ATOM dan
ELEKTRON.
Inti
atom dibagi lagi menjadi dua bagian : PROTON dan NETRON,
Proton bermuatan positif (+), netron mempunyai muatan netral dan elektron
bermuatan negatif (-).
Elektron
ternyata hidup dan berputar (thawaf) mengelilingi inti atom dengan kecepatan
300.000.000 meter/detik sama dengan kecepatan cahaya nampak.
Dari
teori diatas dapat diambil kesimpulan:
Bahwa
pada hakekatnya tidak ada benda mati (meja kursi dll) karena apa?
Karena
elektron selalu berputar/bergerak (thawaf) dengan kecepatan 300.000.000
meter/detik mengelilingi inti atom.
Siapa yang menggerakkan elektron
tersebut?
Apa
karena adanya gaya tarik menarik antara proton dan elektron? Mungkin ya.
Lantas siapa yg memerintahkan
terjadinya gaya tarik menarik tsb?
Dalam
ibadah haji kita juga mengenal adanya thawaf (berputar mengelilingi Ka'bah).
Ini
identik dengan thawafnya elektron mengelilingi inti atom.
Dan juga identik dengan planet-planet (bumi, bulan, dll) di galaksi bimasakti
yg berputar/bergerak (thawaf) mengelilingi matahari.
Yah, mungkin ini adalah salah satu tasbihnya ciptakan Allah SWT.
Lantas bagaimana dengan api, angin,
air dan tanah?
Tentu
benda tsb juga bertasbih, dan untuk melakukan tasbih tentu mempunyai roh (daya
hidup).
Malaikat juga bertasbih, karena jika malaikat tsb berhenti bertasbih maka dia
akan mati.
Ini
artinya roh (daya hidup) malaikat tsb ada pada tasbih dan bentuk pengulangan
terhadap sifat dan af’al.
“Segala sesuatu jika berhenti
bertasbih kpd Allah SWT maka sesuatu itu akan lebur, musnah, lenyap, hilang
keberadaannya (eksistensinya).”
Dengan
demikian berdasarkan dalil-dalil diatas dapat berkesimpulan bahwa api,
angin, air dan tanah pun juga mempunyai roh, karena kempatnya juga
selalu bertasbih.
Dalam
Al'Qur'an nafsu diistilahkan dengan "jiwa".
Ada
nafsu/jiwa yg jahat dan ada juga nafsu/jiwa yg baik.
Hawa
murni berasal dari Sari ( Roh Suci )
Nafsu
berasal dari Pati yg terbangkitkan hidupnya oleh Hawa Murni Sari Roh Suci.
Hawa murni menghidupkan Napsu Material yang
berasal dari empat anasir tsb sehingga dalam istilah selanjutnya digabung
menjadi satu yaitu “HAWA NAFSU”.
Hawa
adalah Hasrat Kebutuhan sedangkan nafsu adalah Hasrat mewujudkan Kebutuhan
melalui perbuatan.
Hawa bisa juga adalah radiasi yang ditimbulkan oleh nafsu.
Misalkan
kita ingin makan, keinginan untuk makan itu disebut hawa.
Jadi hawa itu masih dalam batas angan ( keinginan ) atau hasrat dan gairah
Kemudian jika angan tersebut ditindaklanjuti sehingga kita makan, maka
perbuatan makan tersebut disebut nafsu.
Jadi
sebetulnya yang perlu di kendalikan itu adalah hawanya atau keinginannya.
Jika hawa terkendali otomatis nafsu juga
akan terkendali.
Oleh
sebab itulah kenapa istri nabi Adam AS diberi nama Siti Hawa. Karena memang berawal dari keinginan/hasrat nabi Adam
AS yang saat itu merasa kesepian.
Nafsu
atau jiwa juga mempunyai jasad tapi jasad halus, dan didalam jasad halus itu
juga ada rohnya.
Roh dari
nafsu/jiwa berbeda dengan roh manusia, Roh manusia turun/ada pada janin bayi
ketika janin bayi berumur antara 3 sampai 4 bulan dalam kandungan ibu.
Sedangkan
nafsu/jiwa saat itu sudah ada lebih dahulu.
Makanya
janin bayi sudah hidup dan berkembang (ada denyutan) karena memang disitu sudah
ada rohnya, yaitu rohnya dari 4 nafsu/jiwa tadi.
KAPAN NAFSU-NAFSU (JIWA-JIWA) ITU
MULAI ADA?
Nafsu/Jiwa
sudah ada bersama sperma, dan bisa hidup lama jika bertemu dengan pasangannya
yaitu sel telur (terjadi pembuahan) dan menempel di rahim untuk berkembang.
Sperma
hidup dan bisa berlari dengan kecepatan tertentu mencari sel telur untuk
menyatu (membuahi) dan hidup di dalam rahim.
Sperma hidup dan bisa berlari karena mengandung jasad-jasad halus (mengandung
nafsu-nafsu/jiwa-jiwa) dimana jasad-jasad halus tersebut mempunyai roh.
Nafsu/jiwa
hidup menyatu dengan jasad manusia, dan berkembang serta bertingkah laku
mengikuti perkembangan jasad manusia, dari janin bayi dlm perut ibu, lahir menjadi
bayi, menjadi anak-anak, remaja, pemuda/dewasa, dan akhirnya tua dan juga nafsu
tersebut akhirnya juga mati (sempurna kembali ke asalnya).
1. NAFSU AMARAH
Nafsu amarah
disebut juga EGO adalah nafsu yang paling rendah, paling buruk dan paling jahat
tingkatannya dibandingkan dengan nafsu-nafsu yang lainnya.
Bahkan ada yang mengatakan nafsu/ego ini lebih kejam dari pada 70 sifat syetan.
Firman
Allah Ta’ala :
Surat 12
(YUSUF) Ayat 53
............Karena Sesungguhnya
nafsu amarah itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi
rahmat oleh Tuhanku........
Nafsu
amarah secara bawaan lahir menempati lapisan pembungkus terluar sebagai
pembungkus hati nurani dan cahaya nafsu ini berwarna merah.
Karena menempati lapisan terluar maka nafsu ini biasanya lebih cepat responnya
kalau ada apa-apa dibanding dengan jenis nafsu yang lainnya.
Nafsu
amarah berasal dari unsur saripati api, sama dengan jin yg juga diciptakan dari
unsur api.
Disini
ada kesamaan unsur antara pembuatan manusia dengan pembuatan jin yaitu sama
sama mengandung unsur api.
Karena
berasal dari unsur api tentu nafsu ini juga akan membawa/mewarisi sifat-sifat
dari api itu sendiri.
Sifat-sifat dari api antara lain
adalah:
Api bersifat panas => Pada diri manusia nafsu ini
selalu akan membangkitkan rasa panas/emosi/pingin marah-marah
melulu/temperament, mudah tersinggung, ingin beranten, suka bikin jengkel orang
lain dan suka jengkel kepada orang lain, suka memecah belah persatuan,
memfitnah, mengadu domba, dalam skala negara ingin perang/menjajah/menguasai
negara lain, dan lain sebagainya.
Api berwarna merah => Pada saat diri manusia
dikuasai oleh nafsu ini biasanya raut mukanya berwarna merah, telinga juga
merah, jantung berdetak kencang (nafsu amarah ini memang ada hubungannya dengan
jantung manusia).
Api selalu mengambil posisi berdiri
tegak keatas menantang,
tidak ada api menyala kearah bawah atau kesamping. Jika nyala api diarahkan
kesamping atau kebawah tentu ujung api tersebut tetap akan berusaha pada posisi
berdiri => Jika manusia sedang dikuasai oleh nafsu api amarah ini maka pada
diri manusia tersebut akan mempunyai sifat sombong, tidak mau menerima
kebenaran seperti sifat Iblis, selalu berprasangka buruk terhadap orang lain,
merasa paling benar sendiri, paling suci sendiri.
Padahal
sombong adalah pakaian Allah SWT bukan pakaian manusia atau makhluk.
Namun
demikian bukan berarti kita sebagai manusia tidak membutuhkan nafsu amarah.
Sebagai manusia kita tetap harus punya amarah, tetapi amarah yang dibolehkan
menurut ajaran Islam.
Ambisi
untuk maju itu nafsu amarah, ambisi untuk bisa naik jabatan dalam pekerjaannya
itu juga nafsu amarah, ambisi untuk selalu menang dalam suatu persaingan dalam
bidang apapun itu juga salah satu sifat nafsu amarah, dll.
Kalau manusia
tidak punya nafsu amarah maka berarti dia bukan manusia, mungkin malaikat.
Jadi
intinya nafsu amarah itu harus tetap ada pada diri manusia, Cuma kitanya saja
yg harus pandai-pandai mengendalikan hawa amarah yg ditimbulkan oleh nafsu
amarah itu.
Firman
Allah Ta’ala dalam AlQur’an :
Surat 75
(Al Qiyaamah) Ayat 2:
“Dan tidak! Aku bersumpah dengan
nafsu lauwamah (jiwa yang amat menyesali dirinya sendiri)”
Dalam
terjemah umum :
Bila ia
berbuat kebaikan ia juga menyesal kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi
kalau ia berbuat kejahatan.
Jadi
nafsu lawwamah itu nafsu yang selalu menyesali perbuatannya, baik perbuatan
terpuji maupun perbuatan tercela, artinya bahwa nafsu ini diri yang tidak
mempunyai pendirian.
Sifat
seperti ini dimiliki oleh anasir angin dan memang nafsu ini tercipta dari
anasir angin.
Coba
kita perhatikan tingkah laku angin. Angin bergerak tidak tentu arahnya (tidak
punya pendirian), terkadang ke arah utara, selatan, timur, barat, keatas dll.
Bergeraknya angin biasanya tergantung oleh musim atau tekanan angin.
Jika
manusia lebih dominant nafsu lawwamahnya maka orang tersebut cenderung
mempunyai sifat tidak punya pendirian, selalu terbawa arus, plinplan, terbawa
oleh mode trend saat itu.
Selain itu nafsu ini juga mempunyai sifat sama dengan sifat binatang, yaitu
nafsu birahi/sex dan nafsu makan yg terkadang berlebihan.
Meskipun
demikian nafsu ini tetap saja ada sisi baiknya, tinggal bagaimana kitanya saja.
Nafsu
lawwamah secara bawaan lahir menempati lapisan pembungkus kedua dari luar
setelah nafsu amarah sebagai pembungkus hati nurani dan Cahaya nafsu ini
berwarna kuning.
Nafsu
mulhimah berasal dari anasir air. Karena berasal dari saripati air maka nafsu
ini mewarisi sifat-sifat dari air.
Sifat-sifat dari air antara lain adalah:
Air
selalu mencari posisi tempat yang paling rendah.
Jika lebih dominant nafsu mulhimah ini maka manusia tsb akan mempunyai sifat
rendah hati terhadap sesamanya dan selalu merasa rendah diri dihadapan
Tuhannya.
Air selalu mengambil bentuk dari wadah yang ditempatinya.
Artinya
: manusia tsb pandai menempatkan diri, pandai membawa diri terhadap lingkungan
sekitarnya atau bisa menyesuaikan diri kepada siapa yang sedang dihadapinya,
dll.
Selain
itu nafsu ini juga mempunyai sifat empati, gampang iba dan belas kasihan
terhadap sesama, suka menolong, dll.
Nafsu mulhimah secara bawaan lahir menempati lapisan pembungkus ketiga dari
luar setelah nafsu lawwamah sebagai pembungkus hati nurani dan cahaya nafsu ini
berwarna putih.
Firman Allah
Ta’ala dalam AlQur’an :
Surat 89
(Al Fajr) ayat 27
Yg artinya :
“Hai jiwa yang tenang”
Nafsu
mutmainah berasal dari saripati tanah. Karena berasal dari saripati tanah maka
nafsu ini mewarisi sifat-sifat dari tanah.
Sifat-sifat dari tanah/bumi antara
lain adalah:
Tanah/bumi sering
disakiti tapi malah selalu memberi manfaat. Lihatlah tanah/bumi, di
injak-injak, dicangkuli, diambil isi perutnya (diambil hasil tambangnya),
digunduli rambutnya (ditebangi pohon-pohonnya), dirubah bentuknya (diratakan
gunung-gunungnya) dsb. Namun tanah tetap sabar, oleh karena itu orang yg sudah
mencapai tingkatan sifat tanah/bumi atau nafsu mutmainah ini biasanya mempunyai
sifat yang sabar, rela menanggung beban orang lain dan lain-lain.
Sifat
lain dari nafsu ini adalah selalu ingin beribadah terus sehingga terkadang yang
lainnya terlupakan.
Nafsu
mutmainah secara bawaan lahir menempati lapisan pembungkus keempat dari luar
setelah nafsu mulhimah sebagai pembungkus hati nurani dan cahaya nafsu ini
berwarna hitam.
ALAM SIFAT-SIFAT MANUSIA
BAB II
PERAN KEHIDUPAN MANUSIA
REINKARNASI
DAN HUKUM SEBAB AKIBAT
MENGAKTIFKAN
KEMBALI PERCIKAN SANG HIDUP DALAM DIRI
LANGKAH
AKTIFASI PENYATUAN SAUDARA EMPAT KELIMA PUSAT
PELEBURAN
MANUSIA DENGAN SEMESTA
BAB III
KEMBALINYA MANUSIA KEPADA FITROH
TAUHID
MUTLAK
KIAMAT
ADALAH KEBANGKITAN SANG RUH AL QUDS DLM DIRI
SEMBAHYANG
MURNI BERKESINAMBUNGAN
PEMBIASAN
KEMULIAANNYA
TOTALITAS
PENYERAHAN DIRI DALAM KARYA MULIA SBG JIWA AGUNG
BAB IV
BELAJAR TAHANUT, WUKUF DAN MEDITASI
KERAGAMAN
METODE DALAM SATU TUJUAN
NANG
NING NUNG GONG
MAYAPADA
ADALAH SIMBOL FILOSOFI MELIHAT SANG MAHA HIDUP
OLAH
NAFAS UTK MENGAKTIFKAN PRANA SANG MAHA HIDUP
BAB V
METODE MEDITASI
TANTRAYANA
DAN MUDRA
PANDANGAN
FILOSOFI JAWA TERHADAP AJARAN ISLAM
PELEBURAN
BAHASA JIWA MENUJU KEILMIAHAN,
SBG
PRODUK KESADARAN MURNI
KUNDALINI
DAN POHON SIDRAH
PENYATUAN
10 MALAIKAT DALAM DIRI
PENYUCIAN
10 BHUTA DALAM DIRI
PENYATUAN
2O AKSARA DALAM TINDAKAN REALITAS
SIFAT 20
VERSI JAWA
================
NGA TA
BA GA MA = TIDAK ADA KEMATIAN
NYA YA
JA DA PA = TIDAK ADA KESAKTIAN
LA WA SA
TA DA = TIDAK ADA PEPERANGAN
KA RA CA
NA HA = TIDAK ADA UTUSAN.
Arti
caraka walik:
Nga ~ Ngracut busananing manungso
~
Melepaskan Egoisme Pribadi, Manusia.
Tha ~ Tukul saka niat
~
Sesuatu Harus Dimulai, Tumbuh Dari Niatan.
Ba ~ Bayu sejati kang andalani
~
Menyelaraskan Diri Pada Gerak Alam.
Ga ~ Guru sejati sing muruki
~
Belajar Pada Guru Nurani
Ma ~ Madep mantep manembah mring Ilahi
~
Yakin,Mantap Dalam Menyembah Ilahi
Nya ~ Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki
~
Memahami Kodrat Kehidupan
Ya ~ Yakin marang samubarang tumindak
kang dumadi
~ Yakin
Atas Titah / Kodrat Illahi
Ja ~ Jumbuhing kawula lan Gusti
~ Selalu
Berusaha Menyatu, Memahami Kehendak Nya
Dha ~ Dhuwur wekasane endek tumindak kang
dumadi
~ Yakin
Atas Titah / Kodrat Illahi
Ja ~ Jumbuhing kawula lan Gusti
~ Selalu
Berusaha Menyatu, Memahami Kehendak Nya
Dha ~ Dhuwur wekasane endek wiwitane
~ Untuk
Bisa Diatas Tentu Dimulai Dari Dasar
Pa ~ Papan kang tanpa kiblat
~
Hakekat Allah Yang Ada Disegala Arah
La ~ Lir handaya paseban jati
~
Mengalirkan Hidup Semata Pada Tuntunan Illahi
Wa ~ Wujud hana tan kena kinira
~ Ilmu
Manusia Hanya Terbatas Namun Implikasinya Bisa Tanpa
batas
Sa ~ Sifat ingsun handulu sifatullah
~ Membentuk Kasih Sayang Seperti
Kasih Tuhan
Ta ~ Tatas, tutus, titis, titi lanwibawa
~
Mendasar, Totalitas, Satu Visi,
Ketelitian Dalam Memandang Hidup
Da ~ Dumadining dzat kang tanpa
winangenan
~
Menerima Hidup Apa Adanya
Ka ~ Karsaningsun memayuhayuning bawana
~ Hasrat
Diarahkan Untuk Kesejahteraan Alam
Ra ~ Rasaingsun handulusih
~ Rasa
Cinta Sejati Muncul Dari Cinta Kasih Nurani
Ca ~ Cipta wening, cipta mandulu, cipta
dadi
~ Satu
Arah Dan Tujuan Pada Yang Maha Tunggal
Na ~ Nur candra, gaib candra, warsitaning
Candara
~
Pengharapan Manusia Hanya Selalu Ke Sinar Illahi
Ha ~ Hana hurip wening suci
~ Adanya
Hidup Adalah Kehendak Dari Yang Maha Suci
Caraka
walik, atau caraka sungsang memang biasa digunakan untuk menangkal atau
membalikkan suatu malapetaka dsb.
Arti
secara harfiah, dari Kawruh Pepak Boso Jowo disitu di tulis makna harfiah
aksara jawa
Hanacaraka = ada ucapan, ada kata-kata, ada utusan
Datasawala
= saling perselisihan = dualistik
Padajayanya
= adanya adu kekuatan yg sama jaya
nya (sama kuatnya)
Magabathanga
= terjadilah bangkai/mati
(Jawa=bathang) nah jika di balik maka yg terjadi adalah kebalikannya
Tidak Ada Ucapan
Tidak Adanya Perselisihan
Tidak Ada Adu Kekuatan
Tidak Adanya Tumpah Darah Yg Akibatkan
Kematian.
Dan
dalam hal pelaksanaan sifat 20 ini tentunya kita sebagai manusia yg berpikir
sangat mencermati keadaan dan situasi tentang kehidupan kita dan mengaturnya
dengan berbagai tatanan keilmuan yg bermanfaat baik bagi diri kita pribadi, keluarga,
beserta lingkungan kehidupan kita agar selaras damai dan bahagia.
Sifat 20
dalam konteks keselamatan perlu dicermati dengan ilmu pengetahuan yg humanis
dan tepat pada porsinya sehingga melahirkan pola pola pikir yg menyebabkan
timbulnya Kesadaran tentang Management ( Sistem Penataan dan Pengaturan ).
Dan
dapat diidentikkan dengan bahasa terkini sifat 20 adalah managemen thd konteks
konteks bidang kehidupan.
CARAKA
WALIK ATAU SUNGSANG VERSI ISLAM
....
PRILAKU
( AF'AL ) KITA DALAM MENJALANKAN SIFAT 20 SECARA SEGMENTASI SETIAP AKTIFITAS
HARIAN ADALAH BERJALAN MUNDUR ATAU TERBALIK
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
HAYYAN :
Keadaan yg Hidup
Segala Hal yg Hidup berupa Kehidupan Mutlak adanya
dimana Kehidupan ini harus kita perhatikan dengan seksama sehingga Hidup
mengetahui darimana asal usul kehidupan kita, dan peran kita dalam hidup
serta bagaimana hidup kita kembali secara murni atau fitroh.
...
|
|
|
|
|
ALIMAN
Keadaan yg diketahui/mengetahui
Cermatilah dan ketahuilah awaslah pada situasi dan
kondisi penglihaan kita tentang kehidupan dengan mengetahui segenap
penciptaan tentang kehidupan yg murni tanpa sekat dan modifikasi sesuai
dengan porsinya masing masing.
....
|
|
QODIRAAN :Keadaan yg Berkuasa
Yg berkuasa thd hal diatas
tsb adalah DIRI KITA sendiri bagaimana memutus sikap, berpikir dan
bertindak dalam KUASA KEPUTUSAN KITA case per case
Kekuasaannya meliputi
segala sesuatu dalam kondisi yg dapat dilihat kehidupan Nya yg meliputi
Langit dan Bumi.
|
|
MURIDAN : Keadaan yg berkehendak menentukan
Setiap manusia
kehidupannya ditentukan oleh NASIB dan Kehendak bebas. Sebagai penentu
adalah DIRI KITA mencermati bagaimana menggunakan KEHENDAK NASIB dan
KEHENDAK.BEBAS kita utk AWAS thd SIKON KEHIDUPAN.
|
|
WUJUD
Segala hal yg sudah diwujudkan oleh sikap kita cara
berpikir kita dgn tindakan dan perbuatan adalah REALITAS_NYATA
yaitu dgn KESADARAN TERTINGGI bahwa setiap
kasus dan hal dalam rangkaian kehidupan kita akan di setujui oleh SANG MAHA HAMPA dan itu adalah BENTUK
KEPASTIAN BERSIFAT MUTLAK
....
KAN SUDAH WUJUD
....!!!
|
|
KALAM : Yang berbicara
Yaitu dengan dialog
kemasan bahasa sebagai sarana komunikasi yg utama sbg bentuk peradaban yg
menentukan cara berpikir kita.
Kalamulloh merupakan
semua isi dari bima sakti yg Nyata yg memiliki ucapan dalam arti sebutan
utk menerangkan segala hal agar menjadi terang dan paham itulah cahaya.
|
|
Dan
seterusnya=======>>>
...
Sampai
dengan
Selesaikan setiap hal kasus dlm
hidup kita dgn sifat 20 pasti dijamin SUKSES dan.hal ini.sdh kulakukan berkali
kali sehingga HAQQULYAKIN adalah IMAN dari segenap.proses kehidupan saya
pribadi
....
Salam Rahayu Namo Budhaya
Salam af’al akmaliyah
Kenali
Pecahan Sifat 20
Mari
sama-sama kita pelajari ilmu tauhid sifat 20 yang dipegang oleh Imam Abu Hassan
al-Asya’ari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi (Ahli sunnah wal jamaah) agar kita
mempunyai asas mengenali Tuhan yang kita sembah dan taati.
Takrifan:
1. Sifat
Nafsiah – diri zat Allah swt, wujudNya tidak disebabkan oleh sesuatu sebab
2. Sifat
Salbiah – menafikan perkara-perkara yang tidak layak bagi Zat Allah swt atau
hujah-hujah sifat yang membesarkan kelebihan zat yang Maha Agung itu daripada
sekalian yang baharu
3. Sifat
Ma’ani – sifat yang berdiri pada zat Allah swt, yakni sifat khusus yang dimiliki
oleh Allah swt dan lazim melazimi pula ia dengan sifat ma’anawiyah
4. Sifat
Ma’anawiyah – zat yang disebabkan suatu sebab akan wujudnya, yakni kelakuan zat
atau fungsi zat yang mempunyai sifat ma’ani atau kelakuan sifat ma’ani yang
digerakkan oleh zatNya.
Takrifan:
ISTAGHNA
– Sifat KEKAYAAN Allah swt
IFTIQAR
- Sifat berhajat, berkehendak sekalian makhluk kepada Allah swt
Berjuang
dan bermujahadahlah kita agar hati kita dibuka pintu makrifat kepada Allah swt
dari segi Zat, Sifat, Afa'al dan Asma'-Nya. Sekurang-kurangnya makrifat
afa'alnya agar amal ibadat dan amal kebaikan yang kita lakukan tiada
"syirik khafi" (yang tersembunyi) yang kesannya ialah amalan itu
umpama debu-debu yang berterbangan yang mana tidak bernilai sedikit pun di sisi
Allah swt. Fakir dan berhajatnya kita dengan Allah swt dan Maha Kaya dan
Hebatnya Allah
swt......Astaghfirullahalazim.....laahaulawalaquwwataillabillah.....(sumber
Artikel)
BAB VI
APLIKASI TINDAKAN MELIHAT SANG MAHA
HIDUP
MENUJU
DERAJAT MANUSIA SEJATI
TAUBAT BENTUK
PENGOSONGAN JIWA
IKHLAS
ADALAH PELEPASAN MENUJU FREKWENSI KOSONG
IKHSAN
ADALAH MINDSET KESADARAN
PENYATUAN
KALEPASAN DAN KAWISESAN
SABAR
WUJUD KESADARAN TERTINGGI